—minggu keenam belas
Janin dalam perut Wonwoo sudah mulai bergerak, lebih terasa kali ini dari pada sebelumnya. Ia tak berhenti mengelus baby bump-nya itu. Mingyu dan Wonwoo juga sudah melihat dengan jelas lekuk tubuh kedua bayi mereka di layar monitor USG."Kalian bisa melakukannya, hanya saja saya sarankan ketika kehamilan Wonwoo sudah memasuki bulan keenam. Dan jangan melakukannya setelah bulan ke delapan. Itu akan berisiko pada kehamilan Wonwoo, apalagi ada dua janin di dalam perutnya." Jelas dokter Park setelah Mingyu bertanya apakah Mingyu dan Wonwoo bisa melakukan hubungan badan.
Mingyu dan Wonwoo kemudian mengangguk mengerti. Keduanya pamit setelah dokter Park memberikan resep obat. Mingyu membantu Wonwoo berjalan keluar dari ruangan tersebut dan menebus obat.
Setelah itu, keduanya keluar dari rumah sakit, memasuki mobil Mingyu dan langsung melajukannya ke arah rumahnya. "Apa.. kita akan melakukannya Mingyu?" Tanya Wonwoo, ia menoleh dan menatap Mingyu.
Mingyu yang tak berhenti mengelus tangan Wonwoo kemudian menoleh sebentar dan kembali fokus ke jalanan. "Itu terserah padamu sayang. Tapi jika kau bertanya padaku, tentu saja aku mau. Aku sudah menahan hasratku selama empat bulan."
"Tapi aku takut itu akan mengganggu kehamilanku."
"Itu sebabnya aku bertanya pada Dokter Park." Mingyu menoleh lagi ke arah Wonwoo yang memanyunkan bibirnya gemas.
Setelah keduanya sampai di rumah, Mingyu yang masih kuat untuk menggendong Wonwoo pun membawanya masuk dan menaiki tangga menuju kamar mereka. Setelah merebahkan Wonwoo di tempat tidur ia turun ke dapur dan mengambil makan malam untuk Wonwoo.
Sekembalinya Mingyu dari dapur, Wonwoo menyandarkan tubuhnya pada headboard tempat tidur tersebut. Ia membuka mulutnya ketika Mingyu menyodorkan sendok yang berisi makanan yang ia bawa. "Kamu tidak makan Mingyu?"
"Setelah ini." Balasnya dan kembali menyuapkan makanan ke mulut Wonwoo.
—minggu ketujuh belas
"Tidak mau oemma." Wonwoo mengerucutkan bibirnya gemas. Ia menutupi baby bump-nya dengan kedua tangannya."Sebentar saja sayang." bujuk ibunya.
"Tidak mau." Wonwoo menggeser sedikit duduknya menjauhi ibu kandungnya. "Sudah Wonwoo bilang, tidak mau dan tidak boleh." Ia menatap tajam ibunya yang hanya bisa menghela napasnya. Sudah berkali-kali ia meminta izin pada Wonwoo untuk mengelus perut putranya tersebut, tapi tetap saja tidak di perbolehkan.
Wonwoo dan Mingyu memutuskan untuk menginap di rumah ibunya, Wonwoo bilang ia merindukan kamarnya, namun malah ia berakhir berargumen dengan ibunya yang terus-terusan mau mengelus baby bump-nya. Sedangkan Mingyu yang melihat hal tersebut hanya tersenyum simpul. Ia memang sudah tahu bahwa suaminya itu tidak memperbolehkan siapa pun menyentuh perutnya.
Setelah berbincang selama beberapa jam di ruang tamu tersebut dan makan malam. Wonwoo meminta untuk masuk ke kamarnya karena ia bilang sudah mengantuk. Tetapi sesampainya ia dan Mingyu di dalam, ia malah tak berhenti menceritakan beberapa hal yang terjadi padanya pada kehamilan minggu ketujuh belasnya itu.
Ia mengatakan bahwa perutnya sudah begitu berat, merasakan kedua janinnya yang bergerak bahkan terkadang membuat kulit perutnya itu sakit. Mingyu hanya mendengarkan dan memandangi wajah excited-nya Wonwoo ketika menceritakan hal tersebut.
Sampai akhirnya ia menyuruh Wonwoo untuk tidur karena jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. "Tidurlah, dan aku mencintaimu." Kalimat sakral yang selalu Mingyu katakan sebelum mencium kening Wonwoo dan lalu tertidur.
—minggu kedelapan belas
"Dokter Park bilang, aku harus sering mengajak kedua anak kita berbicara.""Iya, memang."
KAMU SEDANG MEMBACA
my real-alpha
Fiksi PenggemarMINWON • COMPLETED Omegaverse Fanfiction Seorang real-omega bernama Jeon Wonwoo dijodohkan oleh mendiang ayahnya dengan seorang real-alpha bernama Kim Mingyu, sementara dirinya menyimpan perasaan untuk alpha lain. Wonwoo tidak bisa menolaknya, ia ha...