Happy Reading guys...
Jangan lupa vote nya biar enggak kelupaan:)Tuhan bukan tidak mendengar doa manusia, namun ia mempunyai rencana yang lebih hebat untuk umat-Nya.
_________________________________________________________Bukk...
Pukulan keras dari Alan berhasil mendarat di pipi Danendra. Dania terkejut melihat hal itu.
"Alan lo udah gila ya," ucap Dania dengan kesal.
"Perempuan nggak usah ikut campur, kalau lo nggak mau kena pukulan gue juga."
Danendra masih terdiam, ia menyentuh pipinya yang terasa nyeri akibat pukulan Alan.
"Kenapa, Lo takut?" tanya Alan meledek.
"Ini sekolah, jangan cari masalah." Danendra berusaha sabar.
"Ah, banyak bacot lo."
Alan melayangkan pukulan lagi, namun dengan sigap Danendra menangkisnya. Alan tidak tinggal diam, ia mencoba melepaskan genggaman Danendra dan menyerangnya lagi.
Danendra yang tadinya tidak ingin mencari masalah, kini ikut menyerang. Dengan gesit Danendra memberikan pukulan kepada Alan hingga pemuda itu terjatuh dan menabrak beberapa bangku yang rusak.
Danendra langsung menarik tangan Dania dan berjalan menjauh.
"Ah, anjing!" Umpat Alan menghempaskan tangannya ke tanah.
Danendra masih menggenggam tangan Dania tanpa kata, hingga akhirnya Dania menarik tangannya. Lalu mereka menghentikan langkahnya.
"Kenapa sih selalu buat masalah?" tanya Dania dengan nada marah.
Danendra terdiam menatap Dania yang manatapnya tajam.
"Kenapa harus berantem?" tanya Dania lagi.
"Kenapa lo ke belakang sekolah?" Danendra bukannya menjawab pertanyaan Dania justru balik bertanya.
"Ya gue nyariin lo, gue khawatir sama lo," jawab Dania dengan nada tinggi.
"Buat apa?" tanya Danendra kini dengan nada dingin.
Pertanyaan Danendra mampu membuat hati Dania seperti teriris. Bola mata Dania yang tadinya melebar kini mulai meredup. Ia tidak mau terlihat peduli ataupun lemah di depan Danendra.
"Percuma bicara sama lo," sahut Dania lalu Dania berjalan menjauh meninggalkan Danendra.
Danendra menatap kepergian Dania, lalu ia masuk ke ruang bertulisan R. Musik, Danendra seperti tidak mempedulikan apa-apa, perasaan kalut dan bimbang. Sedangkan Dania menahan rasa sakit di dadanya, ia tidak menyangka dengan respon dari Danendra. Entah mengapa rasanya sesak, Danendra kini kembali bersikap dingin. Bahkan lebih dingin dari biasanya.
Dania berhenti di depan ruang UKS, ia teringat bahwa Danendra baru saja terluka. Tapi ia bingung, apakah ia harus mengobati Danendra sedangkan kini Dania ingin menghindar dari pemuda itu.
Tiba-tiba Dania mempunyai ide, ia masuk ke ruang UKS. Lalu mengambil obat merah, kapas dan handsaplas. Setelah itu ia berjalan ke arah ruang musik.
Di depan ruang musik, ia menaruh barang yang ia bawa. Lalu mengetuk pintu ruang musik dengan keras.
Tok... Tok... Tok...
Lalu Dania bersembunyi di balik tembok. Ia menunggu seseorang keluar dari ruangan. Tidak lama, Danendra keluar lalu pemuda itu menoleh ke sekitar. Setelah itu ia melihat ke bawah dan mengambil obat-obatan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE 2 [COMPLETED]
Подростковая литература#16 in Mawar dari 1,06 ribu cerita (30-07-21) "Aku tidak bahagia ketika menyadari aku hanya sendiri tanpa dirimu." Ketika diriku sendiri tidak tahu bagaimana aku menyadari akan suatu hal tentang diri sendiri yang begitu menyedihkan, dan ketika aku h...