Jangan tanya seperti apa reaksi anak kelas X IPA 2 setelah mengetahui Adiba dan Vandra resmi berpacaran. Segala bentuk godaan mereka lontarkan ketika pasangan baru itu baru saja menginjakkan kaki di ruang kelas. Permintaan pajak jadian juga tak lupa mereka serukan waktu itu.
Hal gila yang membuat mereka tidak habis pikir adalah Vandra benar-benar memberikan pajak jadian yang mereka minta. Tahu apa yang diberikan cowok itu? Dua dus air narmada gelas yang ia beli sendiri dari kantin sekolah.
Waktu itu Vandra meminta bantuan Malvin untuk membantu membawa dus air tersebut. Bahkan sampai kini masih tersisa satu dus air yang sudah diambil beberapa biji dan sekarang dilelakkan di bagian belakang.
Gue lagi krisis ekonomi, lo semua gue traktir ini aja, ya. Lumayan buat diminum kalau lagi haus habis bersih-bersih.
Begitulah kalimat Vandra kala itu, yang mana perkataaan cowok itu sukses membuat seluruh penghuni kelas menganga tak percaya. Adiba bahkan kaget, tentu saja karena pacarnya itu tidak memberitahunya sebelumnya. Gila, Vandra memang gila, tapi tidak bisa Adiba pungkiri bahwa ia justru sangat senang akan tingkah gila cowok itu.
Layaknya pasangan pada umumnya, selama tiga hari menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, Vandra dan Adiba tentu melakukan hal-hal yang dilakukan sama seperti pasangan lainnya. Menjemput dan mengantar Adiba pulang, atau jalan bersisian dari parkir sampai perpustakaan lalu lanjut ke kelas, makan bersama di kantin juga beberapa kali mereka lakukan meski Vandra harus membujuk dahulu agar Adiba tidak terus-terusan menolak.
Yah, katanya cewek itu merasa malu kalau terlalu lengket dengan Vandra. Ia tidak ingin orang-orang berpikiran bahwa ia adalah pacar yang posesif.
Hal paling baiknya adalah Vandra sekarang jadi suka menghabiskan waktu di perpustakaan bersama Adiba. Jangan berpikir jika Vandra akan belajar, karena itu hanya akan ada dalam bayangan kalian, sebab yang cowok itu lakukan di sana adalah memandang wajah Adiba yang alhasil membuat cewek itu jadi tidak fokus. Atau kalau tidak, Vandra akan menggunakan kesempatan itu untuk tidur sebentar jika gurunya sedang tidak ada di sana.
Meski Adiba sudah memperingatinya dengan mengatakan ujian tengah semester akan segera dilaksanakan, tetap saja cowok itu tidak peduli, kecuali jika Adiba pura-pura mendiamkannya, baru Vandra sedikit tergerak untuk membuka bukunya. Itu pun ia terlihat malas-malasan.
"Tiga hari jadian perlu dirayain nggak sih?" tanya Vandra tiba-tiba. Kedua sejoli itu sedang ada di koridor kelas 12. Pagi-pagi begini sudah jelas jika mereka baru saja dari perpustakaan.
Adiba menggeleng-geleng mendengar itu. Meski tidak pernah pacaran sebelumnya, Adiba tahu bahwa hal semacam itu dilakukan jika sudah satu tahun lamanya. Hal ini ia ketahui dari Fira yang pernah merayakan hari jadiannya dengan pacarnya, yang sayangnya sekarang malah putus karena pacar sahabatnya itu ketahuan selingkuh.
"Kamu kan pernah pacaran sebelumnya, Van. Sementara aku nggak pernah. Kenapa nanyak aku?"
Suara Adiba terdengar sedikit kesal. Pasalnya sejak tadi Vandra terus saja menggenggam tangannya meski sudah ia minta lepaskan berkali-berkali. Lihat saja, sekarang mereka jadi pusat perhatian.
"Aku lepas nih," ujar Vandra menyadari perubahan suara pacarnya itu.
Adiba mendongak untuk menatap wajah Vandra yang lebih tinggi darinya. Cewek itu tersenyum lalu berujar, "Harusnya dari tadi biar aku nggak kesel sama kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Vandra [Completed]
Teen FictionBlurb : Vandra tak pernah menyangka jika ia akan menaruh hati pada Adiba. Taruhan konyol yang ia lakukan bersama sahabat-sahabatnya justru berujung suka. Adiba, gadis kaku yang katanya tak mengenal cinta. Akankah Vandra mampu 'tuk memenangkan hatin...