Vandra || 34

25 5 0
                                    

Hari terakhir UTS, rasanya benar-benar melegakan. Setelah dua minggu lamanya dihantui oleh ujian tersebut, kini murid-murid SMA Cakrawala bisa bernapas lega tanpa harus berpikir keras di mana mendapat jawaban. Atau memikirkan apakah besok bisa menjawab soal, siapa guru yang akan menjadi pengawas dan lain sebagainya. Kini mereka terbebas dari pemikiran-pemikiran semacam itu.

Yang menjadi bahan perbincangan sebagain murid setelah keluar dari ruang ujian adalah mengenai tempat refreshing otak setelah berkutat dengan buku-buku. Terlebih lagi, hari ini adalah hari sabtu, yang artinya malam nanti adalah malamnya anak remaja, kata Vandra.

"Gue mau pergi sama Adiba nanti malam," pamer Vandra sumringah.

"Emang dia mau pergi sama lo?" tanya Mahesa tidak yakin.

Pasalnya selama satu bulan berpacaran, Vandra sering uring-uringan sendiri lantaran Adiba yang katanya tidak ingin pergi di malam minggu. Alasan cewek itu selain karena terlalu ramai, Adiba juga bukan tipe orang yang suka keluar malam. Karena menurut Adiba, malam minggu lebih baik ia gunakan untuk membaca cerita wattpad favoritnya.

"Kali ini mau kok," balas Vandra.

"Baguslah, lo nggak perlu ngeluh lagi kalau gitu."

Vandra tidak akan menyangkal, beberapa kali ia memang sempat mengeluh karena Adiba yang tak mau diajak malmingan. Namun, hal itu hanya bisa ia keluhkan kepada sahabat-sahabatnya itu. Mana berani ia mengeluh di depan Adiba, justru ia takut cewek itu akan merasa terganggu. Yap, bagi Vandra sekarang, kenyamanan Adiba adalah prioritasnya.

Apalagi setelah kalimat Adiba waktu itu, yang katanya cewek itu takut kehilangan dirinya. Demi apa pun, sejak saat itu Vandra berjanji pada diri sendiri tidak akan menyakiti Adiba oleh kata-kata maupun tingkahnya.

"Mandangnya nggak usah sampai segitunya juga kali, Rak."

Itu suara Gilang. Cowok itu terkekeh melihat ekspresi tidak biasa Raka ketika melihat Ashilla sedang tertawa bersama seorang cowok.

Raka mendengkus. "Biasa aja."

Keempat sahabatnya itu tergelak, yang otomatis membuat Raka memutar bola mata jengah.

"Gue duluan, ya, mau siap-siap buat nanti malam," kata Vandra kemudian.

"Tolong, lo mau nyiapin apa aja sampai dari sekarang, Van?" Mahesa tidak habis pikir.

"Udah kayak cewek," timpal Mahendra.

Vandra kembali tergelak. Cowok itu beranjak dari duduknya lalu mengeluarkan bajunya serta membuka dua kancing teratas.

"Duluan," katanya sembari berjalan menjauh. Kali ini Vandra pulang tanpa Adiba sebab, cewek itu sudah pulang lebih dulu bersama ketiga sahabatnya. Katanya, mereka ingin mampir di kedai es krim dekat warung bakso Mang Ujang.

*****

Vandra menuruni tangga sembari bersenandung ria. Cowok itu memutar-mutar kunci motornya terlihat begitu bahagia. Sungguh, ia tidak sabar bertemu Adiba dan mengajak cewek itu ke mana pun yang diinginkannya.

Malam mingguan pertama bersama Adiba, ia harap akan memberi kesan yang tak terlupakan untuk dirinya dan pacarnya itu.

"Papa baru pulang?" tanya Vandra ketika melihat Darka yang sedang duduk di sofa ruang tengah masih dengan memakai seragam kantor.

"Iya, baru aja duduk ini. Kamu mau kemana sudah rapi begini?"

"Mau malmingan dong, Pa. Kan sekarang malam minggu."

Vandra [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang