empat puluh lima

2.8K 189 3
                                    

—tahun pertama
Mingyu dan Wonwoo bertahan, keduanya sudah merawat kedua anak mereka selama setahun. Memang waktu berlalu begitu cepat, hingga Shim dan Jung tanpa terasa sudah tumbuh menjadi anak-anak yang begitu menggemaskan.

Sama seperti pada anak berumur satu tahun pada umumnya, Shim dan Jung sudah mulai merespons ucapan kedua orang tuanya atau orang lain meskipun bahasa mereka belum terlalu jelas. Keinginan mereka untuk bermain begitu banyak, hingga kadang Minwon kewalahan ketika menuruti permintaan mereka.

Shim dan Jung juga sudah mulai bisa menopang tubuhnya untuk berdiri, mereka sudah mulai mencoba berjalan meskipun terkadang terjatuh begitu saja karena keseimbangan mereka yang masih kurang. Tak hanya itu, mereka juga sering berubah mood-nya apalagi ketika sudah saling berebut mainan. Yang berakhir saling menangis, padahal Minwon juga sudah menyediakan mainan yang sama persis. Tapi tetap saja.

Tingkat emosional Shim dan Jung juga sudah mulai meningkat. Jung akan lebih sering menangis ketika ditinggal sebentar saja oleh Wonwoo. Sedangkan Shim akan menangis ketika Mingyu tidak ada di sekitarnya. Atau sebaliknya. Mereka akan gugup atau malu jika bertemu dengan orang baru, seperti ketika Minwon membawa keduanya ke rumah sakit untuk menjenguk Jeonghan yang melahirkan.

Keadaan rumah juga begitu berantakan karena ulah sikembar. Mereka akan membuka lemari atau box mainan dan mengeluarkan barang-barang dari dalamnya. Ini membuat baby sitter mereka bekerja ekstra dan Mingyu yang harus memberi upah lebih.

Mingyu menghela napasnya setelah ia pulang dari kantor dan melihat bagaimana berantakannya kamar kedua anaknya itu. Ia berjalan masuk dan menghampiri Wonwoo. Mengecup keningnya lalu beralih kepada dua anaknya yang sibuk bermain.

Ia kemudian mendekat ke arah Jung dan mencium pipi tembam anaknya itu. "Ap.. Paa.." Jung memang sudah perlahan bisa memanggil Mingyu. Mingyu kemudian mengecupi wajah Jung hingga membuat Jung mulai menangis.

"Mingyu berhenti." Ucap Wonwoo sembari menepuk punggung Mingyu. Mingyu kemudian menurunkan Jung dan Jung kembali bermain.

Ia menoleh ke arah Shim yang sibuk dengan robot transformernya. "Dae Shim-ah.." Panggil Mingyu dan Shim menoleh. "Kemari nak.. Hm?" Bukannya menghampiri Mingyu, Shim kembali fokus pada robotnya. "Haish, kau ini." Ia mendekat dan meraih tubuh Shim, yang malah membuatnya memanyunkan bibir karena robot ditangannya terjatuh.

"Mingyu, jangan membuatnya meangis." Ucap Wonwoo setelah melihat Shim yang seperti akan menangis.

"Lihatlah, bukankah dia menggemaskan dengan wajah seperti ini?" Ungkap Mingyu lalu mengecup pipi Shim.

"Turunkan Mingyu, dia akan menangis. Kau mandilah, aku sudah memanaskan air untukmu." Balas Wonwoo. Mingyu kemudian menurunkan Shim dan mengecup pipinya sekali lagi.

Ia beralih pada Wonwoo yang ada di belakangnya. Mendekat dan mengecup bibir Wonwoo lalu beranjak meninggalkan kamar tersebut. Wonwoo hanya mengerjap dan tersenyum malu, pasalnya kedua baby sitter yang sedang menjaga anaknya itu menatap ke arahnya. 'Benar-benar Kim Mingyu.' batinnya.

***

Wonwoo mengerjap kaget karena mendengar suara tangisan Daejung, ia menoleh dan menggerakkan tubuh Mingyu. "Mingyu~ Daejung menangis." Lirihnya, kemudian bangkit dan mengucek kedua matanya.

Mingyu yang langsung membuka kedua matanya kemudian bangkit. "Biar aku yang mengeceknya." Ucapnya, ia bergegas turun dan keluar dari kamarnya dan masuk ke kamar kedua anaknya. "Kenapa Jung menangis?" Tanya Mingyu setelah melihat Daejung sedang di tenangkan oleh baby sitternya. Sedangkan Daeshim juga ikut terbangun dengan sekarang berada di pelukan baby sitter yang satu.

"Saya tidak tahu tuan, dia tiba-tiba terbangun." Jawab baby sitter Daejung.

Mingyu kemudian meraih tubuh Daejung dan ia gendong, ia lalu meraih tubuh Daeshim dengan tangan satunya. "Buatkan susu untuk mereka dan bawa ke kamarku." Ucap Mingyu dan diberi anggukan oleh kedua baby sitter itu.

my real-alphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang