WARNING⚠️⚠️
TYPO BERTEBARAN!!HAPPY READING ✨
Mata indah yang tadinya terpejam itu kini telah terbuka sempurna setelah mendengar suara dari alarm yang menunjukkan pukul 04.30.
Sebagai seorang muslim, ia segera beranjak dari ranjangnya dan menjalankan kewajibannya.
Setelahnya, ia mulai mempersiapkan diri untuk pergi ke tempatnya menimba ilmu.
Mengikat rambutnya, memastikan dirinya sudah rapih dan tidak ada barang yang tertinggal, segera ia keluar dari kamarnya dan menuju dapur dengan niat membuat sarapan untuknya dan ibunya.
Memakan waktu hampir setengah jam, tangan yang sebelumnya berkutat dengan alat dapur itu kini bergerak untuk menyajikan nasi goreng yang terlihat lezat di atas meja makan.
Ia bergegas duduk dan makan, tidak menghiraukan suara langkah kaki mendekat yang ia yakini adalah ibunya.
"Sudah saya bilang tidak perlu repot-repot membuatkan sarapan untuk saya." Ucap Rani--ibunya.
"Hm kalau tidak mau ya sudah." Jawab Chelsea tanpa menatap lawan bicaranya itu, ia masih menikmati sarapannya.
"Saya menghargai usaha kamu." Ujar Rani dan mulai memakan nasi goreng buatan Chelsea.
Ini lah yang terjadi setiap pagi antara Chelsea dan Rani, keduanya sama-sama dingin jika sudah berhadapan.
"Saya berangkat." Ucap Chelsea dan meminta tangan sang ibu untuk ia cium dan seperti biasa, Rani dengan sedikit enggan memberikan tangannya.
"Oh iya..." Langkah Chelsea terhenti ketika ibunya berbicara, "Besok kita akan pindah saya sudah mengurus masalah kepindahan sekolah kamu."
'Again.' Batin Chelsea, gadis itu menghela nafas dan sedikit mengangguk.
"Tenang saja, kali ini terakhir kalinya pindah." Lanjut Rani.
"Hm." Hanya itu jawabannya. Kemudian ia melanjutkan langkahnya untuk berangkat ke sekolah.
***
Bel tanda telah usainya pelajaran hari ini sudah berbunyi beberapa menit yang lalu tapi Chelsea masih enggan untuk beranjak dari tempat duduknya.
Ia sengaja melakukan ini agar tidak perlu berdesak-desakan dengan murid lainnya yang berlomba-lomba menuju gerbang.
Setelah dirasa sepi, ia pun beranjak dari kursinya, keluar dari kelas dan bergegas menuju apartemen yang lumayan dekat. Jadi, setiap hari ia memutuskan untuk berjalan kaki.
Gadis cantik itu berjalan santai, sesekali mengedarkan pandangan, melihat aktivitas yang dilakukan orang lain. Ia tersenyum kecil melihat banyaknya manusia yang tengah bersosialisasi.
Chelsea sadar, ia tak akan bisa seperti orang kebanyakan. Rani yang selalu keras terhadapnya sedari kecil, membuat ia menutup diri dari orang-orang. Ia berpikir, jika ibunya sendiri berperilaku keras, bagaimana dengan orang lain?
Karena terlalu banyak melamun, Chelsea tak sadar ia sudah sampai di tempat kediamannya.
Rambut panjang yang tergerai itu ia ikat menjadi satu. Helaan nafas terdengar jelas dari mulutnya ketika sudah memasuki kamar. Ranjangnya sedikit berdecit ketika ia berbaring dengan kasar di atasnya.
"Gue selalu bertanya-tanya, kapan mama bisa berubah? Bahkan gue selalu minta sama tuhan, tapi gue gak tau kapan tuhan akan wujudin kemauan gue." Gumamnya lirih lalu satu detik kemudian setetes air jatuh dari matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Cool Girl
Novela JuvenilWARNING MENGANDUNG KATA-KATA KASAR⚠️ Chelsea Anindita, gadis bersifat dingin dan selalu acuh pada orang-orang di sekitarnya. Tak pernah mau berurusan dengan yang namanya cinta karena menurutnya cinta itu tidak berguna, hanya membuat sakit dan patah...