Selesai dengan pekerjaannya, Mingyu langsung bergegas pulang. Ia tak mau berlama-lama meninggalkan Wonwoo sendirian di rumah. Memasuki rumahnya, ia mendapati beberapa orang yang sedang berbincang dengan Wonwoo.
Dari ambang pintu ia melihat senyum Wonwoo yang kembali. Melihat senyum rubah manisnya itu benar-benar membuat hatinya merasa lebih tenang. Ia kemudian berjalan menuju ruang tamu, menyapa tamu Wonwoo dan ikut bergabung. Ia terduduk di samping Wonwoo, mengecup pelipis kiri Wonwoo karena sudah terbiasa, tapi tidak bagi mereka yang kini mengerjapkan matanya akibat gerakan tiba-tiba itu.
Mereka juga merasakan aura yang begitu mendominasi dari Mingyu. Tau bahwa Mingyu adalah serigala yang sedang tertidur, jika terganggu sedikit saja ia akan mencabik habis penganggunya itu. Wonwoo mengulum bibirnya, ia menatap teman-temannya yang kini menatapnya juga, meminta penjelasan. "Kalian sudah lama?" Tanya Mingyu membuat semuanya kembali pada posisi awal mereka.
"Sekitar satu jam lalu." Jawab Jeonghan, ia masih tidak mengira bahwa bos dan teman yang diceritakan oleh Seungcheol adalah Mingyu. Entah mengapa mereka terdiam, mungkin karena kehadiran Mingyu yang mendominasi.
"Ehm, Mingyu-ssi aku ingin bertanya, ketika kau mengajak Wonwoo pergi selama satu bulan, kau mengajaknya ke mana?" Kali ini Soonyoung yang memulai percakapan, ia sudah tidak tahan dengan kecanggungan itu.
"Norwegia."
"Norwegia? Bukankah itu jauh sekali? di ujung benua Eropa." Pertanyaan Seungkwan mendapat anggukan dari Mingyu maupun Wonwoo. "Wahh.." Seungkwan menggelengkan kepalanya takjub, ia membayangkan seperti apa negara yang belum pernah ia kunjungi itu.
"Lalu, kenapa kau memilih negara itu?" Soonyoung kembali bertanya.
"Aku hanya mencari tempat yang bisa menenangkan Wonu. Dan, itu adalah Norwegia." Ia menoleh ke arah Wonwoo yang terduduk di sampingnya. Wonwoo hanya tersenyum tipis.
"Itu berarti kau benar-benar menyayangi Wonwoo." Jeonghan berucap dan di beri anggukan oleh Mingyu. Sedangkan Wonwoo sendiri, wajahnya bersemu merah. Ia menunduk malu.
"Mingyu, ketika kau ke Shanghai, kau tidak mengunjungi kedua orang tuaku?" Kali ini Minghao yang bertanya.
"Bagaimana aku mengunjungi mereka, alamat saja tidak tahu."
"Oh benar, aku lupa memberikannya."
Selanjutnya percakapan mereka berganti membahas tentang bisnis. Apalagi memang antara perusahaan Mingyu dengan perusahaan Dokyeom, Joshua, dan Jeonghan menjalin kerja sama. Sedangkan yang lain mengajak Wonwoo mengobrol untuk urusan mereka.
Hingga jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, Mingyu memesan makanan untuk makan malam mereka, ia tidak mungkin menyuruh ahjumma untuk memasak sebanyak itu. Selesai dengan makan malam, mereka kemudian pamit pulang. Wonwoo mengantar sampai di gerbang, sedangkan Mingyu pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri.
Wonwoo menaiki tangga dan menuju ke kamar tersebut, ia mendengar gemericik air dari dalam kamar mandi. Ia kemudian membuka lemari dan mengeluarkan pakaian untuk Mingyu gunakan. Memberikannya pada Mingyu ketika Mingyu sudah keluar dari kamar mandi. "Terima kasih."
Mingyu mengenakan pakaian tersebut, ia kemudian mengeringkan rambutnya lalu bergabung dengan Wonwoo yang sudah merebahkan dirinya di tempat tidur. Seperti biasa, Mingyu menelusupkan lengannya sebagai bantal untuk Wonwoo. Ia mengecup singkat bibir Wonwoo dan memejamkan kedua matanya, tapi tidak tidur.
Wonwoo memandangi langit-langit kamar tersebut, ada hal yang ingin ia bicarakan dengan Mingyu dan kini ia tengah mengumpulkan keberaniannya. "Mingyu.." Panggil Wonwoo, Mingyu berdahem pelan untuk menanggapinya. "Aku bosan."
KAMU SEDANG MEMBACA
my real-alpha
FanfictionMINWON • COMPLETED Omegaverse Fanfiction Seorang real-omega bernama Jeon Wonwoo dijodohkan oleh mendiang ayahnya dengan seorang real-alpha bernama Kim Mingyu, sementara dirinya menyimpan perasaan untuk alpha lain. Wonwoo tidak bisa menolaknya, ia ha...