WARNING⚠️⚠️
TYPO BERTEBARAN!!HAPPY READING ✨
Gerald mengernyit menatap ponsel Chelsea "itu kan kawasan komplek rumah Arthur, emang kenapa?"
"Gak, nanya aja." Chelsea kembali fokus pada makanannya.
"Masa nanya doang?" Tanya Gerald heran.
"Gak usah kepo."
"Gak mungkin tiba-tiba nanyain kenalan yang tinggal daerah situ. Pasti ada masalah itu, ayo cerita nanti gue bantuin." Bujuknya, ia sangat penasaran, setengah mati.
"Mau bel." Gadis itu berdiri dan mulai berjalan, berniat masuk ke kelas. Merasa diikuti, ia membalikkan badannya dan menatap datar Gerald, "Apa?"
"Hehe, nanti istirahat kedua ya ceritanya." Ia berharap dalam hati jika gadis di depannya ini mengatakan 'iya' namun...
"Gak bisa, waktu shalat." Oh iya saking penasarannya ia sampai lupa, pikirnya.
"Eh iya, yaudah pulang sekolah." Kedua alisnya naik turun.
"Gue pernah denger-"
"Denger apa?" Serobot Gerald.
"Lo gak pernah suka cewek." Ucapnya setelah sejenak memejamkan mata.
"Yaa males aja, cewek kan ribet." Ujarnya enteng.
"Ngaca." Cepat-cepat ia meninggalkan lelaki menyebalkan itu sebelum kesabarannya habis.
"Sabar gue mah sabar biar dapet banyak pahala, eh bonus deh dapet Chelsea." Gumam Gerald senyum-senyum sendiri.
***
"Lo langsung pulang?" Vana bertanya kepada Chelsea, tangannya sibuk memasukkan alat tulis ke dalam tas.
"Hm iya."
"Oh yaudah yuk bareng ke gerbangnya."
Tanpa menjawab ucapan Vana, Chelsea nyelonong begitu saja keluar kelas. Dengan segera Vana berlari kecil menyusul temannya itu.
"Chelsea kebangetan deh, masa orang cantik ditinggalin gitu aja."
"Ck kurangin kadar kepedean lo." Decak Chelsea, ia berjalan sambil melipat kedua tangannya di atas perut.
"Siapa juga yang kepedean, orang gue beneran cantik kok, buktinya Reza mau sama gue." Ia memelankan kalimat terakhirnya.
"Udah jadian?" Tanya Chelsea, telinganya masih sehat untuk dapat mendengar ucapan Vana yang pelan.
"Hah? Siapa?" Bukannya menjawab, gadis itu malah kembali bertanya dengan tampang cengo.
"Lo sama Reza."
"Hayo!!!"
"Allahumabariklana." Latah Vana saat tiba-tiba Reza datang dari belakang. Chelsea juga terkejut, tapi responnya hanya dengan tubuh yang tersentak kecil.
"Gibahin aku hm? By the way kamu pikirannya makan mulu, sampe dikagetin juga baca doa makan." Ucap Reza tertawa kecil sambil mengusak rambut Vana.
Chelsea memutar bola matanya melihat ada keuwuan tepat dihadapannya. Ekhem, ia juga manusia biasa yang bisa iri dengan hal-hal seperti itu, pikirnya.
"Aduh kasian banget dijadiin nyamuk." ledek Gerald yang baru saja tiba. Sebenarnya tadi Reza berjalan bersama dirinya dan yang lain, namun saat melihat Vana, ia berjalan mendahului.
"Hm." Dengan deheman saja Chelsea membalas ledekan Gerald itu.
"Eh gue duluan ya, bye." Reza pergi begitu saja dari hadapan mereka, tangan kirinya merangkul bahu milik Vana.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Cool Girl
Teen FictionWARNING MENGANDUNG KATA-KATA KASAR⚠️ Chelsea Anindita, gadis bersifat dingin dan selalu acuh pada orang-orang di sekitarnya. Tak pernah mau berurusan dengan yang namanya cinta karena menurutnya cinta itu tidak berguna, hanya membuat sakit dan patah...