Happy Reading guys...
Jangan lupa vote nya biar enggak kelupaan...Hujan selalu mengingatkan, bahwa hidup perlu jatuh hingga berhenti dan pelangi datang.
________________________________________________________"Dania Awas!!!"
Danendra dengan cepat menarik Dania dan memeluknya.
"Lepasin gue!"
Danendra melepaskan pelukan itu. Dania menatap mata Danendra dengan tatapan marah.
"Gue udah bilang Ndra... JANGAN IKUTIN GUE! Lo manusia atau hewan sih?""Lo kenapa sih?"
"Gue? Kenapa? Lo pikir aja sendiri!" Dania kembali berlari. Namun kali ini Danendra tidak langsung mengejar Dania.
Dania berlari ke arah taman yang sepi, lalu ia menangis di taman sama merutuki kebodohannya.
"Bodoh! Dasar gadis bodoh, arghhh..." Ia memukuli lututnya sendiri.Ya Dania duduk di pojok taman sambil menekuk lututnya. Keadaan langit seperti menggambarkan dirinya. Hujan mulai turun dari yang tetesan sampai hujan deras, tapi Dania tetap tidak pergi dari sana. Rasanya sedikit lega karena langit mendukungnya sekarang.
"Masih mau nangis?"
Dania menoleh dan melihat Danendra yang memayungkan dirinya.
"Ngapain lo ke sini?"
"Gue khawatir sama lo."
"Buat apa Ndra? Buat apa lo khawatir sama gue?" Dania menghapus air matanya. "Lo khawatir aja sama apa yang seharusnya lo khawatirin."
"Gue perasaan lo tapi..."
"Tapi apa? Lo enggak bisa balas perasaan gue?" Dania berdiri dan menatap Danendra.
"Bertahun-tahun Ndra... Bertahun-tahun gue suka sama lo, gue sayang sama lo, bahkan setelah Tamara menghembuskan napas terakhirnya. Tapi sampai sekarang? Lo enggak bisa balas perasaan gue, sedetik pun lo enggak pernah Ndra...""Cukup Dan, jangan bawa-bawa Tamara."
"KENAPA? LO ENGGAK BISA MOVE ON DARI DIA? OKE.. OKE NDRA... GUE YANG AKAN MOVE ON DARI LO, GUE AKAN MENJAUH DARI LO! DAN MOHON LO JUGA HARUS LAKUIN HAL YANG SAMA... SEKARANG TERSERAH LO NDRA.. MOAU LO SAMA MAWAR ATAU ENGGAK ITU BUKAN URUSAN GUE, JANGAN PERNAH IKUTIN GUE LAGI ATAU LO ENGGAK AKAN PERNAH TEMUIN GUE LAGI DI DUNIA INI!!!" Dania terlihat sangat marah. Lalu ia pergi menjauh dari Danendra yang terdiam. Sedangkan Danendra terdiam menatap Dania yang menjauh.
Tidak lama setelah melihat Dania pergi menjauh Danendra memilih untuk pergi ke arah yang berlawanan.
Apapun yang dilakukan Danendra sepertinya akan selalu salah di mata Dania. Dania seperti bukan yang ia kenal, entah karena perasaannya atau karena keadaan sekarang ini.
Danendra berjalan di tengah hujan yang deras, tapi dia tidak tau akan berjalan ke mana lagi. Pemuda itu melempar payung yang ia pegang.
"Aaargh...." teriaknya.
Pemuda itu menatap ke atas sambil menutup mata, ia mulai merasakan tetesan air hujan yang terjatuh di wajahnya dengan keras.
Tidak berselang beberapa lama Danendra merasa tidak lagi ada tetesan hujan seperti hujan telah berhenti, namun setelah membuka mata ia melihat payungnya kini menghalangi pandangan.
Payung yang dipegang oleh orang lain, Danendra pun langsung menoleh dan melihat orang itu.
"Bolos kok malah hujan-hujanan," timpal orang itu."Mawar?"
Sekarang gadis yang mirip dengan Tamara itu berada di depannya, namun entah mengapa ketika Mawar berbicara, hati Danendra merasa sedikit tenang, padahal kata-kata Mawar bukanlah kata-kata untuk menenangkan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE 2 [COMPLETED]
Teen Fiction#16 in Mawar dari 1,06 ribu cerita (30-07-21) "Aku tidak bahagia ketika menyadari aku hanya sendiri tanpa dirimu." Ketika diriku sendiri tidak tahu bagaimana aku menyadari akan suatu hal tentang diri sendiri yang begitu menyedihkan, dan ketika aku h...