Happy Reading guys...
Jangan lupa vote nya biar enggak kelupaan:)Yang indah bukanlah akhir, begitu juga yang buruk. Dan Jangan pernah menyerah karena selama matahari masih terbit, harapan sekecil apapun akan selalu ada.
_________________________________________________________Beberapa bulan kemudian, satu jam sebelum pengumuman kelulusan. Danendra kini yang sudah kembali ke rumah papa Daniel dan mama Tania. Betapa senangnya ketika mereka mendengar bahwa Danendra diperbolehkan tinggal bersama mereka lagi. Danendra juga sangat senang karena hal itu.
Hari ini sepertinya sangat cerah, masa-masa SMA yang menjadi perjalanan panjang dan lika-liku yang cukup rumit. Pada akhirnya hari yang ditunggu telah tiba.
Danendra turun ke ruang makan untuk sarapan. Ternyata di ruang makan sudah ada Tania dan Daniel juga saudara laki-lakinya.
"Ndra.. weh, my brother mau lulus." Alan tersenyum ramah, ia kemudian menepuk pundak Danendra yang kini sudah duduk di sampingnya.
Danendra tersenyum tipis.
"Lo kapan lulusnya?" tanya Danendra sambil mengambil dua helai roti tawar."Ngeledek abang lo, dosa lo Ndra." Raut wajah Alan berubah kesal.
Danendra terkekeh kecil lalu menepuk punggung Alan pelan. "Jangan baperan deh."
"Okelah karena ini hari bahagia gue tahan ya, lain kali lo gue bawa ke ring tinju."
"Mau ngapain?" tanya Alan.
"Pukulin ringnya biar debunya hilang," jawab Alan ikut terkekeh.
Daniel dan Tania yang melihat keduanya ikut tersenyum.
"Udah-udah bercandanya, kapan mau berangkat ke sekolah coba?" Tania ikut menggubris.
"Iya mah."
"Tante---"
"Hayo, panggil mama aja Alan." Tania mengingatkan.
Alan yang belum terbiasa hanya tersenyum canggung. "Maaf Alan belum terbiasa, tapi besok Alan mau Ijin pulang ke rumah Oma."
"Yaudah, kamu mau pulang sekarang atau nanti aja? Biar mama siapin oleh-oleh ke Oma, Om Rizal sama mama kamu nih."
"Nanti aja deh, Alan mau pergi bentar tapi nanti balik lagi."
"Yaudah kalau gitu nanti aja mama siapin."
"Makasih ya mah."
"Iya Alan," jawab Tania dengan lembut.
"Yah.. papa nggak punya temen nonton bola hari ini," ucap Daniel kecewa.
Alan terkekeh kecil. "Kan ada Danendra, pah." Alan melirik ke arah Danendra yang masih sibuk mengunyah makanannya.
"Danendra nggak bisa diharapkan, mana mau dia nonton bareng papa."
"Tuh Ndra.. papa ngajak nonton bola," ucap Alan menyikut pelan Danendra.
"Hmm..."
Danendra menghabiskan makanan lalu meminta izik untuk berangkat duluan ke sekolah.
"Kalau gitu Danendra pamit ya mah." Danendra mencium punggung tangan Tania dan Daniel."Alan juga mah, pah.."
"Hati-hati kalian, Danendra nanti mama sama papa nyusul sesuai jadwal aja ya."
Danendra menggangguk kecil. "Iya."
Danendra dan Alan keluar rumah bersamaan. Alan merangkul Danendra dengan senyuman penuh arti. "Nanti jadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE 2 [COMPLETED]
Teen Fiction#16 in Mawar dari 1,06 ribu cerita (30-07-21) "Aku tidak bahagia ketika menyadari aku hanya sendiri tanpa dirimu." Ketika diriku sendiri tidak tahu bagaimana aku menyadari akan suatu hal tentang diri sendiri yang begitu menyedihkan, dan ketika aku h...