dua puluh satu

4.1K 323 3
                                    

Ibu Wonwoo sudah kembali, ia sedang memasak bersama Wonwoo di dapur. Sedangkan Mingyu tengah mandi. "Oemma.. Tadi aku dan Mingyu membahas mengenai anak.." Ucap Wonwoo tiba-tiba. Lirih tetapi masih bisa di dengar oleh ibunya yang berdiri di sampingnya.

Ibunya menoleh. "Lalu apa yang Mingyu katakan?"

"Mingyu bilang, ia ingin punya anak lima.. Tapi.. Aku menginginkan dua.." Wonwoo menelan ludahnya.

"Lalu..?"

"Mingyu mengiyakannya, ia bahkan bilang jika sudah memiliki anak sesuai keinginanku, aku disuruh mengangkat rahimku."

"Kenapa?"

"Mingyu bilang, tidak menutup kemungkinan jika aku hamil lagi saat aku heat dan Mingyu membantuku."

"Memang benar.. Itu berarti Mingyu benar-benar menyayangimu nak. Ia tahu bahwa mengandung itu hal yang berat. Ia mengerti akan dirimu." Ucapan ibunya membuat Wonwoo bersemu. Ibunya tersenyum ketika melihat anaknya yang seperti itu. "Kau juga begitu mencintainya kan?"

Mendengar hal tersebut, Wonwoo mengangguk pelan. Ia kemudian tersenyum malu karena ibunya yang tak berhenti melihat ke arahnya. Tak berapa lama, Mingyu keluar dari kamar mandi. Wonwoo menghampirinya dan mengajak Mingyu masuk ke kamarnya.

Ia mengambilkan baju terbesar yang ia miliki untuk Mingyu pakai, kaos putih dan celana training. "Tidak kekecilan kan?" Wonwoo mendongak dan memperhatikan Mingyu.

"Tidak sayang, sekarang, kau yang harus mandi." Ucap Mingyu dan Wonwoo mengangguk. Keduanya keluar dari kamar Wonwoo. Wonwoo menuju kamar mandi sedangkan Mingyu menghampiri ibu mertuanya. "Sieomonie, ada yang bisa aku bantu?"

"Tidak usah nak, duduklah. Ini juga hampir selesai. Ehm, tapi kau bisa menyiapkan alat makan." Balas ibu Wonwoo sembari tersenyum. Mingyu mengangguk, ia berjalan menuju rak piring. Mengambil tiga mangkuk makan, sendok, sumpit, dan juga gelas, menatanya di atas meja makan. "Mingyu?" panggil ibu Wonwoo.

Mingyu berbalik. "Iya?"

"Wonwoo cerita jika kau menyuruh Wonwoo mengangkat rahimnya setelah kalian punya anak." Balas ibu Wonwoo sembari membawa kimchi jjigae di tangannya, meletakkannya di atas meja makan tersebut. Ia menatap Mingyu yang mengangguk.

"Apa itu membuat sieomonie keberatan?"

"Tidak sama sekali, aku malah sangat berterima kasih padamu." Jawab ibunya sembari tersenyum, ia meraih salah satu tangan Mingyu dan mengelusnya pelan. "Terima kasih sudah menerima Wonwoo. Aku benar-benar senang Wonwoo menikah dengan orang sepertimu."

"Tidak, aku yang harusnya berterima kasih karena Wonwoo mau menerimaku."

"Eyy.. Bagaimana Wonwoo tidak menerimamu, kau bagitu baik, kau tampan, dan kau begitu menyayanginya." Mingyu hanya bisa mengulum senyumnya ketika mendengar hal itu dari ibu mertuanya. "Jagalah Wonwoo, Mingyu. Ia benar-benar berharga bagiku dan ia juga sangat mencintaimu."

"Aku tahu, dan aku berjanji untuk selalu menjaganya."

"Terima kasih.." Balas ibu Wonwoo. Ia mengelus lagi tangan Mingyu sebelum akhirnya berjalan ke dapur untuk membawa makanan yang lain. Mingyu menyusulnya dan membantunya lagi. Diselingi dengan pembicaraan ringan diantara menantu dan mertua itu.

*

Selesai dengan makan malam, Wonwoo mengajak Mingyu untuk menonton TV. Sedangkan ibunya sudah masuk ke kamar untuk istirahat karena lelah bekerja. Wonwoo duduk disamping Mingyu, bersandar pada pundak Mingyu yang tak henti-hentinya mengeluskan tangannya pada lengan kanan Wonwoo.

"Kau belum mengantuk sayang?" Tanya Mingyu dan mendapat gelengan dari Wonwoo. Ia menoleh ke arah jam dinding, sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

my real-alphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang