Happy Reading guys...
Jangan lupa vote nya biar enggak kelupaan:)Langit senja membiru, angin kencang berhembus, garis cahaya terlihat jelas disusul suara gemuruh. Badai akan segera datang.
_________________________________________________________Danendra fokus mengemudi mobil, sedangkan Tamara hanyut dalam pikirannya. Gadis itu terdiam selama perjalanan, sampai tidak sadar bahwa ia sudah sampai di rumah Danendra.
Danendra melepaskan sabuk pengaman lalu mengambil tas belanjaannya, mendengar bunyi plastik membuat Tamara menyadari bahwa ia sudah sampai.
Danendra turun dari mobil diikuti Tamara. Tanpa mengetuk pintu, pemuda itu langsung membuka pintu rumahnya.
Di dalam rumahnya terlihat sepi, sampai akhirnya Danendra melihat Tania menuruni tangga.
"Mah," seru Danendra pelan.
Tania yang tadinya terlihat murung, kini matanya membulat dan berbinar. Dengan langkah cepat Tania menghampiri Danendra, lalu memeluknya.
Melihat anaknya kembali ke rumah membuat Tania merasa sangat lega. Di samping itu, Tamara ikut tersenyum. Sudah lama ia tidak melihat Tania, Tamara sangat menghormati Tania. Karena Tania juga sangat lemah lembut, dan menyayangi dirinya seperti anaknya sendiri.
Tania melepaskan pelukannya. "Sayang.. kamu jangan marah sama mama ya."
Danendra menggelengkan kepalanya pelan. "Danendra nggak pernah marah, apalagi sama mama."
Tania tersenyum bahagia, air matanya menetes lalu ia mengelapnya pelan.
Danendra menunjukkan plastik berisi brownies kepada mamanya. "Brownies keju."
Lagi-lagi Tania tersenyum dengan lebar, lalu mengusap kepala Danendra dengan pelan.
"Papa di mana?"
Senyum Tania memudar lalu pandangannya beralih ke gadis di samping Danendra.
"Loh Mawar.. tante makasih banget sama kamu ya udh bawa Danendra pulang "
Tamara tersenyum tipis.
"Sama-sama Tante.""Maaf juga karena Danendra kamu jadi bolos sekolah, nanti tante yang kasih penjelasan ke mama kamu ya."
"Nggak papa tante, Mawar nanti bisa bilang sama mama."
"Tante yang jadi merasa bersalah, yaudah kamu duduk dulu ya tante ambilin minum dulu."
"Nggak usah repot-repot tante," sahut Tamara merasa tidak enak.
"Nggak repot, tante makasih malah. Duduk dulu, tunggu sebentar ya.."
Tania membawa plastik berisi brownies dan berjalan ke dapur meninggalkan dua remaja di ruang tamu, juga meninggalkan Danendra dengan pertanyaan yang belum terjawab.
Danendra mengetahui bahwa Tania menghindari pertanyaan itu pasti akan ada sesuatu yang terjadi, entah apa itu.
Danendra menatap gadis di sampingnya yang masih diam. "Udah disuruh duduk, tinggal duduk."
Dengan dingin Danendra berjalan ke kamarnya. Dan kini, meninggalkan Tamara sendiri di ruang tamu.
Tamara menatap tatapan dingin Danendra. Lalu berjalan ke sofa dan duduk. Di samping sofa terdapat meja yang memajang sebuah foto Danendra, Mama, dan Papanya.
Tamara melihat wajah Danendra yang dingin seperti biasanya. Lalu pandangan Tamara beralih ke dinding rumah Danendra. Ia tersenyum, karena suasana rumah Danendra masih sama, tenang dan nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE 2 [COMPLETED]
Teen Fiction#16 in Mawar dari 1,06 ribu cerita (30-07-21) "Aku tidak bahagia ketika menyadari aku hanya sendiri tanpa dirimu." Ketika diriku sendiri tidak tahu bagaimana aku menyadari akan suatu hal tentang diri sendiri yang begitu menyedihkan, dan ketika aku h...