40. Heart To Heart (available in KK)

1.1K 140 110
                                    


Pesta ulangtahun di tepi kolam itu tinggal sisa. Hanya beberapa orang yang masih bertahan karena terlalu mabuk untuk pulang menyetir sendiri. Sementara sang pemilik pesta seolah masih belum habis energinya berdansa mesra di sudut bersama seorang kenalannya, sesekali bercumbu. Merasa frustasi karena seseorang yang paling ia tunggu-tunggu nyatanya sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya sedikitpun. Padahal ia sudah berusaha menyiapkan segalanya sedemikian rupa, tapi sepertinya itu tak cukup berarti untuk menarik kehadirannya.

Jadi sepanjang pesta tadi, gadis itu terus-terusan murung kalau saja teman-teman yang lain tidak kompak menghiburnya.

Saat ia sudah semakin limbung karena alkohol, meski buram, Maria masih bisa melihat pria yang ia nanti itu akhirnya masuk melalui pintu belakang rumahnya kemudian berjalan menghampirinya dengan langkah lebar-lebar, membuat wajah Maria berseri-seri secara otomatis.

"Clark. Ayo masuk. Kau sudah terlalu mabuk." Ucapnya seraya merentangkan tangan.

"Hei kau... kemana saja?" Maria menyambut uluran tangannya, bertepatan dengan sepatu tingginya tergelincir. "Aku menunggumu sejak tadi, tahuu .."

"Maaf... Tapi aku memang tidak berjanji bisa datang."

"Jangan cepat-cepat jalannya. Kepalaku pusing." Rajuknya. Tapi Lionel tetap berjalan dengan irama yang sama, tangannya tak lepas menuntun Maria. "Jawab dulu kau darimana? Jalan bersama teman-teman priamu atau perempuan yang baru kau kenal?"

"Aku di rumah saja sepanjang hari.. Kepalaku masih sakit karena Mom tiba-tiba membangunkanku agar datang ke pestamu meski terlambat."

Maria mendengus kesal. Terang-terangan kecewa tiap kali Lionel melakukan suatu hal untuknya karena Young Ae yang menyuruhnya. Bukan murni keinginan pria itu sendiri.

"Sekarang masuk dan istirahatlah. Jangan lupa minum obat pengarmu sebelum tidur.." Lionel membukakan pintu kamar Maria, dan mendorong gadis itu masuk. "Atau mau kubuatkan sesuatu yang hangat?"

Maria menggeleng. "Kau di sini saja, jangan pulang." Ia langsung menarik tangan Lionel masuk, kemudian menutup pintu cepat dengan punggungnya. "Temani aku di sini. Lagi pula ini masih ulangtahunku, kan? Kau tidak bawa kado apa-apa?"

"I am sorry. Ada hal lain yang harus aku lakukan malam ini."

"Kemana? Bolehkah aku ikut."

"Besok. Aku janji kita bertemu besok saat kau sudah berada dalam kesadaran penuh. Oke?" Lionel menarik bahu Maria yang menghalangi pintu agar dia minggir, namun perempuan itu justru memeluknya.

"Demi seluruh usahaku seumur hidupku, tolong lihat aku, Juno. Tolong lihat aku sebentar saja."

Tidak mengerti dengan ucapannya, Lionel melepas pelukan Maria, lalu mundur selangkah agar bisa melihat wajah wanita itu yang kian memerah. "Aku melihatmu. Hampir setiap hari. Lalu apa masalahnya?"

"Masalahnya adalah, kau yang brengsek. Kau homo brengsek!" Maria tiba-tiba berang, menyisir rambutnya ke belakang, sambil tertawa pilu. "Kau bilang sering melihatku tapi kau bahkan tidak pernah tahu kalau satu tahun belakangan usahaku menjadi semakin keras. Aku rela memakai style kampungan cewek itu, boots, gaun pendek, crop top! dan yang terakhir, aku mencari tahu parfumnya karena kutahu kau sangat suka dengan itu! Tapi kau tetap dingin padaku, kau sama sekali tidak pernah melihatku, tidak pernah. Aku sakit karena merasa semua usahaku ternyata sia-sia!! Usaha ibumu memisahkan kalian. Usahaku memasukkan ekstasi ke dalam tasnya. Usahaku menyewa pembunuh bayaran untuk mencelakainya. Kau pikir berbuat kejam seperti itu tidak menguras energiku?! Aku lelah, aku benci sekali padamu, dan aku ingin menyerah sekarang!"

Captain CasanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang