tiga puluh dua

3.4K 240 5
                                    

Mingyu masih memeluk Wonwoo dan mencoba menenangkannya hingga tangisan Wonwoo selesai dan hanya tersisa isakan dan sesegukannya. Ia mencoba membuat Wonwoo untuk tidak menyalahkan dirinya. Karena dua-duanya merasa bahwa ini salah mereka.

Mingyu tak ingin mereka berlarut dalam kesedihan itu. Ia terus mengusap punggung Wonwoo dan menenangkannya, mencoba memberi pengertian bahwa keduanya sama-sama salah. Terus seperti itu hingga akhirnya Wonwoo tertidur dalam pelukannya.

Secara perlahan Mingyu merebahkan tubuh Wonwoo dan menyelimutinya. Ia terduduk di kursi sisi ranjang tersebut, menggenggam erat tangan Wonwoo dan menciuminya. Ia berharap jika Wonwoo sadar lagi esok, tak akan berlarut-larut dalam kesedihan itu. Hingga akhirnya Mingyu tertidur dalam posisi duduknya. Tertidur dengan kepalanya yang tertumpu di sisi ranjang tersebut.

***

Wonwoo membuka kedua matanya, cahaya matahari masuk begitu saja ke dalam retinanya. Ia mendapati Mingyu yang tertidur dengan posisi yang terlihat tidak nyaman. "Mingyu." Panggilnya pelan, ia mengelus rambut Mingyu dengan tangannya yang tersuntik jarum infus.

Mingyu mulai membuka kedua matanya, ia mendongak dan mendapati Wonwoo yang sudah terbangun. "Ada apa sayang?" Tanyanya, melihat wajah Wonwoo yang seperti akan menangis lagi. Ia kemudian meraih wajah Wonwoo dan mengelusnya. "Tidak apa, ini takdir Tuhan. Yang penting kita sudah berusaha untuk menjaganya."

"Tapi.."

"Sudah, jangan menangis lagi. Kita bisa mencobanya lain waktu." Ucapnya, ia kemudian bangkit dan mengecup kening Wonwoo begitu dalam. Mencoba menampilkan senyumnya yang masih terasa berat. "Semuanya akan baik-baik saja, okay?"

Wonwoo mengangguk pelan, ia berterima kasih bahwa Mingyu benar-benar membuatnya tenang. Ia tak terima tentu saja, tapi hal itu tak berarti bisa mengembalikan janinnya begitu saja, maka dari itu, ia harus merelakannya. Ia harus merelakan sesuatu yang mungkin Tuhan belum ingin menitipkannya pada Wonwoo dan Mingyu.

Setelah itu, Mingyu memanggil dokter untuk memeriksa Wonwoo. Dokter bilang rahim Wonwoo baik-baik saja, ia juga dapat dibuahi kembali jika sudah benar-benar sembuh. Selain itu, dokter mengatakan bahwa masih ada kemungkinan bahwa Wonwoo bisa hamil lagi, karena benturan itu tepat mengenai janinnya. Bukan letak dimana ovariumnya berada.

Mendengar hal tersebut membuat Mingyu dan Wonwoo ada harapan lagi. Mungkin kali ini bukan kesempatan untuk mereka tapi masih ada esok hari dan bisa digunakan sebagai pelajaran hidup.

Sekeluarnya dokter, kedua ibu mereka memasuki ruangan. Mereka menanyakan keadaan Wonwoo dan Wonwoo bilang bahwa dirinya sudah lebih baik. Kini, ibu Wonwoo tengah sibuk mengupaskan buah untuk Wonwoo sedangkan Ibu Mingyu tengah mengajak Mingyu keluar dari ruangan tersebut.

"Ayahmu mengabari oemma bahwa Rowon akan di penjara atas tindakannya." Ucap ibunya, ia meraih tangan putra semata wayangnya dan mengelusnya. "Dan hari ini, ayahmu akan membawa Rowon untuk meminta maaf secara langsung pada Wonwoo. Polisi juga pasti akan datang untuk menanyai kesaksian kalian."

"Meskipun bajingan itu meminta maaf, ia tak bisa mengembalikan janin Wonu oemma."

"Oemma tahu ini berat untuk kalian berdua. Tapi kalian tidak bisa melawan takdir Tuhan. Pasti ada alasan kenapa Rowon melakukan hal ini. Dan kau Mingyu, bersikaplah lebih baik lagi, jika nanti kalian diberi kesempatan lagi oleh Tuhan, maka jagalah baik-baik, jangan pernah membuat kesalahan yang sama."

Mingyu mengangguk mengerti. "Terima kasih oemma." Ucapnya dan ia mendapat pelukan dari ibunya. Merasa sedikit lebih tenang dan Mingyu juga berharap bahwa Wonwoo juga akan lebih tenang.

*

Mingyu tak berangkat kerja, tentu saja. Ia tak mau meninggalkan Wonwoo dalam keadaan seperti ini meskipun Wonwoo memaksanya untuk berangkat. Kini ia sedang terduduk di kursi sebelah ranjang tempat Wonwoo berbaring. "Mingyu... Bagaimana luka punggungmu?" Tanya Wonwoo, ia mengingatnya setelah melihat luka di tulang pipi Mingyu akibat pecahan kaca itu juga tidak di obati. "Kamu belum mengobatinya?" Lanjutnya karena tak ada tanggapan dari Wonwoo.

my real-alphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang