WARNING⚠️⚠️
TYPO BERTEBARAN!!HAPPY READING ✨
Sudah seminggu lama nya Chelsea berada di rumah sakit, dan seminggu itu pula ia selalu mendapatkan perlakuan lembut dan manis dari Gerald. Ya, lelaki itu tidak pernah absen sehari pun untuk menemani dirinya.
Tapi tetap saja gadis itu merasa sudah sangat bosan, ia ingin pulang, rindu nya terhadap sesuatu sudah tak bisa di tahan lagi, ibunya dan.... kasurnya. Tidak nyaman rasanya sudah berhari-hari ia tidur di ranjang rumah sakit, dan hidungnya selalu menghirup bau obat-obatan.
Maka dari itu kali ini ia sedang meminta, ah tidak lebih tepatnya memaksa agar bisa pulang ke rumahnya.
"Tunggu beberapa hari lagi Chel gak akan kerasa kok" bujuk Gerald lagi, gadis yang sedang berbaring di depannya ini terus meminta untuk pulang, sedangkan kondisinya mengharuskan gadis itu masih tetap di rawat.
"Gue udah bosen"
"Iya gue ngerti, tapi kan ini juga demi kesehatan lo"
"Mau pulang" ia benar-benar sudah tidak tahan berada di tempat ini.
"Nanti Chel astgfirullah"
"Gue mau nya sekarang" ucap Chelsea keras kepala.
"Tapi gue nya gak ngizinin"
"Lo siapa gue?" Ia memberi jeda sebentar "gak usah sok ngatur"
Jleb
Ucapan yang keluar dari mulut Chelsea membuat hatinya sakit.
"Gue sadar Chel disini gue bukan siapa-siapa lo, gue gak ada hubungan apapun sama lo" lelaki itu menunduk sebentar dan menghela nafas kemudian mendongak kembali menatap mata Chelsea "tapi... Apa yang gue lakuin selama ini kurang buat ngebuktiin kalo gue sayang sama lo?"
Gerald bertanya dengan lirih, tapi keadaan yang hening membuat perkataannya dapat di dengar sangat jelas oleh Chelsea, membuat gadis itu sadar perkataan nya tadi sudah keterlaluan, ia tidak ada maksud apa-apa, hanya saja rasa kesal, membuat dirinya susah mengendalikan emosi.
"Ger ehm" ia batuk dengan sengaja karena canggung "ma-"
"Gue makan dulu ya, agak laper" pamitnya memotong ucapan Chelsea.
"Gue min-"
"Sebentar doang kok gak lama, di kantin rumah sakit aja" lelaki itu tersenyum lebar seperti biasanya membuat Chelsea semakin merasa bersalah.
"Iya"
Chelsea hanya menatap punggung Gerald yang kini sudah hilang dari pandangannya.
"Ck gak bisa kontrol emosi apa Chel?" Ia bertanya kepada dirinya sendiri.
***
Gerald tengah duduk merenung di salah satu kursi yang ada di kantin, sebenarnya ia tidak lapar sama sekali, malah ia sudah makan sambil menemani Chelsea tadi.
Tunggu...
"Ah anjir! bego banget gue milih alesan, jelas-jelas gue makan depan dia tadi" kesalnya sembari mengusap wajah dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Cool Girl
Teen FictionWARNING MENGANDUNG KATA-KATA KASAR⚠️ Chelsea Anindita, gadis bersifat dingin dan selalu acuh pada orang-orang di sekitarnya. Tak pernah mau berurusan dengan yang namanya cinta karena menurutnya cinta itu tidak berguna, hanya membuat sakit dan patah...