"Karena sudah jam istirahat, kelas hari ini kita cukupkan, ya. Minggu depan lanjut lagi dan jangan lupa kerjakan tugas yang Ibu berikan tadi. Selamat pagi semuanya."
Seusai mengatakan itu, Bu Fika yang merupakan salah satu guru bahasa indonesia di SMA Cakrawala memberikan senyum kecilnya. Guru cantik nan anggun itu lantas menata langkah keluar dari ruangan tersebut.
Vandra yang memang sejak tadi menantikan kesempatan ini segera beranjak dari duduknya. Cowok itu maju ke depan lalu menutup pintu kelas rapat-rapat. Tingkah Vandra yang demikian tentu mengundang pertanyaan teman sekelas cowok itu. Ayolah, ini sudah jam istirahat dan mereka butuh ke kantin.
"Lo mau ngapain, Van?"
Mengabaikan pertanyaan Malvin, Vandra menyeret kursi guru hingga ke tengah-tengah.
"Gitar," pinta Vandra pada Mahesa.
Mahesa bangkit dari duduknya lalu maju ke depan untuk memberikan benda yang diminta Vandra.
"Gue mau nyanyi bentar. Lo semua jangan keluar dulu."
Vandra duduk pada kursi yang ia seret tadi dengan memangku gitarnya. Cowok itu berdehem lalu berujar, "Lagu ini gue bawain buat lo, Dib. Orang paling spesial, dan buat kalian semua, gue minta waktu lo sebentar buat jadi saksi betapa seriusnya gue soal perasaan ini," kata Vandra menjelaskan maksudnya.
"Anjir gue merinding, Van." Itu suara Bimo.
"Ih sweet banget sih Vandra. Dib, gimana menurut lo?" seru seorang cewek yang duduk di belakang Adiba.
Adiba memilih diam. Cewek itu mengulum bibirnya, terlihat sekali ia sangat gugup.
"Lanjut, Van. Kita siap jadi saksi cinta lo," teriak Mahesa yang diangguki oleh yang lain.
Kelas satu ini memang sangat antusias jika soal begini. Terlebih baru kali ini ada seseorang yang seterus terang Vandra dalam mengungkapkan perasaan.
Vandra tersenyum lebar. Cowok itu berdehem sekali lagi lalu mulai memetik gitarnya.
"Ini cinta, milik Noah," celetuk Kean yang merupakan penggemar berat dari band itu. Hanya dengan mendengar petikan awal gitar Vandra ia bisa menebak dengan benar.
Percaya padaku ini bukan nafsuku
Perasaan yang utuh dari dalam hatiku
Suara Vandra mengalun seiring petikan gitarnya. Cowok itu terlihat sangat menghayati lagunya.
Percaya kataku ini bukan akalku
Keinginan yang tulus tuk dapatkan hatimu
Ini cinta bukan yang lainnya
Ini cinta bukan yang lainnya
Tatap jelas mataku, jangan ragukan itu
Lihat dalam mataku ooh kaulah lamunan itu
Pandangan Adiba lurus ke arah Vandra. Suara Vandra juga tatapan cowok itu benar-benar menghipnotisnya. Dapat Adiba lihat dan rasakan bahwa cowok yang ada di depan sana sangat serius membawakan lagunya, yang artinya ia juga serius akan perasaannya.
Ini cinta bukan yang lainnya
Ini cinta bukan yang lainnya
Percaya padaku ini bukan nafsuku
Perasaan yang utuh dari dalam hatiku
Vandra mengakhiri lagunya dengan sebuah senyum tulus yang tercetak jelas. Setelah itu, terdengar sorakan juga tepukan tangan dari teman-teman sekelasnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/248950879-288-k41274.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Vandra [Completed]
Fiksi RemajaBlurb : Vandra tak pernah menyangka jika ia akan menaruh hati pada Adiba. Taruhan konyol yang ia lakukan bersama sahabat-sahabatnya justru berujung suka. Adiba, gadis kaku yang katanya tak mengenal cinta. Akankah Vandra mampu 'tuk memenangkan hatin...