Happy Reading guys...
Jangan lupa vote nya biar enggak kelupaan:)Jika mencintaimu adalah dosa, maka aku melakukan dosa paling indah dalam hidupku.
_________________________________________________________Tamara baru saja selesai memakai seragam sekolahnya. Lalu ia berjalan ke ruang makan untuk menikmati sarapan.
"Papa jahat, katanya Minggu kemarin bakalan pulang tapi kenapa baru sekarang pulangnya? Mawar udah kangen."
Tamara melihat Mawar memeluk seorang pria separuh baya, lalu pria itu mengelus kepala Mawar dengan lembut.
"Maafin papa ya sayang, papa mendadak ada urusan lagi. Tapi tenang aja papa kan sekarang udah pulang, papa juga bawa oleh-oleh buat kalian."
Mawar melepaskan pelukannya. Lalu menggelengkan kepala.
"Mawar nggak butuh oleh-oleh, papa udah pulang itu yang terpenting."Pria itu mengacak-acak rambut Mawar dengan gemas.
"Pinter banget anak papa," kekehnyaTamara tersenyum melihat pemandangan itu, ia jadi mengingat almarhum papanya. Jika saja papanya masih ada, pasti ia juga bisa mendapatkan kasih sayang seperti yang Mawar terima.
Namun Tamara juga ikut senang karena Mawar memiliki keluarga yang harmonis dan sangat menyayanginya. Kasih sayang dari pria itu sangat membuat Mawar nyaman, meskipun ia bukan papa kandungnya Mawar.
"Loh Tamara, kenapa diam di situ? Ayo sini kita sarapan dulu."
Tamara menoleh ke arah Fanesa yang memanggilnya, membuat ia sadar dengan lamunannya. Tamara tersenyum lalu ikut duduk dan bergabung dengan yang lain, sebelum itu ia mencium punggung tangan pria separuh baya.
"Wah... Mirip banget ya kamu sama Mawar," ujar pria itu.
"Ya jelas dong pah, kan kita kembar,* sahut Mawar.
Tamara tersenyum menatap pria itu.
"Kenalin nama saya Rio, kamu Tamara kan?"
"Iya om.."
"Loh kok panggil om? Panggil papa."
"Iya pah.."
"Yaudah kamu duduk yuk kita sarapan."
Tamara mengangguk kecil lalu duduk di sebelah Mawar.
"Alex di mana?" Tanya Rio.
"Nginep di rumah temennya," jawab Fanesa yang menyiapkan susu di atas meja.
"Papanya pulang malah nggak ada di rumah, kebiasaan emang."
"Papa jangan gitu, kemaren bang Alex abis menangin pertandingan basket lawan SMA Laksana Bangsa," sahut Mawar sambil mengunyah roti di mulutnya.
"Basket yang dia pikirin, lalu kapan mau lulus sekolahnya," ucap Rio dengan nada yang menahan emosi.
Mawar terlihat menghela napas pelan, ia seperti pasrah.
"Pah udah, kamu baru pulang loh," sahut Fanesa untuk menenangkan Rio.
"Kalau dia sudah pulang, tolong suruh temuin papa."
Fanesa mengangguk kecil lalu beralih ke Mawar.
"Mawar kamu kemarin ketemu dengan Danendra?"
Mawar menoleh lalu menggelengkan kepalanya.
"Ketemu terakhir sih pas di sekolah abis pertandingan basket, kenapa emang mah?""Mamanya Danendra kemarin telepon mama, katanya dia pergi dari rumah."
Tamara menghentikan menguyah rotinya lalu menatap Fanesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE 2 [COMPLETED]
Teen Fiction#16 in Mawar dari 1,06 ribu cerita (30-07-21) "Aku tidak bahagia ketika menyadari aku hanya sendiri tanpa dirimu." Ketika diriku sendiri tidak tahu bagaimana aku menyadari akan suatu hal tentang diri sendiri yang begitu menyedihkan, dan ketika aku h...