dua puluh lima

4.9K 306 6
                                    

"Mingyuu.. Ahh..." Desah Wonwoo, awalnya ia merasakan sakit pada lubangnya tapi Mingyu langsung menggantikan dengan gerakan dan membuat Wonwoo mendesah.

Mingyu kini lebih mendekat dan kembali melumat bibir Wonwoo, ia memainkan lidah Wonwoo dengan taringnya yang sedari tadi sudah lebih panjang. Di sela-sela ciuman tersebut, Mingyu memasukkan jarinya lagi, langsung menggerakkan gerakan gunting dan membuat Wonwoo mengerang.

Berlanjut, sembari ia menikamati leher Wonwoo, Mingyu memasukkan satu jarinya lagi. Kini tiga jari yang ada di lubang Wonwoo. Terus bergerak hingga Wonwoo hanya bisa mengerang nikmat dan semakin meremat rambut belakang Mingyu.

Dirasa cukup, Mingyu mengeluarkan ketiga jarinya, ia mengungkung Wonwoo dan mengecup kening Wonwoo lalu berpindah pada bibirnya. "Aku izin masuk, sayang." Ucapnya dan diberi anggukan oleh Wonwoo. Mingyu meraih kejantanannya sendiri dan mengurutnya sebentar.

Ia menelan ludahnya, karena hal ini akan menentukan masa depan mereka, tentunya yang berhubungan dengan keturunan. Mingyu mendorong dan melebarkan kedua kaki Wonwoo. Ia mulai memasukkan kepala penisnya secara pelan. Bahkan sepelan mungkin ia mencoba, ia masih mendengar jeritan dari Wonwoo.

Mingyu sudah memasukkannya hingga setengah, ia mendekat ke arah Wonwoo, membuat kaki Wonwoo melingkar di pinggangnya. Memperdalam kejantanannya masuk ke dalam lubang anal suaminya. Ia mengecupi bibir Wonwoo hingga kejantanannya benar-benar masuk.

Ia memandangi Wonwoo yang mengeluarkan air mata dari kedua ujung matanya, lalu mengecup kedua kelopak mata tersebut. "Sakit Mingyu.. Hiks.." Eluh Wonwoo.

Mingyu kemudian meraih surai Wonwoo dan mengelusnya pelan, ia memberikan kecupan-keucupan di wajah suaminya. "Maafkan aku sayang.." Lirihnya. Secara pelan ia mulai menggerakkan pinggulnya dan terhenti ketika melihat Wonwoo yang menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Kenapa kau menutup wajahmu sayang?" Tanyanya sembari meraih tangan Wonwoo dan melihat Wonwoo yang mulai membuka matanya.

"Aku.. Aku malu Gyu.." Jawabnya, ia mengerucutkan bibirnya dan itu membuat Mingyu mendekat lagi dan mengecupnya.

"Kenapa harus malu hm? Aku suamimu sayang."

"Iya, tapi.. Ahhh.. Mingyuhh.."

Mingyu kembali bergerak sepelan mungkin, ia masih sadar untuk tidak menyakiti Wonwoo. Erangan Wonwoo kini berubah menjadi desahan, bebarengan dengan gerakan Mingyu yang kian cepat tapi tetap stabil. Air mata Wonwoo perlahan menetes lagi dari ujung kedua matanya. Mingyu semakin mendekat dan mencium kedua kelopak mata itu. Lalu beralih pada bibirnya.

Mingyu tak berhenti untuk mencium bibir Wonwoo ketika gerakannya lebih cepat. Kedua lengan Wonwoo mencengkeram kuat punggung Mingyu hingga meninggalkan bekas di sana akibat kukunya.

"Ahh.. Ahh.. Mingyuhh.. Eungghh.." Desahan Wonwoo semakin mempercepat gerakkan Mingyu hingga prostatnya pun bertemu dengan pipi bokong Wonwoo. Tanpa apa pun, Wonwoo akhirnya keluar untuk kali kedua. Sedangkan knot Mingyu sudah sepenuhnya bekerja, ia sudah mulai mencapai klimaksnya.

"Aku mencintamu Wonu.." Dan setelah kalimat tersebut terucap, seluruh benih Mingyu sudah sepenuhnya tertanam di lubang anal Wonwoo. Ia tidak tahu proses knotting itu selesai atau belum dan bisa membuahkan hasil. Karena ini juga kali pertama mereka, Mingyu tak berharap lebih. Keduanya bernapas lega atas pelepasan itu.

Setelah beberapa saat, Mingyu kemudian mengeluarkan kejantanannya. Ia mengungkung Wonwoo dan mengecupi seluruh wajahnya. Wonwoo membuka kedua matanya, meraih tengkuk Mingyu dan membawanya kepada ciuman yang tak kalah intim dan basah dari sebelumnya.

Tak berhenti di situ, setelah beberapa kali ciuman dan Mingyu yang bermain dengan puting Wonwoo. Mingyu kembali memasukkan kejantanannya pada Wonwoo. Kali ini benar-benar lebih dalam dari sebelumnya karena Wonwoo duduk di atas pangkuannya. Bahkan titik termanisnya selalu saja bertemu dengan ujung kepala penis Mingyu.

my real-alphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang