dua puluh tiga

3.9K 297 3
                                    

Mingyu memarkirkan mobilnya di garasi, ia kemudian masuk ke dalam rumahnya dan mendapati Wonwoo yang sudah menunggunya di ruang tamu. Wonwoo bangkit dan menghampirinya. "Langsung berangkat?" Tanya Mingyu dan Wonwoo mengangguk untuk menanggapinya.

"Atau kamu ingin mandi dulu?" Kali ini Wonwoo yang bertanya.

Mingyu menggeleng, "Aku mandi di sana saja." Ia kemudian mengajak Wonwoo untuk keluar dari rumah tersebut. Memasuki mobilnya dan Mingyu melajukannya ke arah rumah kedua orang tuanya.

"Tadi pagi, ketika Seungcheol datang, apa yang dia katakan?" Tanya Mingyu masih fokus dengan jalanan yang ada di depannya. Ia kemudian menoleh sekilas pada Wonwoo yang sedang menatapnya.

"Ia meminta maaf padaku dan memberitahukan bahwa ia sedang dekat dengan Jeonghan hyung." Jawab Wonwoo.

Mingyu sedikit menoleh ke arahnya sebelum kembali fokus pada jalanan. "Seungcheol dekat dengan Jeonghan? Bagaimana bisa?"

"Aku juga tidak tahu, tapi jika aku bertemu dengan Jeonghan hyung, aku akan bertanya padanya." Jawab Wonwoo dan mendapat anggukan dari Mingyu.

Hingga keduanya sampai di rumah kedua orang tua Mingyu, mereka berbincang mengenai hari ini. Setelah turun dari mobil, mereka masuk dan mendapat sambutan dari ibu Mingyu, karena Mingyu sendiri sudah mengabari ibunya bahwa malam ini akan menginap.

Mingyu kemudian pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri, sedangkan Wonwoo mengikuti ibu mertuanya ke dapur. Ia bersikukuh untuk membantu ibunya itu memasak makan malam. "Aboeji di mana oemma?" Tanya Wonwoo ketika ia juga sedang sibuk memotong beberapa jenis sayuran.

"Dia di ruang kerjanya, nanti juga turun." Jawab ibu Mingyu, ia kemudian mendekat ke arah Wonwoo dan membuat Wonwoo menghadap ke arahnya. "Bagaimana? Mingyu tidak menyakitimu kan?"

"Huh? Tidak oemma.." Jawab Wonwoo, ia sebenarnya masih bingung dengan pertanyaan tersebut.

"Jika dia menyakitimu, bilang pada oemma okay? Akan oemma pukul.." Balas ibunya dan membuat keduanya terkekeh bersama. Inilah yang membuat Wonwoo nyaman dengan kedua orang tua Mingyu, mereka sudah seperti orang tua kandung dirinya sendiri. Apalagi ibu Mingyu yang sepertinya lebih menyayangi anak menantunya ketimbang anak semata wayangnya sendiri. "Wonwoo tahu, kenapa oemma sekarang lebih menyayangimu ketimbang Mingyu?" Tanyanya lagi dan mendapat gelengan dari Wonwoo.

"Sedari kecil, Mingyu itu sudah mendiri, bahkan kami mengetahui bahwa Mingyu seorang real-alpha sejak ia berumur sepuluh tahun. Mingyu adalah anak yang bisa melakukan apa-apa sendiri, itu sebabnya aku benar-benar percaya bahwa Mingyu sudah dewasa dan tidak lagi membutuhkanku." Jelas ibunya panjang lebar.

"Oemma, Mingyu mungkin sudah dewasa, tapi ia tetap putramu dan membutuhkanmu." Balas Wonwoo, ibu Mingyu menoleh dan tersenyum ke arahnya. Ia mengacak rambut Wonwoo.

"Memang tidak salah Mingyu menikah denganmu." Kembali tersenyum, Wonwoo membalas senyumnya. "Wonwoo." Panggil ibunya. "Ada yang ingin oemma tanyakan, tapi.. Oemma takut kau akan tersinggung."

"Kenapa oemma? Tanyakan saja." Wonwoo menatap lekat kedua mata ibu mertuanya.

"Kalian belum melakukannya kan? Maksud oemma.."

"Belum oemma." Wonwoo menyela ibunya, ia tahu kemana arah pembicaraan yang ibu mertuanya bawa. Ia menunduk kemudian.

Ibunya tersenyum simpul, mendekat dan menggenggam tangan Wonwoo. "Bolehkah oemma tahu kenapa?"

"Aku.." Ia mendongak dan menatap ibunya. "Aku belum siap.. Aku masih merasa bersalah pada Mingyu." Lirihnya.

Ibunya menghela napasnya cukup panjang. Ia mengelus tangan Wonwoo dan mengangguk paham. "Iya, oemma mengerti, tapi itu masa lalu sayang, cobalah untuk menghilangkan rasa bersalah itu, bagaimana pun Mingyu adalah suamimu, dia wajib mengerti dirimu." Balasnya.

my real-alphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang