WARNING⚠️⚠️
TYPO BERTEBARAN!!HAPPY READING
Senin, hari yang menyebalkan bagi para murid tak terkecuali Chelsea. Sangat malas baginya untuk mengikuti upacara. Tapi apa boleh buat, upacara ini dilakukan untuk menghargai dan mengenang jasa para pahlawan yang sudah berjuang pada jaman dahulu.
Seluruh murid menghembuskan nafas lega setelah usainya upacara. Banyak dari mereka yang segera berlarian menyerbu kantin, tetapi ada juga yang langsung masuk kelas masing-masing, seperti yang dilakukan oleh Chelsea. Memang setelah upacara para murid diberikan waktu istirahat selama sepuluh menit.
"Chelsea!" Panggil seseorang yang membuat Chelsea mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam kelas, ia berbalik dan mendapati lelaki yang lumayan dekat dengannya akhir-akhir ini.
"Nih buat lo." Ujar lelaki itu memberikan air mineral berkemasan botol plastik. Nafasnya terdengar tak beraturan, sepertinya ia baru berlarian.
"Thanks." Gadis itu menerimanya dengan senang hati. Sangat kebetulan, tenggorokannya terasa kering.
"Hm, kenapa gak ke kantin?"
"Males." Balas Chelsea sambil berjalan menuju tempat duduk yang ada di depan kelas diikuti Gerald, yap lelaki itu sepertinya berhasil meluluhkan Chelsea meskipun baru sedikit.
"Gue mau nanya nih." Gerald kembali membuka topik pembicaraan.
"Tanya aja."
"Kalo gue nembak lo gimana?" Lelaki itu menatap Chelsea dengan lekat.
"Gue mati." Jawab Chelsea santai.
"Ah lo mah gue nanya serius kayak gini malah bercanda." Ia memonyongkan bibirnya.
"Gue gak bercanda." Gadis itu mengendikan kedua bahunya.
"Serah lah." Ia berdiri, "Gue ke kelas." Pamitnya hendak pergi melangkah.
"Ulang."
"Hah?"
"Ulang pertanyaan lo." Gadis itu kesal, padahal Gerald sudah sering mengobrol dengannya tapi kenapa masih saja tidak mengerti perkataan singkatnya itu.
"Ck ribet amat, kalo gue nembak lo gimana?" Ujarnya malas.
"Duduk lagi." Pinta Chelsea yang langsung dituruti oleh Gerald. Meskipun terlihat sedikit malas, mood lelaki itu sepertinya berubah menjadi buruk.
"Gue gak tau Rald." Ucapnya setelah Gerald kembali duduk.
"Gak tau apanya?"
"Gue bingung sama perasaan gue."
Gerald sedikit tersenyum, apakah hati gadis itu sudah mulai goyah akibat kehadirannya?
"Bingung gimana?" Tanyanya memastikan.
"Gue gak ngerti sama apa yang gue rasain." Jawab Chelsea pelan.
"Jelasin ke gue gimana perasaan lo."
"Kejadian di uks, kayak gitu perasaan gue." Jelas Chelsea dengan singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Cool Girl
Novela JuvenilWARNING MENGANDUNG KATA-KATA KASAR⚠️ Chelsea Anindita, gadis bersifat dingin dan selalu acuh pada orang-orang di sekitarnya. Tak pernah mau berurusan dengan yang namanya cinta karena menurutnya cinta itu tidak berguna, hanya membuat sakit dan patah...