Wonwoo dan Mingyu kini tengah terduduk di ruang keluarga. Mingyu bersandar pada headboard sofa dan Wonwoo bersandar pada dada Mingyu. Mingyu tengah sibuk mengecek email yang dikirim oleh sekretarisnya di iPad di tangan kirinya. Sedangkan tangan satunya mengelus rambut kepala Wonwoo.
Wonwoo sendiri tengah sibuk memakan buah potong yang disediakan oleh ahjumma atas permintaan Mingyu. Ia juga tengah menikmati acara televisi yang ada di depannya.
Selesai mengecek emailnya, Mingyu meletakkan iPad-nya pada sofa di sampingnya, ia kemudian meraih tubuh Wonwoo dan memeluknya secara pelan. Kemudian mengecup bahu Wonwoo dan membuat Wonwoo menoleh dan tersenyum.
Ia memutar posisi tubuh Wonwoo, menghujani wajah Wonwoo dengan kecupan-kecupan singkat. Dan membuat Wonwoo tertawa karena hal itu membuatnya merasa geli. Tubuhnya sudah benar-benar sensitif karena tadi malam. "Berhenti Mingyu.. Geli.. Haha.. Hahahaha.. Mingyu.."
Tak berhenti, Mingyu malah semakin menghujaninya dengan kecupan, berpindah ke leher Wonwoo dan terhenti pada tanda yang ia buat semalam. "Apa ini masih sakit?"
"Tidak, hanya saja terkadang ada sengatan." Jawab Wonwoo sembari tersenyum.
Mingyu kemudian mendekat dan menjilat leher Wonwoo di bagian luka gigitannya, ia terus seperti itu hingga membuat Wonwoo kembali merasa geli dan tertawa. "Berhenti Mingyu.. Ini.. Ini sudah tidak sakit lagi.." Pintanya dan membuat Mingyu berhenti.
Mingyu menatap Wonwoo sekejap sebelum akhirnya ia melumat bibir Wonwoo. Lumatan itu menjadi lebih basah ketika Mingyu kembali menggunakan lidahnya untuk memaksa masuk ke mulut Wonwoo. Ia semakin mengeratkan pelukannya, hingga membuat keduanya tak berjarak.
Ciuman itu terhenti dengan sebuah senyuman dan napas yang terengah karena kekurangan oksigen. Wajah Wonwoo kembali merah merona akibat hal tersebut, ia menunduk dan menelusupkan wajahnya ke dada Mingyu. Melingkarkan kedua tangannya di leher Mingyu. Menghirup feromon Mingyu yang benar-benar mengahangatkan dirinya. Padahal itu adalah bau.
Mingyu mengecupi pucuk kepala Wonwoo dan keningnya. Ia mengangkat dagu Wonwoo dan tersenyum. "Aku mencintaimu Wonu." Ucapnya dan membuat Wonwoo tersenyum, wajah meronanya belum hilang sedari tadi, malah bertambah. "Berhentilah bersikap menggemaskan atau aku akan memakanmu lagi.." Lanjutnya dan membuat Wonwoo membulatkan kedua matanya.
Wonwoo kemudian mengulum bibirnya, ia mengambil napas. "Mingyu, terima kasih." Ucapnya.
"Untuk apa?"
"Tadi malam.. Sebenarnya aku sudah meminum obat, tapi itu tak bereaksi apa-apa."
"Itu berarti menandakan bahwa malam tadi adalah waktunya. Di kantor juga aku merasakan hal yang sama Wonu, seperti aku akan mengalami rut dan aku bergegas pulang karena takut kau juga mengalami heat dan ternyata benar."
"Apa.. Itu karena bonding kita?"
"Mungkin, dan juga karena kita benar-benar mate." Mingyu tersenyum mendapat balasan senyuman yang tak kalah manis dari Wonwoo. Keduanya saling memandang, menatap jauh ke dalam mata mereka. Melihat bagaimana mata keduanya yang bersinar begitu terang.
***
Berhari-hari, selama dua minggu ini, hubungan Wonwoo dan Mingyu semakin dekat jika dilihat dari aspek sentuhan yang mereka buat. Tak hanya ciuman basah, hal itu lebih dalam sampai ke arah foreplay atau bahkan saling bersetubuh. Padahal keduanya tak berada pada fase di mana mereka saling membutuhkan. Heat dan rut.
Tapi karena malam pertama mereka yang menjadikan mereka seperti haus akan sentuhan satu sama lain. Bahkan malam tadi Mingyu kembali menandai Wonwoo, yang semakin menguatkan bonding mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
my real-alpha
FanfictionMINWON • COMPLETED Omegaverse Fanfiction Seorang real-omega bernama Jeon Wonwoo dijodohkan oleh mendiang ayahnya dengan seorang real-alpha bernama Kim Mingyu, sementara dirinya menyimpan perasaan untuk alpha lain. Wonwoo tidak bisa menolaknya, ia ha...