Padahal sebelum masuk ke dalam ruangan ini, Benji sudah berjanji dan meneguhkan dirinya agar tidak menangis. Tangisnya sudah ia habiskan semalam sehingga ia yakin kesedihannya saat ini sudah usai. Namun ketika pandangannya menyapu sosok wanita yang tengah berbaring dengan napas ringan yang teratur, air mata itu jatuh berduyun-duyun tanpa bisa ia cegah.
Pelan Benji mendekat, berdiri di samping ranjang dan berkomentar ringan. "Hhh... Darui-pemalas." Desahnya. Senyumnya berubah getir. Setidaknya yang masih sangat ia syukuri, monitor detak jantung itu masih menunjukkan kurva bergerak naik dan turun. "Nande mo nai desu.. Kau masih kelelahan Lily? Tidak apa-apa. Tidurlah sepuasmu. Saya akan tetap menunggumu di sini."
Benji meraih tangan Ily, menggenggamnya. Kepalanya kemudian menoleh pada kalender di atas meja. "Sudah satu minggu." Ia beralih pada Ily lagi. "Maksud saya, umur Sky. Kau tahu... berat badannya sudah bertambah 500 gram sejak ia lahir. Itu sangat mengesankan. Dia suka begadang. Sepertiku. Dua jam sekali minum susu, dan menangis dengan kencang. Maaf kalau saya belum pandai memandikannya. Saya janji akan sering berlatih. Tenang saja, ada okasaan yang selalu membantu. Saya tidak tahu lagi bagaimana menjalani semua ini tanpa ibu. Terlebih... tanpamu."
Benji beralih menatap dinding. Wajahnya sudah memerah. Bahunya terkunci menahan getar tangis. Rona gelap di bawah matanya cukup menjelaskan betapa lelahnya ia. Bukan karena mengurus Sky melelahkan. Lebih tepatnya ia sendiri sulit jatuh terlelap karena berpikir sekaligus mencari cara, apa yang kira-kira membuat Ily kembali bangun. Secercah jawaban yang berkali-kali ia tolak, tahu-tahu ingin ia eksekusi sekarang.
Kata hatinya menolak untuk melakukannya. Namun logikanya mendesak, jika ini yang terbaik yang bisa ia lakukan, ia akan lakukan.
"Saya sudah mendapatkan nomor teleponnya." Benji berkata pelan. "Sebenarnya... Apakah ada yang ingin kau katakan padanya? Maksudku soal Sky... Apakah kau ingin memberitahu jika kau telah melahirkan putrinya?" tenggorokan Benji seketika tercekat. Ia tak mampu meneruskan. Sebelah hatinya tidak menginginkan hal ini terjadi, namun ia juga tidak memiliki cara lainnya. Mungkin saja ini yang Ily inginkan. Ia tidak akan pernah tahu jika ia belum mencoba.
"Lily... Saya sudah tidak peduli lagi apakah rahasia kita terbongkar ataukah pernikahan kita berakhir setelah ini." Benji sesak napas. "Saya cuma ingin membantumu. Mungkin-bukan mungkin lagi. Pasti. Pasti kau ingin memberitahunya soal ini."
Tidak butuh waktu lama untuk Benji mendapatkan nomor telepon pria itu. Teman-temannya di maskapai dengan mudah membantunya. Yang membutuhkan waktu lama adalah ketika ia dihadapkan pada risiko besar yang mungkin akan kembali merubah hidupnya.
Tidak mungkin pria dengan sejuta tekad itu akan tinggal diam mengetahui Ily melahirkan putrinya dengan kenyataan lain Ily bersama Benji kini.
Tentu pria itu akan memberontak. Tentu pria itu akan merebut Ily kembali.
Dan Benji belum menghendaki hal itu. Dia masih ingin bersama Ily, dia masih ingin menahan Ily selama wanita itu menginginkan pernikahan ini tetap berjalan.
Akan tetapi, jika ini langkah terakhir terbaik yang bisa ia coba, Benji akan mengusahakannya. Meski harus dengan membunuh dirinya sendiri.
Dalam satu gerakan cepat, dipanggilnya sederet nomor itu. . Satu kali, dua kali, tiga kali deringnya terdengar, Benji menahan napasnya. Mungkin pria itu sedang sibuk. Ia sungguh ingin mengakhirinya sekarang juga. Bukan karena ia tidak mau menunggu dan yakin pria itu tidak akan mengangkat teleponnya, namun terlebih Benji tidak ingin mendengar suara pria itu dan menjelaskan semuanya. Memang egois. Dia sama sekali belum merelakan jika pria itu mengetahui dan datang merampas kebahagiaannya. Sampai kapan pun, Benji hanya ingin menahan Ily. Sepanjang ia bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain Casanova
Romansa(21+ | FF MinGo) Lionel Juno seorang kapten pesawat yang casanova, dipertemukan kembali dengan Iliana Jung, seorang junior co-pilot-nya yang banting setir menjadi seorang selebgram, dalam romantisnya malam Maldives. Seiring terkuaknya cara kerja tak...