tiga belas

3.9K 354 9
                                    

Keduanya memasuki sebuah rumah kayu bercat putih yang sudah ditunjukkan oleh pria tadi, pemilik dari rumah tersebut. Letak rumah tersebut sedikit berjauhan dengan rumah-rumah yang lain. Tepatnya sedikit berada di atas bukit di desa tersebut, sehingga keduanya bisa melihat rumah yang berjajar di pinggir ujung sungai dari teras dan jendela rumah itu.

Pemilik rumah tersebut juga menyediakan satu mobil yang diminta Mingyu dan akan digunakan olehnya selama tinggal di sana. Ia juga sudah mempersiapkan SIM internasional dan Visa tinggal selama satu bulan di sana.

Setelah keduanya berbenah, Wonwoo keluar dari rumah tersebut dan Mingyu mengikutinya. "Kau suka?" Tanya Mingyu ketika ia melihat Wonwoo yang berdiri di depan teras sembari menatap bagaimana indahnya pemandangan yang ada di depannya. Wonwoo menoleh dan mengangguk dengan senyuman merekahnya pada Mingyu yang berdiri di sampingnya.

"Aku sengaja memilih tempat ini karena aku tahu kau suka ketenangan. Dan aku juga dengar bahwa penduduk di sini semuanya adalah beta. Jadi itu akan lebih memudahkanmu untuk melewati masa heat-mu." Jelas Mingyu sembari menatap Wonwoo yang juga menatapnya.

"Terima kasih banyak." Balas Wonwoo, ia kemudian meraih tubuh Mingyu dan memeluknya erat. Ia begitu berterima kasih atas semua yang Mingyu lakukan untuknya. Dan untuk itu, Wonwoo harus berusaha keras agar ia bisa melewati proses clean pada tubuhnya. Setelah itu, Mingyu bisa menandainya dan ia balik menandai Mingyu. Menjadikan keduanya mate.

***

—hari pertama
Wonwoo tak mengalami heat atau hal lain, hanya saja rasa panas di lehernya terkadang menyerang begitu saja. Berbanding terbalik dengan Wonwoo yang tak bisa secara jelas mencium feromon Mingyu seperti dulu, Mingyu masih saja mencium betapa kuatnya feromon yang dikeluarkan Wonwoo. Bahkan ia juga mencium feromon alpha yang telah menandai Wonwoo.

—hari kedua
Mingyu mengajak Wonwoo untuk berjalan-jalan mengelilingi desa. Mereka bertemu dengan banyak orang yang memiliki sifat keramahan yang begitu tinggi. Bahkan saat waktunya makan siang, keduanya diundang untuk makan di salah satu rumah yang ada di desa Flam. Ini membuat keduanya mudah beradaptasi dengan orang-orang di sana.

—hari ketiga
Keduanya hanya menghabiskan waktu di rumah tersebut. Wonwoo membaca buku yang ia bawa dengan bersandar pada tubuh Mingyu yang memangkunya di sofa ruang tamu. Keduanya hanya seperti itu selama beberapa jam, bahkan Mingyu dapat merasakan pegal di tubuhnya.

—hari keempat
"What's your name?" Wonwoo bertanya pada anak laki-laki yang berniat mengambil bola di teras rumah tersebut.

"–huh?" Anak tersebut tak mengerti tentu saja.

"Hva heter du?" Mingyu keluar rumah dan ia yang bertanya.

"Einar Edvard." Balas anak tersebut sembari mengambil bola dan memegangnya erat.

"hyggelig å møte deg." Balas Mingyu dan anak itu menangguk lalu pergi dari teras rumah tersebut.

"Apa artinya tadi?" Wonwoo mengerjap sembari menatap Mingyu. Mingyu kemudian mendekat dan mengusak rambutnya.

"Nice to meet you." Jawabnya.

"Nice to meet you too." Wonwoo membalas dan membuat Mingyu terkekeh.

—hari kelima
"Panas Gyu~" Wonwoo kini sudah melepas baju atasannya dengan ia yang hanya menggunakan celana pendek. Berbanding terbalik dengan Mingyu yang cukup merasa kedinginan.

"Kau sudah minum obat, kau akan baik-baik saja." Balas Mingyu, meski mulutnya berkata seperti itu dengan memeluk tubuh Wonwoo. Tapi ia juga sedang bergelut pada tubuhnya sendiri untuk tak menerkam Wonwoo.

my real-alphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang