22. Koma dan Mulai Terbongkar

6.3K 291 3
                                    

WARNING⚠️⚠️
TYPO BERTEBARAN!!

HAPPY READING ✨

Gerald, Vana dan Reza sibuk dengan pikirannya masing-masing, entah apa yang mereka pikirkan, hanya mereka sendiri yang tau, hingga pintu ruang UGD terbuka dan menimbulkan sedikit bunyi membuat mereka dengan cepat menoleh.

Terlihat dokter wanita dengan raut wajah leganya keluar dari ruangan tersebut membuat Gerald dengan sigap langsung berdiri.

"Gimana keadaannya dok?" Tentu saja Gerald yang bertanya, ia sangat khawatir dengan kondisi Chelsea.

"Kalian temannya?" Bukannya menjawab pertanyaan dari Gerald, dokter itu malah balik bertanya.

"Iya dok" jawab Gerald dan Vana bersamaan, sedangkan Reza hanya menganggukan kepalanya.

"Tidak ada perwakilan dari keluarga pasien? Atau belum di hubungi?"

Mereka bertiga hanya menjawab dengan gelengan kepala.

"Sebaiknya hubungi dulu keluarganya, saya tidak ingin gegabah memberi tahu kondisi pasien kepada sembarang orang, permisi" sebelum dokter itu pergi, Gerald menahan tangannya.

"Saya pacarnya dok, mama nya lagi keluar kota, ada urusan bisnis" bohong? Tentu saja, tapi ia hanya ingin tau kondisi Chelsea, ia tidak akan tenang sebelum mengetahuinya.

"Kamu tidak bohong?"

"Dia bener bu, makanya saya yang dateng kesini, karena saya dapet telfon" Vana membantu berbicara.

Masuk akal. Itu yang ada dipikiran dokter tersebut sekarang. Ia menghela nafas "baiklah, semoga kalian tidak berbohong" ucapnya.

"Kita gak bohong dok" Gerald sudah jengah, ia benar-benar ingin tau kondisi Chelsea sekarang.

Belum sempat dokter berbicara, pintu kembali terbuka, kali ini ada dua suster yang tengah mendorong ranjang. Diatasnya, terdapat tubuh Chelsea, matanya terpejam, di kepala dan pergelangan kaki kiri terdapat perban. Selain itu, ia dipakaikan alat bantu untuk bernafas.

"Chel..." Lirih Gerald melihat sang pujaan hati yang biasanya terlihat kuat dan jutek dengan wajah datarnya kini terbaring lemah. Hatinya seakan teriris, matanya memanas, ia menghampiri Chelsea.

"Hey" lelaki itu mengelus pelan pipi Chelsea "Chelsea" panggilnya pelan.

"Maaf mas pasien harus segera di pindahkan" ucap salah satu suster yang dijawab anggukan pelan oleh Gerald.

Sedangkan Vana, sejak awal melihat kondisi Chelsea, ia langsung menangis dan Reza dengan sigap memeluknya dan memberi kata-kata yang dapat membuat Vana sedikit tenang.

"Pasien mengalami koma" dokter yang sedari tadi memperhatikan, kini mulai menjelaskan kondisi Chelsea.

"Koma dok?" Gerald menggeleng tak percaya.

"Iya, dia mengalami koma, bahkan tadi nyawanya hampir tidak tertolong. Ia kehilangan banyak darah, untungnya stok golongan darah yang cocok masih ada. Sepertinya kepala pasien mengalami benturan yang keras. Di kaki sebelah kirinya terdapat sedikit retak, tepatnya di bagian pergelangan, sedangkan luka kecil yang lain sudah saya obati" jelasnya panjang lebar.

I Love You, Cool GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang