3. Mampus lo!

17.2K 825 11
                                    

WARNING⚠️⚠️
TYPO BERTEBARAN!!

HAPPY READING ✨

Kali ini rasanya berbeda, dahulu orang-orang yang menginginkan menjadi temannya akan menjauh setelah ia melontarkan kata-kata yang kurang meng-enak-an untuk mereka dan mengusirnya dengan terang-terangan. Tetapi, sekarang ia tengah menghadapi gadis bawel, cerewet dan ajaib.

Orang ini adalah gadis yang membantunya tadi pagi, entah atas dasar apa tuhan menakdirkan ia sekelas dengan gadis itu bahkan sebangku. Ia tidak sadar pada awalnya, karena melamun saat akan duduk di kursinya.

Chelsea sudah menyuruh gadis itu untuk diam, tetapi gadis --yang memperkenalkan dirinya sebagai Vana-- itu terus saja mengoceh tanpa henti.

"Berisik." Chelsea memperingati sambil menatap tajam Vana.

Vana berdecak dan bertanya, "Yaudah iya gue diem, lo mau pesen apa?"

Tadi, Vana mengajak Chelsea ke kantin bersama tetapi Chelsea terus menolak dengan alasan sedang malas, tetapi Vana tidak menyerah sampai akhirnya Chelsea yang jengah mengikuti ajakannya. Mungkin jika aksi memukul tidak di larang, ia pasti sudah memukul Vana.

"Samain." Sahutnya tanpa mengalihkan pandangannya dari benda persegi yang sedang dimainkan.

"Dasar dingin banget sih." Gerutunya sambil menggeplak dengan sedikit keras tangan Chelsea hingga sang empunya langsung menoleh.

Vana gelagapan ditatap seperti itu oleh Chelsea, "Hehe sorry gu-gue beli ma-makanan d-dulu yaa bye." Ucapnya tergagap dan langsung pergi menuju salah satu stand makanan yang ada.

Tiba-tiba kantin menjadi ricuh oleh pekikkan siswi alay.

"Woii pasukan cogan sekolah dateng."

"Emang nasib cecan disuguhi pemandangan indah mulu tiap hari."

"Cecan apaan lo muka kek pantat panci aja bangga." Sahut teman yang berada di sampingnya.

"Bodo ah gue mau ngehalu dulu pacaran ama Geraldi siapa tau jadi beneran."

"Anjir geng PALUSKA damage nya gada obat, kecuali Farel."

Beberapa orang tertawa mendengar pekikan yang terakhir, bahkan orang yang di tertawakan pun ikut tergelak. Tenang saja, dia orangnya gak baperan.

Chelsea hanya mengedarkan padangan sekilas, lalu kembali memainkan handphone nya hingga Vana datang dengan satu nampan yang berisi dua mangkok mie ayam dan dua gelas minuman.

"Nih dimakan yaa Chelsea kuh sayang." Ucapnya lebay sambil menyodorkan makanan dan minuman untuk Chelsea.

"Thanks babu." Ucapnya menohok.

"Heh gue sakit hati nih." Vana dengan dramatis memegang dada sebelah kanannya dan menunjukkan ekspresi sedih yang dibuat-buat.

"Hati bukan disitu bego." Bukan Chelsea namanya jika tidak mengeluarkan kata-kata mautnya.

"Ih gue becanda doang ketawa kek bukan malah ngatain gue" Ucapnya sebal.

Sebenarnya keberaniannya sedikit goyah karena sikap Chelsea sedari tadi, tapi ia tidak akan menyerah, tekadnya.

I Love You, Cool GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang