Happy Reading guys...
Jangan lupa vote nya biar enggak kelupaan:)Rasanya mengikhlaskan kepergianmu dan melepaskan rasa cinta itu bukan hal yang mudah, aku hanya akan terus menahannya sebelum akhirnya aku berhasil melakukannya.
_________________________________________________________"Ini tempat gue!"
Tatapan kesal Clara berubah menjadi raut kaget, ada juga rasa takut dalam dirinya namun ia berusaha menyembunyikan itu. Sedangkan Tamara terdiam di belakang Clara.
"Alan?" guman Clara.
"Apa kabar?"
Clara berusaha menenangkan dirinya, meskipun jauh dilubuk hatinya ia begitu merasa takut karena mengingat kenangan dulu. Di mana Alan pernah berusaha ingin membunuhnya.
Ada satu hal yang membuat Tamara dan Clara merasa begitu terkejut selain melihat pria itu lagi. Yakni adalah seragam yang Alan gunakan.
Ya.. seragam yang sama seperti yang dulu mereka gunakan. Seragam SMA Laksana Bangsa. Bagaimana seorang napi bisa bersekolah lagi, apalagi Alan bukan dari keluarga kaya yang bisa menyogok kepala sekolah.
"Segitu terkejutnya kalian ya lihat gue, haha.." ucap Alan diikuti tawanya.
Alan merasa senang melihat keduanya, sudah lama sekali setelah kejadian itu dan karena mereka juga ia harus tinggal di ruangan yang sumpek dan berpagar.
Clara mulai menyadarkam diri.
"Harusnya gue yang tanya, gimana kabar Lo setelah ya-- Lo tau sendirilah."Bukannya merasa tersinggung, Alan justru tertawa kecil.
"Gue kira lo bakalan takut ngeliat gue dan langsung kabur gitu aja, menarik juga ya.."
"Buat apa gue takut!" bentak Clara yang kini menjadi emosi.
Alan tidak menggubris amarah Clara dan kini beralih ke gadis di belakang Clara yang terdiam. Ia menyipitkan matanya melihat gadis itu.
Tamara yang menyadari ditatap oleh Alan kini merubah ekspresi wajahnya. Ia harus berusaha bersikap seperti Mawar.
"Sebentar gue jadi bingung nih," timpal Alan.
Clara menatap arah pandang Alan yang menatap Tamara.
"Lo Tamara atau Mawar ya?" tanya Alan sambil pura-pura berpikir.
Tamara terkejut, bagaimana dia bisa bertanya seperti itu. Apa ia tau bahwa, ada Tamara dan juga ada Mawar saat ini. Namun, Tamara berusaha keras untuk mengendalikan ekspresinya.
"Maksud Lo apa ya?" tanya Tamara.
"Oh, lo Mawar.. gue berharap bisa ketemu sama kembaran lo itu haha.. penasaran gue lihat ekspresi wajah dia," ucap Alan.
Clara menatap Tamara begitupun Tamara. Mereka tidak tahu bahwa Alan ternyata mengetahui semuanya. Namun, Alan tidak bisa membedakan Tamara dan Mawar juga.
Alan tidak melihat kedua gadis itu dan duduk di bangku yang tadi Clara tarik.
"Lo bukan Tamara.. yaudah, jadi mending pergi aja." Alan dengan santainya menduduki bangku itu.
Clara tidak mau berurusan dengan Alan. Namun, ia juga emosi melihat tingkat pemuda itu.
Dengan keras ia menendang bangku yang di duduki Alan hingga goyang.
"Dasar cowok brengsek!" Umpatnya.Lalu menarik Tamara keluar dari kafe. Dan untung saja mereka tidak menjadi perhatian semua orang yang ada di kafe.
"Dia udah keluar dari penjara?" tanya Tamara kepada Clara.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE 2 [COMPLETED]
Jugendliteratur#16 in Mawar dari 1,06 ribu cerita (30-07-21) "Aku tidak bahagia ketika menyadari aku hanya sendiri tanpa dirimu." Ketika diriku sendiri tidak tahu bagaimana aku menyadari akan suatu hal tentang diri sendiri yang begitu menyedihkan, dan ketika aku h...