32. Tendangan Maut

4.3K 197 0
                                    

WARNING⚠️⚠️
TYPO BERTEBARAN!!

HAPPY READING ✨

Suasana kelas Gerald sedang damai karena ada nya guru yang tengah menjelaskan materi. Beberapa hari ini, Gerald bagaikan murid teladan yang tidak pernah membuat masalah.

Itu dikarenakan pesan bunda nya, kini ia sudah kelas 12, dan Farah meminta nya untuk fokus belajar, meskipun ia tahu otak Gerald cukup cerdas.

Sebenarnya, terasa sedikit membosankan bagi Gerald, pasalnya saat kelas 10 dan 11 ia terkadang melakukan hal-hal nakal bersama teman-temannya, bahkan mereka pernah mencoba merokok, tapi setelahnya mereka kapok karena baru beberapa kali menghisap rokok itu, mereka malah batuk-batuk.

Gerald kurang minat mendengar penjelasan guru kali ini. Maka ia memutar pandangannya, memperhatikan seisi kelas, tidak ada yang menarik. Ia kembali mengalihkan perhatiannya lagi, saat melihat ke arah lapangan, matanya melihat Vana yang mengenakan baju olahraga, ada beberapa siswa lain juga, tapi ia tak menemukan pujaan hatinya.

Dan tak lama kemudian orang yang dipikirkannya terlihat memasuki lapangan, rambutnya dikuncir kuda membuatnya terlihat lebih cantik.

"Pengen banget rasanya lepas iketan Chelsea" gumamnya.

"Gue belom ngelanjutin omongan waktu itu pas di rumah" gumamnya lagi.

"Ya Allah pengen cepet-cepet halalin"

"Belajar yang bener, baru halalin anak orang!" Ucap seseorang yang berada di samping mejanya.

"Iya bu" ujarnya tanpa menoleh.

Arthur yang sebangku dengan nya menyikut lengan Gerald dengan pelan.

"Apa sih, diem gue lagi fokus" lagi-lagi ia tak menolehkan kepalanya.

Arthur kembali menyikut lelaki itu dengan pelan seraya berbisik "Aldi anjing noleh dulu"

"Thur diem dulu napa sih!" Kesalnya menatap tajam Arthur "eh? Hehe kenapa ya bu?" Cengirnya dan bertanya ketika menyadari guru itu ada di samping bangkunya.

"Gapapa, lanjutin aja nontonnya" bu Yuyun selaku sang guru mengendikkan dagu nya ke arah lapangan.

"Boleh bu?"

"Bego" umpat Arthur pelan.

"Boleh, aduhh boleh banget, sekalian aja nonton nya di lapangan langsung, biar lebih jelas"

"Gak usah deh bu, lanjut belajar aja" tolak Gerald setelah sadar maksud dari ucapan gurunya itu.

"Gak ada! Kamu yaa, pertemuan sebelumnya kamu bolos pelajaran ibu, kan? Sekarang giliran masuk malah gak fokus, sebagai hukuman berdiri di lapangan sampe pelajaran ibu selesai" perintahnya dengan nada tegas.

"Ah ibu mah gak seru" ucap Gerald sambil berdiri dengan lemas.

"Apa kamu ha?!"

"Eh ampun bu" lelaki itu langsung ngacir keluar kelas di dampingi suara tawa dan sorakan dari teman kelas nya.

***

I Love You, Cool GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang