WARNING⚠️⚠️
TYPO BERTEBARAN!!HAPPY READING ✨
"Apa saya bilang, kelakuan kamu tuh makin buruk."
Chelsea menoleh dan mendapati Rani yang berada di depan kamarnya sendiri. Seketika jantungnya berdetak kencang, ia merasa takut meski pun tidak melakukan kesalahan. Ia takut pertengkaran mereka kali ini akan memperburuk hubungan antara keduanya.
"Kemana aja kamu jam segini baru pulang?" Rani bertanya seraya berjalan ke arah Chelsea dan tangan terlipat di atas perut.
"Main." Chelsea memutar tubuhnya agar berhadapan dengan Rani.
"Main? Sendiri?" Rani agak ragu dengan jawaban Chelsea sehingga kembali bertanya.
"Sama temen, saya capek mau istirahat." Tetapi belum sepenuhnya membalikkan badan, ibunya itu kembali berbicara.
"Kamu pikir saya percaya?" Wanita paruh baya itu menaikkan sebelah alisnya.
"Maksudnya?"
"Saya bukan wanita yang mudah di bohongi, dan mendengar jawaban kamu tadi, saya tidak yakin kamu berkata jujur."
Chelsea memutar bola mata jengah, rasa takutnya tadi sudah hilang entah kemana. Perasaan kesal yang kini melingkupinya.
"Saya berkata jujur." Ucap Chelsea meyakinkan.
"Teman? Sejak kapan kamu punya teman?"
Mendengar nada meremehkan dari pertanyaan itu membuat emosi Chelsea sedikit terpancing, tapi ia berusaha tetap terlihat tenang.
"Anda tidak tau apa-apa."
"Sudahlah saya tau kamu bohong, paling kamu kelayapan gak jelas kan?"
"Anda tidak pernah mengurus saya, tau apa anda tentang sikap saya?" Tanya nya menatap bola mata berwarna hitam pekat milik sang ibu.
"Jika saya tidak mengurus kamu, kamu tidak mungkin bisa sampai sebesar ini."
Chelsea terkekeh kecil, kedua tangannya mengepal kuat, "Anda tidak ingat siapa yang mengurus saya sejak kecil? Asisten rumah tangga dan setelah saya masuk sekolah dasar, orang itu anda pecat dan selebihnya saya mengurus diri saya sendiri."
"Dengan teganya, anda membuat anak kecil mengurus diri sendiri. Saya berkeliaran sendiri untuk membeli makan, pakaian saya tidak bersih karena tidak bisa mencuci dengan benar. Saya merangkak untuk mengurus diri ketika sakit. Apakah anda yakin bahwa anda masih memiliki hati nurani?" Memori masa kecilnya masih tersimpan dengan jelas. Penderitaan yang ia lalui dulu membuat fisik dan mentalnya terluka parah.
"Tapi tanpa uang dari saya, kamu gak akan bisa bertahan hidup, ingat itu."
Air mata Chelsea turun ketika mendengar ucapan yang keluar dari mulut Rani. Dengan segera ia mengelap pipi basahnya.
"Uang ya? Saya akui uang anda memang membantu saya bertahan hidup. Saya selalu berterima kasih untuk semua uang yang anda berikan. Saya hanya ingin bertanya, tidak pernahkah terpikirkan oleh anda untuk memberi kasih sayang, meskipun hanya sedikit."
Hati Rani sangat sakit mendengarnya, tapi tetap saja egonya lebih tinggi, "Saya tidak bisa." Ucapnya mengalihkan pandangan.
"Kenapa?"
"Intinya tidak bisa." Ia melangkahkan kakinya menuju kamar, dan berhenti ketika mendengar ucapan Chelsea.
"Kenapa ma?" Air mata miliknya kembali turun membasahi pipi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Cool Girl
Novela JuvenilWARNING MENGANDUNG KATA-KATA KASAR⚠️ Chelsea Anindita, gadis bersifat dingin dan selalu acuh pada orang-orang di sekitarnya. Tak pernah mau berurusan dengan yang namanya cinta karena menurutnya cinta itu tidak berguna, hanya membuat sakit dan patah...