Vandra || 31

32 6 3
                                        

"Nggak sama Adiba lo?"

Vandra yang baru saja memarkirkan motornya menoleh ke arah Mahendra yang baru saja melontarkan pertanyaan itu. Di sebelahnya Ada Gilang dan Raka minus Mahesa.

"Nggak, dia berangkat sama Fira katanya. Mahesa mana?"

Deru motor dari arah gerbang menjawab pertanyaan Vandra. Cowok yang dicarinya itu baru saja tiba dengan seorang cewek di boncengannya. Mahesa memarkirkan motornya tepat di samping motor Vandra.

"Hai, Ra," sapa Vandra pada cewek yang diboceng oleh Mahesa itu.

Ara balas tersenyum kemudian pamit untuk ke kelas lebih dulu. Sekedar informasi, Ara itu tetangga sekaligus sahabat Mahesa. Mereka sangat dekat, sampai-sampai kedekatan keduanya membuat banyak orang berasumsi bahwa mereka pacaran. Padahal Mahesa sendiri sudah punya pacar.

"Nggak ke kelas nih?" tanya Mahesa kemudian.

"Entaran elah, nongki di sini dulu. Kakak kelas bening-bening semua, lumayan buat nyuci mata pagi-pagi."

Itu suara Gilang, tentu saja. Siapa lagi yang genitnya minta ampun walau sudah punya pacar? Bahkan setelah memacari salah seorang cewek hits di angkatannya, kelakuan cowok itu tidak pernah berubah.

Terlebih, belakangan ini hubungan Gilang dengan Callista katanya sedang tidak dalam keadaan baik. Banyak rumor yang mengatakan bahwa Gilang berpacaran dengan Callista hanya untuk balas dendam pada mantan pacar Callista sebelumnya, yang merupakan musuh bebuyutan Gilang sejak SMP.

Lagi, mengingat Gilang yang mengajak Callista berpacaran saat cewek itu masih berstatus pacar dari mantan pacarnya itu, kemungkinan besar rumor itu benar adanya. Apalagi saat itu baru dua minggu mereka kenal.

"Pikiran lo cewek mulu, Lang. Sadar woe sadar," kata Vandra yang dibalas tawa oleh Gilang.

"Mending kenalin Raka satu, Bro. Siapa tahu bisa nyantol di hati dia." Mahesa berujar.

"Waktu itu gue kenalin sama sepupu gue yang cantik, putih, lemah lembut, tapi Raka tetap nggak mau. Gue heran, tipe Raka ini yang kayak gimana sih sebenarnya," balas Gilang.

"Gue nggak ada niatan buat punya cewek." Raka membuka suara. Cowok itu turun dari motornya sendiri lalu duduk di jok belakang motor Vandra.

"Lo nggak homo, kan?"

Suara decakan khas Raka terdengar. "Gue normal."

"Btw, Vandra benar-benar berubah jadi anak rajin gaes. Dua hari yang lalu gue lihat dia sama Adiba di toko buku berdua, terus kemarin gue lihat dia di sana juga tapi cuma sendiri," kata Mahesa kemudian.

"Gue cuma nemenin Adiba doang kali. Kalau kemarin sih gue sengaja ke sana mau beli novel buat kado ulang tahun dia," jelas Vandra merendahkan suaranya, takut ada yang mendengar selain mereka berlima.

"Adiba kapan ulang tahun?" tanya Gilang.

"Dua bulan lagi, lebih tepatnya 49 hari lagi."

"Eh buset, masih lama woe, beli kado aja dari sekarang. Ampun dah, Van." Mahesa geleng-geleng tak habis pikir.

"Si bangke, itu tuh novelnya terbatas kalau nggak dibeli cepet yang ada kehabisan, coy. Eh, kalian jangan bilang sama siapa-siapa ya, apalagi sama Adiba."

Vandra [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang