empat puluh dua

3K 217 4
                                    

—minggu ketiga puluh tiga
Mingyu membawa jus untuk di berikan Wonwoo yang ada di kamar tamu. Ia duduk di sisi ranjang ketika sampai, memberikan jus apel tersebut pada Wonwoo yang langsung di minum setegak oleh Wonwoo. Wonwoo kemudian meletakkan gelas tersebut di nakas samping tempat tidur tersebut.

Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke pada Mingyu yang sedang mengelus baby bump-nya. "Mingyu?" Panggilnya dan membuat Mingyu menoleh. "Ehm, ini mengenai pengangkatan rahimku. Apa aku harus melakukannya setelah melahirkan?" Tanyanya kemudian.

Mingyu menatap Wonwoo. "Kau pernah bilang kan? Setelah memiliki dua anak kau akan mengangkatnya?"

"Tapi bagaimana denganmu? Kamu pernah bilang jika ingin memiliki lima anak."

"Memangnya kau mau mengandung lagi?"

Wonwoo memandang Mingyu. "Jika kamu ingin, aku bisa melakukannya."

"Tidak Wonwoo, aku sudah sangat bersyukur kau telah melalui ini selama hampir sembilan bulan lamanya. Bayi yang ada di kandunganmu juga kembar. Sudah dua kan? Jadi tidak apa jika kau mengangkat rahimmu."

"Sungguh? Aku hanya.. aku takut.."

"Takut kenapa sayang?"

"Jika kau marah.." Wonwoo menundukkan kepalanya. "Karena aku ingin hanya melahirkan dua anak."

"Astaga sayang, itu tidak mungkin. Aku tidak akan marah terhadapmu karena kau hanya menginginkan dua anak. Aku sudah begitu bahagia kau mau mengandung sampai seperti ini."

"Sungguh?"

"Iya sayang, jadi ketika kau melahirkan, aku akan meminta dokter park mengangkat rahimmu sekalian."

"Ehmm. Terima kasih banyak Mingyu."

"Aku yang harusnya berterima kasih padamu. Terima kasih sudah bertahan sejauh ini demi kedua anak kita." Mingyu meraih wajah Wonwoo dan mengelusnya. "Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu Mingyu." Keduanya saling tersenyum. Mingyu kemudian mendekatkan wajahnya dan mencium Wonwoo, dalam penuh afeksi.

—minggu ketiga puluh empat
"Mingyuu.. Sakitt!" Wonwoo menggenggam erat tangan suaminya, ia tengah di bawa ke ruang persalinan. Memang belum waktunya kedua bayi itu lahir. Tapi ketika Wonwoo seharian terus merintih kesakitan, Mingyu memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit. Ia juga segera mengabari dokter Park.

Dokter Park bilang, Wonwoo sudah saatnya melahirkan. Memang hal ini sering terjadi pada laki-laki omega apalagi dengan dua bayi yang ada di kandungan Wonwoo. Wonwoo sudah sepenuhnya masuk ke ruang persalinan, sedangkan Mingyu menunggu di luar atas perintah perawat.

"Dokter Park.." Wonwoo memanggil ketika dokter Park akan menyuntikkan abat bius padanya.

"Ada apa Wonwoo?"

"Aku ingin Mingyu di sini, bolehkan?" Ucap Wonwoo, ia sembari menahan rasa sakit yang ada di perutnya. Dokter Park menghela napas, kemudian memandangi dua dokter lain yang akan menangani persalinan Wonwoo. Kedua dokter itu mengangguk, dokter Park kemudian menyuruh salah satu perawat untuk memanggil Mingyu.

Beberapa menit kemudian, Mingyu masuk dengan memakai baju protektif, masker, penutup kepala, dan juga sarung tangan. Dokter Park kemudian menyuruh Mingyu untuk duduk di sisi kiri ranjang operasi yang digunakan Wonwoo.

"Aku di sini, jadi bertahanlah." Ucap Mingyu sembari menggenggam tangan kiri Wonwoo.

"Kamu harus menemaniku hingga aku bangun."

"Iya sayang, tentu saja."

Dokter Park kemudian memulai operasinya dengan menyuntikkan obat bius total pada lengan kanan Wonwoo. Perlahan obat bius total tersebut mulai bekerja, Wonwoo mulai menutup matanya dan Mingyu mengeratkan genggamannya. Mingyu menunduk, ia berdoa agar hari ini persalinan Wonwoo berjalan dengan lancar.

my real-alphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang