Adiba berjalan sembari menunduk. Bisikan serta tatapan yang dilayangkan orang-orang di sekitar membuatnya merasa risih dan tidak nyaman. Pikirnya, mereka sedang membicarakan dirinya. Dan benar saja, ketika melewati dua orang cewek, ia tak sengaja mendengar namanya disebut.
Adiba semakin gelisah, ia segera mempercepat langkah menuju kelas. Entahlah, ia sendiri belum tau kesalahan apa yang ia lakukan sampai teman-teman sekolahnya membicarakan dirinya. Yang ia pikirkan sekarang hanyalah bagaimana ia bisa cepat duduk di bangkunya tanpa mendengar bisik-bisik tidak mengenakkan itu.
Adiba menghela napas lega ketika dirinya sudah sampai di dalam kelas. Namun, baru saja mendudukkan bokongnya, suara cempreng milik Abella yang memanggil namanya dengan kencang memaksa cewek itu untuk menoleh ke arah sahabat barunya itu. Abella dan Shakeela mendekat ke mejanya.
"Dib, lo nggak pacaran kan sama Vandra? Gosip itu nggak bener, kan?"
Pertanyaan Abella tentu mengundang perhatian beberapa orang yang ada di dalam kelas. Adiba meringis pelan ketika melihat semua orang seperti tengah menunggu jawabannya.
"Nggak, Bell. Deket aja nggak," jawab Adiba kemudian.
"Tapi semua orang di sekolah ini lagi gosipin lo sama Vandra. Banyak yang bilang kalau kalian lagi deket bahkan udah jadian," kata Abella lagi.
"Itu sama sekali nggak bener, Bell."
"Kita percaya, Dib, tapi nggak dengan yang lain. Kayaknya ini gara-gara insiden kemarin deh." Shakeela bersuara.
"Maksudnya waktu Vandra nolongin aku di lapangan?"
"Iya, Dib."
Kedua cewek itu mengangguk membuat Adiba menghela napas.
"Akhir-akhir ini aku juga sering banget lihat Vandra ngedeketin kamu. Mungkin dia emang suka sama kamu, Dib."
Adiba menggeleng. "Nggak mungkin, Sha. Tapi aku juga bingung kenapa dia terus deketin aku. Maksa pulang bareng juga sering, api aku selalu tolak, takutnya ada yang mikir nggak-nggak, kayak gosip pacaran dan yang lainnya."
"Tapi kayaknya dia beneran suka sama lo deh, Dib."
"Entah."
"Ya ampun, setelah beberapa hari lalu sekolah gempar gara-gara Shakeela dituduh nyatain perasaan lewat surat, sekarang sekolah gempar gara-gara lo, Dib. Heran gue, kok sahabat-sahabat gue terlibat sama gengnya Gilang, sih," celoteh Abella panjang lebar.
Shakeela hanya mengangkat bahu sementara Adiba tampak diam. Mungkin dia terlalu syok dengan berita ini. Wajar, sebelum Vandra mulai mendekatinya, hidup Adiba baik-baik saja.
Suara gaduh dari luar membuat ketiga cewek itu menoleh. Rupanya Vandra dan sahabat-sahabatnya baru tiba. Dari yang terlihat, Vandra justru nampak biasa-biasa saja. Ia sepertinya tidak mempermasalahkan gosip yang beredar. Tidak mungkin, kan, kalau cowok itu belum mendengarnya.
Adiba bangkit dari duduknya lalu menghampiri Vandra.
"Van," panggil Adiba.
"Wow, mimpi apa gue semalam, ini beneran Adiba kan yang manggil gue? Serius gue masih nggak percaya," ujar Vandra heboh.
Adiba meringis dalam hati. Pikirnya, Vandra berlebihan juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vandra [Completed]
Teen FictionBlurb : Vandra tak pernah menyangka jika ia akan menaruh hati pada Adiba. Taruhan konyol yang ia lakukan bersama sahabat-sahabatnya justru berujung suka. Adiba, gadis kaku yang katanya tak mengenal cinta. Akankah Vandra mampu 'tuk memenangkan hatin...