tujuh

4.3K 403 10
                                    

Wonwoo keluar dari taksi yang ia naiki. Ia masuk dan melihat mobil Mingyu yang sudah terparkir di garasi rumah itu.Wonwoo kemudian masuk ke dalam rumah tersebut, ia berjalan menuju ruang tengah di mana Mingyu berada. "Mingyu sudah pulang?" Tanyanya. Mingyu hanya berdahem mengiyakannya. Wonwoo kemudian berjalan dan menempatkan dirinya di samping Mingyu yang tengah membaca dokumen yang ia ambil tadi di kantor.

"Kenapa cepat sekali?" Tanya Wonwoo.

"Aku hanya ke kantor untuk mengambil dokumen ini dan mengerjakannya di rumah." Jawab Mingyu.

Wonwoo kemudian menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa tersebut, ia memperhatikan punggung Mingyu yang masih fokus dengan dokumen yang ia pegang.

"Mingyu." Panggil Wonwoo. Mingyu yang mendengar namanya dipanggil kemudian menoleh, menunggu apa yang akan Wonwoo katakan. Wonwoo kemudian kembali ke posisi awalnya, duduk menghadap Mingyu. "Bolehkan aku bertanya padamu?"

"Tentang?" Mingyu meletakkan dokumen yang ia pegang di atas meja di depannya. Ia kini fokus pada Wonwoo yang sedang menatapnya.

"Kejadian tadi siang... feromonmu berubah... apa.. apa kau marah?" Wonwoo sedikit menundukkan kepalanya.

"Aku tidak tau." Jawab Mingyu. Ia mengalihkan pandangannya menatap dokumen yang ia baca tadi.

"Apa... apa kau menyukaiku, Mingyu?" Tanya Wownoo. Ia sedikit takut bahwa hal itu akan menyinggung perasaan Mingyu. Mingyu sedikit terkejut akan pertanyaan yang tak pernah ia kira berasal dari Wonwoo.

Mingyu kini sedikit memutar tubuhnya, ia menghadap Wonwoo.

"Aku.." Mingyu terhenti, ia tak tahu harus menjawab apa. Apakah terlalu jelas bahwa ia menyukai Wonwoo? Ia sudah berusaha keras untuk menutupnya bukan?

"Wonu, aku... hmmp.." Bibir keduanya bersentuhan. Mingyu jelas terkejut akan hal itu. Ciuman yang Wonwoo berikan semakin dalam. Ia melumat bibir atas Mingyu.

Mingyu tentu saja terbuai dengan hal itu, ia kemudian mengimbangi ciuman Wonwoo. Bibirnya kini melumat bibir bawah Wonwoo. Wonwoo juga tak mengira ciumannya dibalas oleh Mingyu. Ia memang berniat mencium Mingyu untuk mengetahui apakah Mingyu menyukainya atau tidak. Tapi Mingyu membalasnya, menyimpulkan pikiran Wonwoo bahwa Mingyu menyukainya.

Srekk

Mingyu melepas ciuman tersebut. Ia menatap wajah Wonwoo yang bingung. "Maaf." Mingyu berdiri. "Maafkan aku Wonu." Lanjutnya. Mingyu kemudian berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Meninggalkan Wonwoo yang masih terduduk dengan wajah bingung dan merona di sofa ruang tengah.

Wonwoo menatap punggung Mingyu sampai tak terlihat. Jempolnya kemudian mengelus bibirnya, mengingat ciuman yang barusan terjadi. Ia tak mengira bahwa ia akan menikmati juga.

"Apa itu berarti Mingyu menyukaiku?" Tanya Wonwoo pada dirinya sendiri. Tangannya kini berpindah ke dada bidangnya. "Kenapa? Kenapa jantungku berdetak secepat ini?" Wonwoo gelisah, ia tak tahu apa yang terjadi pada dirinya.

Mingyu yang masuk ke dalam kamarnya, ia menguncinya rapat. "Kenapa Wonu melakukan hal itu? Aku hampir hilang kendali dan mengeluarkan wolf-ku." Ucapnya. Mingyu kemudian mencoba menenangkan dirinya, ia takut wolf-nya akan keluar dan malah bisa menyakiti Wonwoo.

*

Wonwoo sudah selesai mempersiapkan makan malam untuknya juga untuk Mingyu. Ia kini berjalan menaiki tangga tersebut menuju kamar Mingyu.

Sejak kejadian tadi siang, Mingyu tak keluar dari kamarnya. Wonwoo berniat untuk memanggilnya untuk makan malam. Tangan Wonwoo meraih pintu kamar tersebut berniat untuk mengetuknya, tapi sebelum ia mengetuk, pintu tersebut terlebih dahulu terbuka. Menampakkan tubuh Mingyu di baliknya.

my real-alphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang