sebelas

4.2K 356 13
                                    

"Tidak Oemma. Aku akan pulang saja." Wonwoo kemudian bangkit dari duduknya. Berusaha berdiri setegap mungkin dengan kedua kakinya yang mulai melemas.

"Tidak, oemma tidak mengizinkannya. Bagaimana jika di perjalanan nanti kau bertemu dengan alpha?!" Ibunya tentu khawatir.

"Aku akan mencari taksi sekeluarku dari gang. Kau tidak perlu khawatir. Ini juga baru awal." Wonwoo kemudian berjalan keluar dari dalam kamarnya. Ibunya mengikutinya dan berusaha menahan Wonwoo.

"Oemma akan mengantarmu." Ibunya memutuskan, ia tetap khawatir membiarkan putranya untuk pulang kerumah suaminya sendirian. Ia kemudian beranjak untuk mengambil coat dan tasnya. Kemudian keluar dari rumah tersebut bersama Wonwoo.

Sekeluarnya mereka dari rumah tersebut, mereka berjalan beriringan di sebuah gang kecil. Tapi langkahnya terhenti ketika di depan mereka ada sekitar tiga orang. Dan Wonwoo tahu betul siapa salah satunya.

"Oemma, aku rasa kita harus kembali." Wonwoo menarik tangan ibunya. Ibunya merasa bingung dan mencoba menanyakan hal tersebut pada Wonwoo. Tapi Wonwoo tetap diam.

"Wonwoo!" Wonwoo dengan jelas mendengar panggilan tersebut, tapi ia tetap acuh dan berjalan kembali menuju rumah orang tuanya.

Ketiga pria itu kemudian mengejar Wonwoo dan ibunya hingga salah satu dari mereka menarik tangan ibu Wonwoo. Dan membuat jalan mereka terhenti. Wonwoo kemudian berbalik dan mencoba melepas tangan ibunya yang digenggam erat oleh salah satu dari mereka.

"Benar kan dugaanku bahwa kau yang sedang heat." Salah satu dari mereka, dengan tubuh yang tinggi besar itu menyeringai ke arah Wonwoo. Wonwoo ingat jelas dengan seringaian tersebut, seringaian yang sama dengan sewaktu ia SMA dulu. Ketika ia pertama kali mengalami heat, pria itu adalah orang yang mencoba menerkamnya. Pria yang menyalahkannya karena menjadi real-omega.

"Lepaskan ibuku." Ucap Wonwoo sembari menatap tajam ketiga pria tersebut. Ia berusaha keras agar tak merasakan heat-nya, pasalnya tubuhnya kian memanas dan kakinya melemas. Ia tak tahu bagaimana bau feromonnya sekarang ini. Ia bahkan dengan jelas bisa mencium bau feromon dari ketiga pria tersebut, terutama Rowon, pria yang kini mulai mendekat ke arahnya.

Wonwoo menelan ludahnya kasar, tubuhnya semakin memanas ketika Rowon semakin dekat dengannya. Rowon sama dengan Mingyu, ia juga real-alpha dan tentu saja ia tak bisa mengendalikan wolf-nya jika sudah mencium bau heat Wonwoo.

Ibu Wonwoo juga berusaha untuk melepas pegangan yang ada di pergelangannya, tapi malah kedua tangannya kini yang dipegang oleh satu orang lagi. Rowon menarik tangan Wonwoo yang berpegang pada ibunya, menyeringai dan menampilkan taringnya yang sudah keluar. Ia semakin menarik Wonwoo untuk berpisah dengan ibunya.

"..Oemma.. Oemma.." Wonwoo berusaha melepas tangan Rowon yang ada di pergelangan tangannya, tapi ia tak bisa tentu saja. Tenaganya tak sebanding dengan real-alpha yang menariknya paksa. Ia bahkan melihat bahwa ibunya memberontak dan menangis.

Tangan Wonwoo yang satu berusaha merogoh saku celananya ketika mereka sampai di depan sebuah rumah, rumah milik Rowon. Ia mengeluarkan ponselnya dan berusaha mencari nama Mingyu. Ketika ia sedang berusaha mencari nomor Mingyu, tubuhnya di tarik begitu saja memasuki rumah tersebut. Wonwoo kemudian di lempar begitu saja hingga ia terjatuh di lantai tersebut. Rowon merebut ponsel yang ada di tangan Wonwoo.

"Oh, aku lupa kau sudah menikah Wonwoo. Padahal sudah aku bilang dari dulu kau harus menjadi milikku." Rowon kemudian melempar ponsel Wonwoo. Tubuh Wonwoo kian memanas, kepalanya sudah mulai pusing, perutnya menggelinjang, dan ia bisa merasakan feromon wolf milik Rowon.

Wonwoo merangkak untuk mengambil ponselnya, tapi kedua kakinya di tarik paksa oleh Rowon dan Rowon segera mengungkungnya di atas lantai tersebut. Wonwoo sudah mengeluarkan peluhnya karena menangis. Luna-nya akan keluar ketika merasakan feromon wolf yang ada pada Rowon.

my real-alphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang