Halo apa kabar? Semoga pada baik ya
Baru bisa up, soalnya hp aku kemaren rusak, sekarang baru bener lagi huhu:(
Pusing my head, ketinggalan tugas sekolah kann, ada kali yak sebulan😭
Ditambah pusing nyari sekolah biar gak ribet nantinya, apalagi nyarinya SMK kan lier pisan aku teh:)
Yaudah lah ya mau ngasih tau itu doang, selamat membaca, pencet bintangnya jangan dilupain hehe
WARNING⚠️⚠️
TYPO BERTEBARAN!!HAPPY READING ✨
"Udah deh Shil balik ke kelas ayo." Bujuk Sherly.
Shilla mengehentikan langkahnya, "Gue gak bisa diem aja, makin sini mereka makin deket." Ujarnya.
Mereka sedang menuju kelas XI IPA 1, ingin memberi pelajaran untuk Chelsea katanya.
"Tapi gak gini caranya."
"Terus gimana?!" Bentak Shilla, "Lo gak akan ngerti rasa kesel gue." Sambungnya.
Sherly menghela nafas, meskipun sudah biasa di bentak oleh Shilla, tetap saja ia merasa harga dirinya seperti di injak-injak, "Lo gak inget? kemarin tuh cewek bikin kita malu, kalo kita pake emosi lagi pasti ujung-ujungnya kalah." Emosinya juga ikut terpancing setelah di bentak.
Perkataan Sherly membuat Shilla terdiam selama beberapa saat.
"Oke lo bener, sorry gue kemakan emosi denger kabar dia makin deket sama Gerald." Emosinya sedikit reda.
Sherly tersenyum lega, gawat jika Shilla benar-benar datang ke kelas Chelsea, ia pasti akan di buat malu untuk kesekian kalinya, tidak terlalu peduli jika hanya Shilla yang di buat malu.
"Yaudah balik ke kelas yuk kita susun rencana." Ajaknya sembari tersenyum.
Shilla mengangguk setelah mereka saling menatap dengan senyum di bibir masing-masing. Yang berbeda adalah, Shilla menampilkan senyum licik, sedangkan senyum Sherly terlihat di paksakan.
***
"Lo kenapa?" Tanya Chelsea berbisik pelan pada Vana. Pasalnya, wajah gadis itu sedikit pucat.
"Gak tau perut gue sakit pokoknya." Jawab Vana lemas
"Mau ke uks?"
"Gak usah, udah perhatiin aja guru, lagi jelasin materi tuh, nanti yang ada lo di marahin." Ia berucap sambil sesekali meringis.
"Nanti makin parah."
"Nggak bakalan, tenang aja."
"Ck keras kepala." Decaknya, ia mengalihkan tatapannya ke depan, kembali memperhatikan guru.
Setengah jam berlalu, hingga bel pertanda istirahat berbunyi. Beberapa murid langsung berlarian keluar kelas, namun ada juga yang berjalan dengan santai.
"Udah mendingan?" Chelsea kembali bertanya mengenai keadaan Vana.
"Udah kok, perut gue gak sesakit tadi." Kedua jempol tangannya ia acungkan.
"Kantin gak?"
"Kantin dong, yakali enggak." Vana menjawab dengan antusias, melupakan bahwa perutnya sedang sakit.
"Lo beneran sakit?" Tanya Chelsea dengan raut wajah tak yakin.
"Beneran lah, tapi kalo udah bahas kantin yang ujung-ujungnya makanan, semua sakit gue hilang seketika." Ia berdiri dan menarik lengan Chelsea, "Ayo." Ajaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Cool Girl
Teen FictionWARNING MENGANDUNG KATA-KATA KASAR⚠️ Chelsea Anindita, gadis bersifat dingin dan selalu acuh pada orang-orang di sekitarnya. Tak pernah mau berurusan dengan yang namanya cinta karena menurutnya cinta itu tidak berguna, hanya membuat sakit dan patah...