dua

6K 459 13
                                    

"Wonwoo Hyeong!" Seungkwan mengagetkan orang yang ada di depannya. Membuat Wonwoo sedikit terperanjat olehnya.

"Kwan-ah, kenapa kau suka sekali mengagetkan orang lain?" Tanya Wonwoo yang menampilkan wajah kesalnya.

"Habisnya kau dari tadi melamun terus, bahkan ketika laki-laki idamanmu itu datang, kau hampir saja membuat kesalahan. Kenapa hyeong? Kau bisa cerita terhadapku."

"Tidak, aku tidak memikirkan apapun."

"Pembohong." Ucap Seungkwan sambil memperhatikan wajah Wonwoo yang terlihat gelisah.

"Hyeong? Wajahmu sangatlah kusut, aku tahu kau pasti ada masalah, ceritakan saja padaku, aku akan mendengarkannya, dan mungkin aku bisa memberi solusi."

"Tidak perlu Seungkwan, tapi terima kasih."

"Baiklah, kalau itu maumu. Yang penting, fokuslah dengan pekerjaanmu, jangan membuat kesalahan lagi." Ucap Seungkwan, kemudian kembali dengan aktivitasnya dengan melayani pelanggan.

Ting

Bel pintu kafe berbunyi, tanda ada pelanggan yang masuk ke kafe tersebut.

"Hai, Seungkwan. Annyeonghaseyo Wonwoo hyeong." Ucap laki-laki berhidung mancung dengan menampilkan senyum cerahnya.

"Kau selalu saja sopan dengan Wonwoo Hyeong." Ucap Seungkwan, menampilkan wajah kesalnya.

"Memangnya kenapa hm? Wonwoo Hyeong itu lebih tua dariku. Dan kau, kau lebih muda dariku. Wajar saja caraku berbicara dengan kalian berbeda." Jawab laki-laki yang kini berdiri di depan Seungkwan, depan meja kasir.

Wonwoo hanya tersenyum melihat tingkah mereka berdua. Sudah terbiasa dengan mereka yang selalu berselisih seperti ini.

"Tumben kau sendiri, di mana Jeonghan dan Jisoo Hyeong?" Tanya Seungkwan, sambil mengurus pembayaran pelanggannya.

"Ah, mereka masih ada rapat, dan, menyuruhku datang ke sini terlebih dahulu." Balas laki-laki itu.

"Wajahmu sekarang menjadi lebih cerah Dokyeom-ah, sejak berkencan dengan Jisoo Hyeong." Ucap Wonwoo tetiba setelah memperhatikan mereka berdua.

"Benarkah? Hehe, makanya, kau harus berkencan juga Hyeong." Ucap laki-laki bernama Dokyeom tersebut sambil bersemu, meskipun tak terlihat, karena dia seorang alpha yang sudah ditandai oleh Jisoo, orang yang sedang mereka bicarakan.

Wonwoo hanya tersenyum menanggapinya.

"Hyeong kau tahu kan kalau Wonwoo Hyeong sedang menyukai seseorang?" Ucap Seungkwan.

"Cukup Seungkwan, kau sudah membicarakannya berkali-kali." Ucap Dokyeom, membuat Seungkwan kembali menampilkan wajah kesalnya. "Oh, Wonwoo Hyeong, pesan seperti biasa." Lanjutnya kemudian. Ia berjalan meninggalkan Wonwoo dan Seungkwan untuk duduk di meja kafe tersebut.

Wonwoo mengiyakannya lalu mempersiapkan pesanan Dokyeom, dan tentu saja dengan pesanan dua orang lain yang mereka bicarakan tadi. Jeonghan dan Jisoo.

Setelah selesai, Seungkwan mengantar pesanan Dokyeom ke mejanya. Kafe memang sedikit penuh kali ini karena jam istirahat siang.

Ting

Bel pintu itu berbunyi lagi, dua orang laki-laki datang. Satu laki-laki berjalan menuju arah Dokyeom dan yang satu berjalan ke arah Wonwoo yang berdiri di balik meja kasir.

"Jisoo hyeong." Panggil Dokyeom semangat, Jisoo kemudian langsung mendudukkan dirinya di sebelah Dokyeom, memeluk tangan orang tersebut.

"Kalian membuatku iri saja." Ucap Seungkwan yang tak terdengar oleh dua orang yang sedang bermersaan tersebut, ia kemudian kembali ke meja kasir.

my real-alphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang