ALONE 2 || 39

41 9 0
                                    

Happy Reading guys...
Jangan lupa vote nya biar enggak kelupaan:)

Melewati kehidupan ini bukan hal yang mudah, ada kala di mana rasanya menyenangkan namun ada juga di mana rasanya sangat sakit dan ingin menghilangkan dari muka bumi.
_________________________________________________________

Setelah keluar dari rumah Danendra, tatapan Tamara tertuju pada rumah di sebrang rumah Danendra.

Ya.. rumah lamanya, rumah yang memiliki sejuta kenangan, sejak ia kecil sampai pada akhirnya ia pergi dari rumah itu.

Air mata membasahi pipi indah Tamara, hatinya sakit, dan rasanya sesak. Ia rindu, sedih, juga merasa ingin kembali ke masa lalu.

Melewati kehidupan ini bukan hal yang mudah, ada kala di mana rasanya menyenangkan namun ada juga di mana rasanya sangat sakit dan ingin menghilangkan dari muka bumi.

Pilihan-pilihan yang kita pilih, alur yang kita jalani.  Pikiran yang menebak masa depan. Dan hal-hal yang kita tidak tahu apa yang akan terjadi adalah tanda, tanda bahwa manusia hanya bisa menjalani bukan menentukan.

Tidak mau berlama-lama. Tamara menghapus air matanya, menatap rumah lamanya dengan senyuman lalu pergi, berjalan menjauh.

Tamara mendapati pangkalan ojek, lalu menaiki ojek untuk pulang. Selama perjalanan, perasaannya entah mengapa tidak enak. Seperti akan ada sesuatu yang terjadi, namun ia berusaha untuk tenang dan berpikir bahwa itu hanya perasaan saja, karena ia habis menangis ketika melihat rumah lamanya.

Setelah sampai di rumah, Tamara langsung mencari Fanesa. Ternyata Fanesa sedang merapihkan baju di kamarnya.

"Mama," panggil Tamara.

"Loh.. Tamara?"

"Iya ini Tamara, mah."

"Kamu kenapa pulang? Kamu sakit?" tanya Fanesa lalu menghampiri Tamara.

Tamara menggelengkan kepalanya. Sedangkan Fanesa menkerutkan keningnya, bingung.
"Kamu bolos?"

"Maafin Tamara mah, tadi Tamara abis cari Danendra. Tapi sekarang Danendra udah ketemu, dan dia udah pulang ke rumahnya."

Fanesa tersenyum tipis. "Kalau seperti itu, mama maafin kamu. Tapi, kamu jangan bolos lagi ya. Itu sebenarnya kan bukan tanggung jawab kamu."

"Iya mah, maafin Tamara."

Fanesa mengelus kepala Tamara dengan lembut. "Kamu lapar?"

Tamara menggelengkan kepalanya pelan.
"Tamara tadi udah makan kok, mah."

"Yaudah, kamu ke kamar ganti baju gih.. istirahat aja ya."

Tamara merasakan kasih sayang Fanesa yang tulus, hal itu membuat hatinya tenang dan nyaman. Ia merasa bahagia, memiliki tante seperti Fanesa yang penuh kasih sayang.

Tamara menggangguk lagi. "Makasih mah, Tamara ke kamar ya."

"Iya."

Setelah mengobrol dengan Fanesa, Tamara berjalan ke kamarnya. Ia membuka pintu.

Cklek.

Ia berjalan menghampiri kucing peliharaannya. Ia berniat untuk mengajaknya main. Namun melihat kucing itu tertidur di kandang, Tamara hanya tersenyum.

Namun, Tamara menyadari sesuatu yang aneh. Ia tidak melihat perut Aiko yang bergerak. Dengan perasaan khawatir, Tamara menghampiri kucingnya.

Membuka kandang dan menyentuh Aiko. Ia menggoyangkan Aiko dengan pelan.

ALONE 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang