ALONE 2 || 23

60 11 7
                                    

Happy Reading guys...
Jangan lupa vote nya biar enggak kelupaan:)

Ada hal yang menyakitkan untuk diketahui, namun lebih baik tahu sekarang daripada nantinya akan lebih menyakitkan.
_________________________________________________________

"Assalamualaikum, kami pulang."

Clara terkejut melihat itu. Hal yang mungkin ia harapkan.
Sedangkan Alex bingung dengan apa yang ia lihat.

Clara menghampiri mereka.
"Apa Tamara? Ya mana?" Ucap Clara dengan mata melotot.

"Ya Clara, ini aku..."
Gadis dengan kuncir kuda dan pakaian desa itu tersenyum canggung.

Clara langsung memeluknya.
"Tamara... Gue minta maaf." Clara tidak bisa menahan air matanya.

"Clara... Aku udah maafin kamu sejak lama." Tamara tersenyum dan menepuk pundak Clara pelan.

Clara melepaskan pelukannya.
"Tapi, gimana caranya? Bukannya lo..."

"Nanti aku bakalan ceritain apa yang udah terjadi sama aku."

Sedangkan di sisi lain, Alex masih menatap kedua orang yang berwajah sama.
"Mawar? Tamara? Jadi kalian kembar?"

Mawar menahan tawanya ketika melihat ekspresi Alex yang ternyata adalah Abang angkatnya.
"Iya Abangku sayang, biasa aja kali jangan melotot gitu."

Suryani dan Laura terkekeh melihat ekspresi Alex.
Tamara dan Clara masih terdiam, hingga akhirnya Clara angkat bicara.
"Sebenarnya apa yang terjadi?"

"Ayo, kita duduk dulu." Suryani memberikan tempat duduk agar Tamara dan Mawar juga bisa duduk.

***

Danendra menatap bangku di depannya dengan tatapan kosong. Hari ini sepertinya sangat membosankan karena Dania tidak masuk sekolah karena masih sakit.

Kringg... Kring...

Hingga bel istirahat berbunyi membuat semua siswa dan siswi keluar dari kelas.

Danendra berjalan di koridor sekolah yang ramai seperti  biasanya karena sekarang  adalah jam istirahat.  Hingga pandangannya  tertuju pada lapangan basket yang dipenuhi siswa yang sedang bermain basket untuk latihan pertandingan dengan sekolah sebelah.

Sudah lama Danendra tidak bermain basket. Setelah kelas dua belas ia lebih fokus untuk pelajaran  dibandingkan  ekstrakurikuler  yang ia gemari itu.

"Woi..  Danendra." Danendra  menoleh ke arah suara yang memanggilnya dan melihat Geral juga Leo berjalan ke arahnya.

"Sendirian aja, bro." Leo merangkul Danendra  membuat pemuda itu tidak nyaman.

"Apaan sih lo." melepaskan rangkulan Leo.

"Yaelah men, masih aja kaku."

"Lo juga yang tau Danendra gimana, masih aja dirusuhin, " sahut Geral.

"Emang abang Leo tuh selalu salah di mata kalian." Leo memasang wajah cemberutnya membuat Danendra  berdesis geli.

"Jijik lo," umpat Danendra.

"By the way,  itu anak basket lagi latihan buat sparing?" tanya Geral.

"Yoilah, lawannya juga katanya oke banget. Apalagi captennya enggak ada lawan."

"Sok tau banget lo, yoo. "

"Sepupu gue anak situ, katanya sih captennya udah empat tahun berturut-turut enggak ganti," ucap Leo.

ALONE 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang