Frankfurt, Germany
Pameran seni bertajuk, Fareastern - Klasik dari Timur yang diadakan di Frankfurter Kunstverein terlihat mulai dipadati pengunjung. Cuaca dingin tak menghentikan antusiasme masyarakat menyambut pameran yang diusung oleh beberapa galeri pilihan di kawasan Asia yang cukup banyak melahirkan banyak seniman baru itu.
Di salah satu lorong, Benji terlihat menemani beberapa orang tour melihat-lihat karya seni milik timnya sambil sesekali menjelaskan setiap arti dan filosofinya. Ada model tembikar era tahun 80an, berbagai macam aliran lukisan Jepang seperti ukiyo-e, dan nihonga sampai manga klasik. Dan yang paling menyenangkan, pengunjung bisa belajar teknik melipat origami dan melukis tinta kaligrafi di salah satu sudut ruang yang disediakan.
"Sejauh yang saya nilai dari karya seni anda, anda lebih banyak membuat tembikar, porselen dan beberapa lukisan ukiyo-e tentang alam. Namun ini..." Dagoberto, salah satu tamu penting dalam rombongan itu menunjuk lukisan yang menggurat sosok perempuan cantik.
"Kau terlihat seperti keluar dari zona nyamanmu. Ini indah, seolah berjiwa dan hidup. Tapi... kenapa aku tidak menemukannya dimanapun di katalog?" Dagoberto yang bingung, membuka-buka buku katalog di tangannya, berusaha mencarinya sekali lagi meski ia cukup yakin lukisan model ini tidak ada di sana.
Benji tersenyum dengan pipi bersemu merah, mengusap tengkuknya dengan canggung. Hatsune Miku, kurator muda sekaligus teman terdekatnya yang cukup paham tentang hal itu, kontan menyelamatkannya. Miku menyentuh lengan pria botak itu sambil berbisik pelan. "Das geht leider nicht, Bruder. Yokohama-san hanya melukis istrinya. Mungkin dia akan terlihat seperti menjualnya kalau lukisan itu betulan ada di daftar katalog." Miku tertawa renyah.
Dagoberto terkejut. "Oh, astaga. Aku minta maaf sebelumnya. Istrimu pasti telah menjadi muse dan inspirasi-mu dalam melukis selama ini."
"Saya sering melukisnya namun baru kali ini lukisannya masuk pameran. Dia yang memohon sendiri pada kuratornya biar wajahnya ikut terpampang di sini." Benji menunjuk Miku.
Wanita tinggi semampai dengan tatapan hangat dan bersahaja itu tertawa ringan. "Dia memang seorang model. Sayang sekali kalian hanya bisa mengagumi tanpa memilikinya. Mungkin Yokohama-san mau mempertimbangkannya suatu hari nanti. Siapa tahu." Candanya.
"Maaf." Benji masih tersipu. "Saya tidak akan melepasnya semahal apapun kalian menawarnya..."
Rombongan kembali melanjutkan berjalan mengamati karya seni milik galeri lain dan kesempatan itu diambil Benji untuk sejenak menepi dari keramaian, mengeluarkan ponselnya di salah satu sudut sepi untuk menelepon Ily.
Dia merasa sangat bersalah karena sejak beberapa hari lalu tak memberi kabar sama sekali karena kesibukannya menyiapkan pameran sekaligus perbedaan waktu yang cukup jauh di antara mereka.
Kalau di Kota Frankfurt menunjukkan pukul 3 sore, kira-kira di Seoul saat ini sudah pukul 11 malam. Besar kemungkinan Ily masih terjaga, atau bahkan sedang bersenang-senang dengan teman-temannya. Sepanjang yang Benji tahu, Ily tidak pernah tidur di bawah pukul 12 malam.
Tapi kemudian, napasnya terhembus berat saat mendapati ponsel Ily berada di luar jangkuan. Mungkin kali ini Benji harus merelakan waktu tidurnya agar bisa menyesuaikan waktu Ily terbangun esok pagi.
Saat dia kembali berjalan menelusuri lorong-lorong pameran itu sendirian, matanya tiba-tiba menangkap deretan karya pahat netsuke yang terlalu vulgar dan berani menunjukkan macam-macam gaya berhubungan seksual.
Tiap kali melihat karya seni hentai seperti ini, ia selalu teringat Ily. Perempuan itu selalu menguap dan mengeluh bosan tiap kali ia ajak berkunjung ke museum atau galeri. Namun ajaibnya, secara tiba-tiba ia menjadi sangat berenergi tiap kali menemukan karya yang sensual dan erotis seperti ini.
Benji lantas mengeluarkan ponsel untuk memotret dan merekamnya. Astaga, dia sebenarnya sangat malu melakukan ini, tapi ia sangat ingin tahu reaksi dan komentar Ily terhadap karya ini.
Hei... Lily-chan. Aku menemukannya di pameran. Bagaimana menurutmu?Lelaki itu mengetik cepat dan melampirkan foto beserta videonya. Kemudian mengetik percakapan baru di bawah.
Apakah kau sibuk? Bisakah aku meneleponmu besok pagi? Aku sangat merindukanmu...
Ketika hendak mengirim pesan itu, Benji tiba-tiba berpikir dan termenung sendiri. Rasanya ia tak perlu mengutarakan kata rindu seperti itu meski tengah malam nanti bisa dipastikan ia akan tetap terjaga sampai fajar bergantian menyingsing di langit Seoul demi mencoba menelepon Ily lagi.
Sesaat jemarinya menyentuh backspace sampai tulisan itu terhapus seluruhnya.
"Benji-kun!" Teriakan Miku terdengar dan tahu-tahu gadis itu sudah berada di sampingnya, dan mengamit lengannya. "Ayo temani aku menemani tamu. Kanasugi-sama dan rombongannnya sudah datang."
To be continued...
Buat yg penasaran kehidupan pernikahan Ily dan Benji... Dan gimana struggle-nya perjuangan Lionel buat dapetin Ily lagi, sila Baca lanjutannya bab 37-49 telah tersedia di karya karsa..
1. Download karyakarsa di playstore
2. Buat akunnya
3. Search hazelianataKamu bisa beli dengan harga satuan per bab.
4. Disarankan beli dengan menggunakan shopeepay atau gopay biar tidak kena biaya admin
Silakan beli buat yg ketinggalan baca, atau buat pembaca ongoing yg pengen mengulang kisah sendu mereka.
Yg berbayar adalah salah satu masterpiece yg mungkin aku ga akan bs bikin cerita seperti itu lagi. Aku bakal jamin alur ceritanya ga terduga dan sedihnya sampe ke tulang.
It's so worth it
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain Casanova
Romance(21+ | FF MinGo) Lionel Juno seorang kapten pesawat yang casanova, dipertemukan kembali dengan Iliana Jung, seorang junior co-pilot-nya yang banting setir menjadi seorang selebgram, dalam romantisnya malam Maldives. Seiring terkuaknya cara kerja tak...