Happy Reading guys...
Jangan lupa vote nya biar enggak kelupaan:)Tidak akan ada kebohongan yang bertahan lama, karena kebenaran akan terungkap juga.
_________________________________________________________"Tamara akan ikut ke Jakarta."
Mawar menghapus air matanya dengan pelan. "Kakak yakin?"
Tamara tersenyum lalu mengangguk kecil.
Suryani dan Laura ikut tersenyum dengan keputusan Tamara."Lebih baik kalian istirahat di kamar agar besok kalian bisa siap-siap," ucap Suryani.
Semua menggangguk kecil lalu kembali ke kamar untuk tidur.
Clara memutuskan untuk cuci muka dan mandi dahulu sedangkan Mawar dan Tamara sudah berada di kamar."Kamu kenal Danendra?" tanya Tamara kepada Adik kembarnya.
"Kenal, cowok yang nyebelin itu kan?" Wajah Mawar berubah menjadi sedikit kesal mengingat nama pemuda yang selalu membuatnya kesal itu.
"Nyebelin? Kamu enggak suka sama dia?"
"Buat apa aku suka sama dia, by the way boleh kan kita panggil nama aja ya?"
"Ehh, kurang enak di denger ya?"
"Bukan gitu tapi biar akrab, mungkin kita emang enggak pernah ketemu selama sekitar 18 tahun. Tapi gue cuma pengen kita bisa akrab karena kita adalah kakak beradik."
Tamara mengangguk mengerti.
"Iya, War.."Mawar menggelengkan kepalanya. Lalu mengeluarkan kalung liontin dengan sebuah nama yang diukir.
"Fiona, Freya." Mawar membaca nama di dalam kedua liontin itu.
"Itu punya siapa?"
"Ini kalung yang dikasih mama sama kita, nenek yang kasih tadi." Mawar memberikan Tamara kalung dengan nama 'Fiona' yang mengartikan perempuan cantik dan anggun dengan mengalungkannya di leher Tamara.
Lalu Mawar menyodorkan Tamara kalung bertulisan 'Freya' yang mengartikan perempuan tangguh dan pemimpin. Tamara yang paham langsung memasangnya di leher Mawar.
"Nama yang bagus," sahut Tamara.
"Lebih dari kata bagus. Tapi gue enggak nyangka, gue harus tau semua ini setelah mama dan papa udah enggak ada."
Tamara menghapus air mata di pipi Mawar. Lalu memeluk kembarannya itu.
"Bahkan gue belum sempat ngeliat gimana wajah mama dan papa." Mawar menangis di pelukan Tamara yang tidak bisa berkata apa-apa sekarang.
Tamara hanya dapat melihat ayahnya sampai ia masih kanak-kanak.
Cklek.
Clara masuk ke kamar dan mendapat pemadangan tersebut langsung terdiam.
Tamara dan Mawar sadar Clara sudah berada di kamar langsung melepas pelukannya."Eh, Ra... Ayok sini. Lo udah selesai mandi ya?" tanya Mawar.
"Maaf ya ganggu waktu kalian."
"Enggak ganggu Ra, lebih baik kita langsung tidur aja." Tamara membereskan ranjangnya.
Mawar, Tamara dan Clara tidur di satu ranjang yang sama. Meskipun terasa sedikit sempit namun mereka terlihat tertidur nyenyak.
Di sisi lain, Danendra menatap langit di balkon kamarnya. Hari ini terasa sepi, Clara sedang tidak ada di rumahnya bahkan Dania tidak mau ditemui saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE 2 [COMPLETED]
Fiksi Remaja#16 in Mawar dari 1,06 ribu cerita (30-07-21) "Aku tidak bahagia ketika menyadari aku hanya sendiri tanpa dirimu." Ketika diriku sendiri tidak tahu bagaimana aku menyadari akan suatu hal tentang diri sendiri yang begitu menyedihkan, dan ketika aku h...