Vandra || 33

25 5 0
                                    

Bila saat engkau jatuh

Dan mulai merasa rapuh

Pundakku siap tersandar

Tanganku selalu menggenggam

Ini aku

Vandra bersenandung seraya berjalan keluar dari kamar mandi. Bulir-bulir air kian menetes dari ujung rambutnya yang basah. Membuka lemari, cowok itu mengambil pakaian lantas mengenakan kaos hitam polos dengan bawahan celana pendek berwarna abu-abu.

Sembari menggosok rambut dengan handuk, Vandra meraih ponselnya yang ada di atas nakas lalu duduk bersandar pada kursi belajarnya. Mengklik aplikasi WhatsApp, Cowok itu membuka ruang obrolan bersama sahabat-sahabatnya.

Anak Sultan
Gilang, Mahendra, Mahesa, ...

Mahesa:
Woeeeee
Woeee kalian di mana?
Masih hidup, kan, lo semua?

Gilang:
Berisik!

Mahendra:
Bacot!!!

Mahesa:
Ya ampun, tega kalian yah.
Gue lagi galau woee

Me:
Bodo amat

Mahesa:
Gini yah lo, Van.
Giliran lo yang
patah hati, gue
dicari-cari

Me:
Idih, kapan woe

Gilang:
Besok ke club yuk

Raka:
Gue nggak bisa, harus
jaga rumah. Orangtua
gue masih di luar kota.

Mahendra:
Gue males keluar.

Me:
Jaga rumah apa
jaga si cewek, Rak?

Raka:
Fuck!!

Vandra terbahak sendiri membaca chat Raka. Membayangkan wajah kesal sahabatnya itu entah mengapa membuatnya teramat senang. Selama tiga hari ini, tepat setelah kejadian Raka dan Ashilla jatuh waktu itu, Vandra senang sekali menggoda Raka. Bukan hanya dia, Gilang, Mahendra, dan Mahesa pun ikut andil untuk menggoda Raka.

Menghentikan tawanya, Vandra memilih keluar dari ruang obrolan tersebut. Cowok itu beralih membuka chat-nya bersama Adiba.

Me:
Dib
Adiba
Sayang

Vandra menghela napas pendek kala Adiba tak kunjung membalas pesannya, padahal sudah jelas tertera di sana kalau cewek itu sedang online. Pikir Vandra, mungkin Adiba tengah belajar atau sibuk membantu ibunya sekarang dan lupa mematikan data seluler ponselnya.

"Nggak apa-apa, masa gini doang ngeluh," monolognya.

Memasukkan ponsel ke dalam saku celananya, Vandra memilih keluar dari kamar lalu berjalan menuruni tangga. Niatnya mau ke dapur untuk mengambil beberapa cemilan yang akan menemaninya menonton sore ini.

"Buat apa, Bik?" tanya Vandra setibanya ia di dapur.

"Bibi buat kentang goreng ini, Den. Mau coba?"

"Wah mau dong, Bik."

"Ini," kata Ratih sembari menyodorkan piring yang sudah berisi kentang goreng buatannya.

Vandra [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang