WARNING⚠️⚠️
TYPO BERTEBARAN!!HAPPY READING ✨
Gerald mengumpulkan semua anggota yang hadir di markas, ia akan merencanakan sesuatu untuk dapat menemukan gadisnya. Meskipun Rani sudah melaporkannya ke polisi, tetap saja, ia tidak bisa diam menunggu kabar yang belum tentu kabar baik dari polisi nanti nya.
"Gue gak mau banyak bacot atau pun basa basi, intinya yang jadi tersangka utama di pikiran gue sekarang itu anak poison, gue mau sekarang juga kita kesana!" Ucap nya dengan agak keras, tetapi itu tidak dapat menutupi ke khawatiran yang ada dalam dirinya.
"Di, gue tahu lo khawatir, tahu banget. Tapi kita gak boleh gegabah, kita harus bikin rencana yang matang. Inget, kuat perlu, tapi otak juga harus di pake. Itu yang selalu lo omongin tiap ada di antara kita yang emosi" Arthur berbicara sambil menepuk-nepuk bahu Gerald, berusaha membuat lelaki itu tenang.
"Tapi... Arghh!!" Ia mengacak kasar rambutnya menggunakan kedua tangannya "Gue takut, gue takut Chelsea kenapa-napa, gue gak mau dia disakitin di tempatnya sekarang, gue takut..." Ia menopangkan kepalanya yang menunduk di atas kedua tangan yang bertengger di pahanya.
"Ck. Gak usah lemah lo, kalo gak mau Chelsea kenapa-napa, jaga pikiran lo supaya tetep jernih, lo gak akan bisa selamatin Chelsea dengan pikiran kacau lo" Bukan tidak merasa kasihan dengan kondisi Gerald saat ini, Reza berbicara seperti itu agar Gerald terlalu berpikiran macam-macam.
"Lo gak ngerti Za!" Sentak Gerald mengangkat kepalanya, menatap temannya itu "Gue ngerasa bersalah karena dia di culik gak lama setelah gue pergi, harusnya gue suruh dia masuk dulu, harusnya gue gak suruh dia bukain gerbang tadi"
"Ya mau gimana lagi? Udah kejadian juga, kan? Sekarang bukan waktu nya buat nyesalin kesalahan lo. Jadi, gak usah mikir macem-macem, kita rancang rencana sekarang"
Ucapan Reza barusan ditanggapi anggukan oleh semua anggota, begitu juga dengan Gerald yang sedang berusaha mengenyahkan pikiran-pikiran negatif yang ada di kepalanya.
Ting
Bunyi notifikasi itu dapat mengalihkan atensi semua orang yang berada di dalam markas, mereka menoleh ke arah ponsel milik Gerald yang berada di atas meja.
Dengan segera Gerald memeriksa pesan yang masuk itu, semua yang berada disana menunggu Gerald berbicara dan terus menatapnya. Sedangkan Gerald, lelaki itu mengangkat kedua alisnya, ia mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.
"Operator njing, kepo amat lo semua" Ucap Gerald membuat mereka yang memperhatikan nya tadi langsung ber-oh-ria ada juga yang nyengir.
Ting
Kali ini, bunyi ponsel Gerald tidak membuat mereka menoleh, mereka tidak mau mendapat zonk lagi, tapi tetap saja ada yang mencuri-curi pandang karena merasa kepo.
"Nomor gak di kenal, dia ngancem" Ucapan Gerald membuat mereka otomatis mengalihkan pandangannya.
"Apa katanya?" Tanya Putra.
"Dia ngancem, kalo sampe kita lapor polisi, dia bakal apa-apain Chelsea" beritahunya sambil menampilkan layar ponsel nya yang berisik pesan ancaman itu.
"Terus gimana? Bukannya kata lo, mama Chelsea udah laporin ke polisi?" Kini Farel mengeluarkan suara, sebenarnya ia kebelet buang air besar, jadi ia diam saja sedari tadi, ingin mengucapkannya pun, ia tidak mau merusak suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Cool Girl
Dla nastolatkówWARNING MENGANDUNG KATA-KATA KASAR⚠️ Chelsea Anindita, gadis bersifat dingin dan selalu acuh pada orang-orang di sekitarnya. Tak pernah mau berurusan dengan yang namanya cinta karena menurutnya cinta itu tidak berguna, hanya membuat sakit dan patah...