enam belas

4.2K 356 14
                                    

—hari kedua puluh
Ada satu hal yang perlu kau lalukan jika mengunjungi desa Flam di Norwegia, yaitu menjelajahi Naeroyfjord, salah satu fjord (tebing) terindah di Norwegia, memiliki tebing setinggi 1200 meter di kedua sisinya dan banyak air terjun. Peternakan terpencil dan desa-desa yang indah juga menghiasi lanskap ini dan membuatnya lebih menakjubkan.

Mingyu tak mau melewatkan kesempatan kali ini, selain tinggal di Norwegia sebagai proses clean dari Wonwoo. Mingyu juga menganggapnya sebagai honeymoon setelah pernikahan mereka. Mungkin memang ia tak memberitahukan hal ini pada Wonwoo. Tapi ia begitu bahagia bisa menghabiskan waktu bersama Wonwoo selama dua puluh hari ini di sebuah wilayah yang begitu menakjubkan dan menenangkan.

Kini keduanya tengah berdiri di dalam kapal karena cara terbaik dan termudah untuk menikmati keindahan Naeroyfjord adalah dari air. Oleh karena itu, Mingyu dan Wonwoo melakukan pelayaran yang indah selama 2 jam di Naeroyfjord, yang akan membawa mereka dari Flam ke Gudvangen.

Keduanya saling bercanda ketika mereka melihat berbagai hal yang ada di depan mereka. Langit bahkan mendukung dengan begitu cerah dengan matahari yang begitu terang.

"Wah, apakah itu desa Keju Undredal?" Wonwoo mengerjapkan kedua matanya katika bertanya pada Mingyu. Ia melihat begitu banyak kambing yang berkeliaran di pinggir desa tersebut. Mingyu mengangguk untuk menanggapinya.

Kapal tersebut masih melaju dengan kecepatan yang sama, dan semakin jauh, semakin menakjubkan bagaimana keadaan Naeroyfjord itu sendiri. Terdapat banyak desa-desa di sisi tebing atau pertengahan tebing tersebut. Desa-desa yang tak kalah indah dengan desa Flam yang mereka tinggali.

Setelah menikmati perjalanan kapal selama dua jam, keduanya turun di pelabuhan Gudvangen. Karena lapar yang melanda, mereka kemudian mencari restoran terdekat dan keduanya masuk ke sebuah restoran yang menyediakan berbagai macam jenis makanan khas Norwegia.

*

Waktu berlalu begitu saja, Mingyu dan Wonwoo kini sedang menejelajahi lembah viking Njardarheimr di Gudvangen. Ini bukanlah sebuah arena viking, melainkan sebuah desa tradisional yang letaknya menanjak. Keduanya berjalan dan melihat-lihat bagaimana para penduduk desa yang melakukan aktivitasnya masing-masing.

Ada anak-anak yang bermain bola, para wanita yang membuat kerajinan, bahkan ada para laki-laki yang sedang adu pedang dan memanah. Wonwoo dan Mingyu belajar banyak hal di desa tersebut. Mereka bisa mempelajari sejarah, membuat anyaman, kerajinan tangan, dan lain sebagainya. Orang-orang Norwegia memang begitu ramah.

Tanpa di sadari, hari sudah mulai sore, meskipun cuaca menunjukkan seperti siang hari, tapi tetap jam yang melingkar di tangan Mingyu sudah menunjukkan pukul empat sore. Keduanya kemudian memutuskan untuk kembali ke desa Flam dengan menggunakan bis yang memang tersedia di Gudvangen. Bis tersebut membawa mereka menempuh perjalanan selama dua puluh menit lamanya. Oh, jangan lupa dengan pemandangan yang mereka dapatkan.

—hari kedua puluh satu
Keduanya hanya istirahat di dalam rumah. Karena kemarin sudah melakukan perjalanan yang begitu panjang. Mingyu hanya terduduk di sofa dengan memainkan ponselnya, sedangkan Wonwoo masih melanjutkan buku yang ia baca dan belum selesai.

—hari kedua puluh dua
Tak ada kegiatan lagi, Wonwoo pergi kerumah Esban. Ia bahkan membantu Eir untuk mempersiapkan makan malam. Lalu menghabiskan waktu bersama keluarga tersebut hingga larut. Bahkan Mingyu harus menggendong Wonwoo ketika akan kembali ke rumah sewaan itu karena Wonwoo yang terlelap di sofa ruang tamu Esban.

—hari kedua puluh tiga
Sudah lebih dari satu minggu sejak Wonwoo mengalami heat terakhir kalinya. Dan sampai sekarang, Wonwoo tak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan heat lagi. Ia juga sudah tak merasakan lehernya yang sakit dan panas. Ia merasa bahwa dirinya sudah sepenuhnya kembali seperti dulu.

my real-alphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang