dua puluh enam

4.6K 295 6
                                    

Mingyu terbangun dari tidurnya karena merasakan kebas pada lengan kirinya yang dijadikan kepala Wonwoo bertumpu. Ia tersenyum, melihat keluar jendela yang ternyata sang cakrawala sudah menunjukkan dirinya.

Pandangannya ia arahkan pada jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sebelah siang. Bagaimana tidak, semalam mereka melakukannya hingga subuh, ia terus berlanjut menyetubuhi suaminya itu sampai benar-benar wolf-nya juga merasa kelelahan.

Kini ia menatap Wonwoo, ia meraih surai Wonwoo dan mengelusnya perlahan. Menatap wajah tertidur itu dengan begitu dalam tanpa menghilangkan senyuman yang perlahan melebar. Karena sentuhan tangan Mingyu, Wonwoo menggeliat dan berakhir dengan ia yang membuka kedua matanya.

Ia mengerjap ketika melihat bagaimana Mingyu yang melihatnya dengan senyuman selebar itu. "Selamat pagi cantik." Sapa Mingyu lalu mendekat dan mengecup bibir Wonwoo. Tanpa terasa, wajah Wonwoo kembali mengeluarkan rona merah.

Ia sedikit mengubah posisinya dan itu menimbulkan erangan kesakitan dari Wonwoo. Ia menoleh ke arah Mingyu, memberikan kode bahwa tubuhnya merasakan sakit luar biasa dengan tatapan kedua mata memelasnya. "Masih sakit?" Tanya Mingyu dan Wonwoo mengangguk pelan. "Maafkan aku hm?" dan Wonwoo mengangguk lagi. Wonwoo kemudian akan beranjak bangkit, tapi ia merasakan sakit di tubuh selatannya. "Kau akan kemana memangnya hm?" tanya Mingyu.

"Mandi.." Jawab Wonwoo sembari mengerucutkan bibirnya.

Mingyu menarik tangannya yang digunakan kepala Wonwoo bertumpu secara pelan. Ia kemudian terduduk. "Sebentar, aku akan menyiapkan air hangat." Ucap Mingyu, ia kemudian bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. Menyiapkan air hangat di bathup karena jika Wonwoo mandi air dingin, itu malah akan membuatnya demam.

Setelah selesai, Mingyu kembali menghampiri Wonwoo. Ia secara perlahan mengangkat tubuh Wonwoo dan membawanya ke kamar mandi. "Kamu tidak berkerja hari ini?" Tanya Wonwoo di dalam gendongannya. Tubuhnya kini di turunkan Mingyu sepelan mungkin di bathup tersebut.

"Aku tidak mungkin meninggalkanmu dengan keadaan seperti ini. Nanti aku akan mengabari sekretarisku, setelah membantumu membersihkan diri." Mingyu bergerak untuk memasuki bathup itu. Ia duduk berhadapan dengan Wonwoo.

"Aku.. Aku bisa melakukannya sendiri Mingyu.." Wonwoo sebenarnya malu, sangat malu. Meskipun keduanya bahkan sudah saling melihat tubuh telanjang dan berhubungan badan, tapi rasa malu Wonwoo tak pernah hilang.

Mingyu kemudian menarik Wonwoo dan membuatnya duduk di atas pangkuannya. "Itu akan susah, dan jika tidak bersih, perutmu yang akan sakit." Tangan kanan Mingyu mulai bergerak turun, sedangkan tangan yang satu memegangi tubuh Wonwoo agar tetap pada posisinya.

"Tapi, jika.. Jika dikeluarkan semua, aku.. Aku tidak akan hamil Mingyu.." Wonwoo mengerucutkan bibirnya.

Mingyu yang mendengarnya tersenyum. "Jika Tuhan menakdirkan, kau akan tetap hamil sayang, percayalah padaku."

"Tapi.. Akkhhh.. Mingyu.." Wonwoo meremat bahu Mingyu ketika merasakan lubangnya sudah di masuki satu jari Mingyu, ia menunduk dan menumpu tubuhnya pada pundak Mingyu. "Sakitt.. Akhh.." Erangan itu terjadi lagi ketika Mingyu memasukkan jari keduanya.

"Aku akan pelan okay?" Mingyu mulai bergerak, ia menggerakkan kedua jarinya dengan gerakan gunting. Merasakan bahwa cairan itu perlahan keluar dan bercampur dengan air hangat di bathup tersebut.

Wonwoo terus mengerang hingga merasakan perutnya yang perlahan mengosongkan diri. Ia semakin menundukkan kepalnya pada pundak Mingyu, meremas kedua bahu Mingyu ketika merasakan sakit pada lubang analnya.

"Aku rasa sudah cukup, bagaimana?" Tanya Mingyu, pasalnya ia sudah tak merasakan lagi benihnya yang semalam ia keluarkan dalam lubang anal Wonwoo mengenai jarinya. Mendapat anggukan dari sang omega, Mingyu mengeluarkan kedua jarinya. Ia kemudian menarik penutup air dan membuat air itu mengalir.

Wonwoo masih menumpu dirinya pada bahu Mingyu. Napasnya terengah karena perasaan lega. Mingyu kemudian kembali mengisi air di bathup tersebut. Hingga penuh, Mingyu berlanjut membersihkan seluruh tubuh Wonwoo. Ia menyabuni tubuh itu begitu detail, benar-benar membersihkannya secara keseluruhan.

Setelah menguras air kedua yang penuh dengan busa sabun. Mingyu bangkit dan keluar dari bathup setelah mendudukkan Wonwoo secara pelan di sana. Ia kemudian mengisi air hangat ketiga. Membantu Wonwoo untuk relaks. "Terima kasih.." ucap Wonwoo.

Mingyu tersenyum. "Iya sayang." lalu mengecup bibir Wonwoo singkat. "Aku akan mandi di bawah shower, lalu setelah itu aku akan membawamu keluar. Okay?" ucap Mingyu dan mendapat anggukan dari Wonwoo.

Mingyu kemudian beralih ke bawah shower yang hanya berbatas kaca tebal dengan bathup Wonwoo. Wonwoo memperhatikan dari balik kaca ketika Mingyu sudah mulai menyalakan shower dan mulai membersihkan dirinya. Tanpa terasa, wajah Wonwoo merona, entah karena ia mengingat kejadian semalam atau karena melihat Mingyu yang sedang mandi sekarang. Mungkin keduanya.

Ia tersenyum bahagia, ini kali pertama heat-nya bisa terselesaikan bukan karena obat yang biasa ia minum, tapi karena suaminya sendiri. Dan ia tidak tahu karena semalaman adalah hubungan badan pertamanya, hal itu membuat Wonwoo terus mengingatnya. Ia terus mengingat bagaimana dirinya yang mendesah akan perbuatan Mingyu dan bagaimana ia mendengar kalimat ungkapan cinta yang dilantunkan oleh Mingyu ketika Mingyu memasukinya.

Itu semua membuat perutnya penuh dengan kupu-kupu sekarang ini. Benar-benar kebahagiaan yang tak terukur seberapa besarnya. Oh, wajahnya benar-benar memerah seperti tomat dan bibirnya tak bisa berhenti tersenyum.

Selesai mandi dan memakai handuk, Mingyu menghampiri Wonwoo, ia mengeluarkannya dari bathup dan membantu Wonwoo mengeringkan tubuhnya. Kemudian ia mengakat tubuh Wonwoo dan membawanya keluar dari kamar mandi tersebut. Ia mendudukkan Wonwoo pelan di atas sisi tempat tidur yang kelewat berantakan.

Ia mencari baju untuk Wonwoo dan memberikannya, lalu mencari baju untuk dirinya sendiri. "Setelah ini, aku akan membawamu turun untuk makan. Kau lapar kan?" Tanya Mingyu dan Wonwoo mengangguk, ia dan Wonwoo sudah sepenuhnya memakai pakaiannya. Ia berjongkok di depan Wonwoo yang masih menunduk. Pandangannya tertuju pada bekas luka gigitannya semalam. "Apa masih sakit?" tanyanya lagi.

"Sedikit, terasa panas." Jawab Wonwoo, Mingyu kemudian bangkit dan duduk di samping Wonwoo, ia mendekat.

"Biar kusembuhkan." Tahu arti itu, Wonwoo sedikit memiringkan kepalanya ke kiri. Mingyu dengan segera mendekat dan mulai menciumi bekas gigitannya, ia menjilatinya selama beberapa kali. Membuat Wonwoo merasa lebih baik. "Jika sakit, bilang saja." Lanjut Mingyu dan Wonwoo mengangguk. Memang benar, satu-satunya obat untuk gigitan atas penandaan itu adalah saliva sang alphanya.

Mingyu kemudian bangkit, ia mengangkat tubuh Wonwoo dan menggendongnya bridal style. "Aku bisa jalan sendiri Mingyu~.." Wonwoo meminta turun sebenarnya. Ia tak enak hati bila terus Mingyu yang menggendong tubuhnya.

"Tidak, aku harus bisa meminimalisir rasa sakit pada tubuhmu atas perbuatanku." Mingyu tentu saja menolak. Ia berjalan keluar dari kamar tersebut dan membawa Wonwoo duduk di kursi meja makan. Makanan sudah tersedia sejak pagi tadi ahjumma yang menyiapkan.

"Sebentar tuan, akan saya hangatkan terlebih dahulu makanannya." Ucap ahjumma dan langsung menuju dapur. Mingyu mengangguk dan ia mengikuti ahjumma, ia membuka kulkas dan mengeluarkan susu putih. Memanaskan air dan membuatkannya untuk Wonwoo.

Mingyu kembali pada Wonwoo dan memberikan susu putih itu pada omeganya. "Apa aku harus minum ini?" Tanya Wonwoo dan diberi anggukan oleh Mingyu. Wonwoo kemudian menyeruput sedikit susu hangat itu, yang langsung turun ke perutnya dan membuatnya hangat.

"Aku tidak ingin kau berakhir demam." Ucap Mingyu sembari mengacak rambut Wonwoo. Ia kemudian duduk di kursinya. Membuka ponselnya dan mengabari sekretarisnya bahwa hari ini dia tidak akan masuk kerja. Meminta untuk membatalkan semua jadwalnya.

Karena hari ini, jadwalnya adalah untuk bersama Wonwoo.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pas bikin scene aftercare, kek mikir 'Mingyu doang deh yang macem ni😣'
.
Sorry for typos, and thanks for reading.

Luv ya💕

my real-alphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang