ALONE 2 || 35

44 10 0
                                    

Happy Reading guys...
Jangan lupa vote nya biar enggak kelupaan:)

Beginilah hidup, jika terus mengharapkan orang yang sama, maka akan mengalami pengalaman yang sama juga.
_________________________________________________________

Dania masuk ke kamar seperti biasa. Ia menaruh tasnya di atas meja belajar, lalu memasuki kamar mandi untuk mandi.

Setelah selesai mandi, Dania sudah memakai piyama berwarna merah jambu ia memilih pergi ke dapur untuk makan karena perutnya yang terasa lapar.

Saat berjalan ke dapur ia melihat Dandi masuk ke kamarnya dengan ekspresi tidak menyenangkan, Dandi juga menutup pintu kamarnya dengan keras.

Hal itu membuat Dania mengkerutkan keningnya, lalu dengan cepat ia mengetuk pintu kamar Dandi.

Tok.. tok.. tok...

"Kenapa?"

"Gue masuk ya.."

Tanpa menunggu jawaban dari Dandi, Dania langsung masuk ke kamar abangnya itu. Ia melihat Dandi duduk di kasurnya sambil menatap ponselnya, jari-jarinya juga sedang mengetik sesuatu di handphone.

Dania menatap abangnya yang sedang sibuk dengan ponsel miliknya dengan ekspresi tidak biasa.
"Lo kenapa, bang?"

"Nggak papa."

"Yakin?"

"Iya..."

"Jujur aja sih, kayak sama siapa aja lo."

Dandi menaruh ponselnya di meja, lalu menatap Dania sambil tersenyum tipis.

"Gue pengen istirahat capek abis ngampus, tugas gue banyak."

Dandi tidur sambil menutup wajahnya dengan selimut dan bantal.

Dania menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan tingkah abangnya. Ia tidak pergi dari kamar abangnya, setelah memandang kamar abangnya dalam diam ia menghela nafas panjang. Sepertinya hari ini memang hari yang berat.

"Lo kenapa masih di sini?"

Dania menoleh dan terkejut ketika melihat Dandi sudah duduk di sampingnya, sambil menatapnya dengan penasaran.

"Katanya lo capek?"

Dandi langsung menatap ke arah lain.
"Ya.. tadinya gue capek."

"Terus?"

"Kepo aja lo ngapain masih di kamar gue, ada masalah?"

"Nggak ada."

"Bohong."

"Ngaca woi."

"Sad boy."

"Sad girl."

Ucap mereka keduanya sambil menghela napas. Lalu saling menatap.

"Citra mutusin gue," ucap Dandi.

"Loh, kenapa?"

"Dia bakalan pindah, dan dia udah dijodohin sama keluarganya."

"Pindah ke mana? Kok bisa sih?"

Dandi mengangkat bahunya. Lalu Dania mengelus punggung abangnya itu.

"Yang sabar, cewek di luar sana masih banyak."

"Hmm.. lo juga, cowok masih banyak tapi mikirin Danendra Mulu."

Dania yang tadinya mengelus kini malah menepuk punggung Dandi dengan keras, hal itu membuat Dandi meringis.

"Sakit," ucapnya.

ALONE 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang