Waktu berlalu begitu cepat memang sekarang ini. Sudah lima hari sejak argumennya dengan ayahnya, proposal juga sudah di kirimkan ke perusahaan Liu di China. Tinggal menunggu respons dari sana. Mingyu menghela napasnya setelah melakukan rapat dengan direktur yang lain untuk membahas masalah perusahaan cabangnya yang berada di Pyeonchang.
Ia kini terduduk di kursi kerjanya. Pandangannya tertuju pada layar ponselnya dengan wallpaper Wonwoo dan dirinya di hari pernikahan. Hari di mana perasaannya masih terpendam dan tak terbalaskan. Entah kenapa sejak pagi tadi ia meninggalkan Wonwoo di rumah, dirinya selalu memikirkan Wonwoo.
Memang seperti hari biasanya, tapi kali ini perasaannya berbeda, ia tak bisa tenang sedikit pun. Entah, ia tidak bisa menyimpulkan perasaan apa itu, hanya saja ia ingin sekali kembali jika ia tidak punya satu rapat lagi yang akan dilakukan tiga puluh menit lagi. "Semoga tidak terjadi apa-apa padamu Wonu." Harapnya, ia menutup kedua matanya dan membayangkan senyuman Wonwoo pagi tadi ketika mengantarnya keluar dari rumah.
Tiga puluh menit berlalu, perasaan Mingyu tidak kunjung tenang, ia juga merasakan bahwa tubuhnya memberikan reaksi lebih jika ia bergerak. Lehernya terkadang menyengat seperti api. Napasnya terengah di saat-saat tertentu. Mingyu sudah mencoba mengendalikannya, ia tetap mengikuti rapat.
Beruntunglah dia hanya mendengarkan direktur lain, ia sedang melawan dirinya sendiri untuk tidak mengeluarkan wolf-nya. Bersusah payah menahan rut yang sudah ia sadari sejak sepuluh menit rapat tersebut di mulai.
Sekeluarnya Mingyu dari ruang rapat, ia bilang pada sekretarisnya bahwa ia akan langsung pulang. Ia takut jika hari ini adalah waktunya, bisa saja Wonwoo sedang kesakitan di rumah karena heat yang di alaminya. Mungkin hal ini biasa terjadi pada pasangan alpha-omega yang sudah saling menandai, tapi hal ini terjadi pertama kali pada keduanya. Mingyu tidak dapat menutupi bahwa ia kini ingin sekali melihat Wonwoo, dengan melajukan mobilnya begitu cepat hingga ia berhenti di depan rumahnya.
Ia berjalan memasuki halaman rumahnya, dan dari sini pun, ia bisa mencium feromon Wonwoo. Benar-benar sangat kuat dan itu adalah feromon yang sama ketika Wonwoo mengalami heat di Norwegia, malah lebih kuat. Mingyu bergegas masuk, tubuhnya sudah berkeringat hebat. Ia menaiki tangga dengan napasnya yang memburu ketika feromon Wonwoo semakin dekat dengan dirinya.
Ia membuka pintu kamarnya, dan benar Wonwoo sedang mengerang kesakitan, ia sedang heat. Dan hari ini adalah saatnya.
**
Wonwoo tengah sibuk memasak makan malam untuknya dan Mingyu. Ia sudah menyuruh ahjumma untuk pulang karena entah, hari ini ia ingin memasak untuk Mingyu. Masakan sudah hampir selesai, hanya tinggal satu lauk lagi yang perlu ia masak. Tapi perutnya merasakan sakit, ia pergi ke kamar mandi, berpikir bahwa dirinya hanya butuh buang air besar.
Namun tidak, Wonwoo sudah keluar dari kamar mandi bawah, ia berjalan menuju dapur dan terhenti di tengah jalan karena lehernya yang menyengat begitu kuat dan secara bersamaan perutnya yang menggelinjang hebat. Ia menelan ludahnya kasar, ini adalah tanda-tanda ketika ia akan heat.
Ia bergegas mencari obatnya dan meminumnya. Wonwoo kemudian berjalan pelan menuju ke kamar. Ia membaringkan tubuhnya yang kian memanas di tempat tidur tersebut. Meremat kuat bajunya ketika semakin merasakan heat-nya. Ia mencoba menenangkan dirinya, tapi itu percuma, padahal ia sudah meminum obat, tapi itu tidak bereaksi apa-apa pada tubuh Wonwoo.
Ia menatap jam dinding yang menunjukkan pukul setengah lima sore. Masih ada setengah jam lagi hingga Mingyu pulang. Ia tak menghubungi Mingyu karena ia tahu bahwa hari ini Mingyu ada rapat di akhir jadwalnya. Ia mencoba untuk bertahan hingga Mingyu pulang.
Selama sepuluh menit, Wonwoo sudah tidak bisa menahan dirinya, ia bangkit, membuka lemari dan mengeluarkan salah satu baju Mingyu. Ia membawanya dan menghirup bau Mingyu dari sana, sedikit menenangkan memang, tapi ia masih butuh lebih.
Entah bagaimana mendeskripsikannya, tubuh Wonwoo berkeringat sangat banyak, ia bahkan merasakan bahwa luna-nya yang kini mengambil alih tubuhnya, perutnya semakin menggelinjang hebat. Ia menggerakkan kedua kakinya yang tentu saja malah membuat celananya basah. Peluh di pelipisnya keluar begitu saja. Ia begitu gelisah, meremat semua kain yang bisa terjangkau oleh kedua tangannya. Terus seperti itu hingga ia mendengar pintu kamar terbuka.
Ia membuka kedua matanya dan melihat Mingyu yang berdiri di ambang pintu. "Mingyuu..~" Dan saat itu juga ia bisa menghirup feromon Mingyu, apalagi ketika Mingyu berjalin mendekat dan meraih tubuhnya. "Tolong... Eunghh.." Bahkan sentuhan tangan Mingyu di lengannya membuat ia meleguh.
"Aku minta maaf, tapi aku juga tidak akan mengendalikan diriku Wonu." Ucap Mingyu, ia semakin mendekat dengan naik di atas tempat tidur tersebut, meraih kedua tangan Wonwoo dan menguncinya di antara tangannya dan tempat tidur tersebut. Ia menurunkan tubuhnya, melumat bibir Wonwoo dengan rakus, tubuhnya sudah diambil alih wolf-nya. Mingyu benar-benar sudah tidak bisa menahan dirinya.
Ia melumat bibir Wonwoo begitu dalam dengan melesakkan lidahnya ke dalam mulut Wonwoo. Kedua lidah itu saling beradu, lebih intim dan basah dari ciuman keduanya biasanya. Ciuman itu beralih dengan Mingyu yang turun untuk mengecupi wajah dan leher Wonwoo, membuat Wonwoo benar-benar mendesah karena hal itu, apalagi sesapan Mingyu yang begitu kuat dan meninggalkan kiss mark di sana.
Birahi mereka yang sudah tertahan begitu lama akan dikeluarkan hari ini. Entah sampai jam berapa. Mingyu akan memberi dan Wonwoo akan menerimanya.
Berlanjut, tangan Mingyu terlepas dan mulai menggerayangi tubuh Wonwoo, ia masuk ke baju yang Wonwoo gunakan dan merabanya sensual, membuat Wonwoo meleguh kecil. Ia bangkit dan melepas baju yang Wonwoo gunakan, dengan itu, menampilkan tubuh Wonwoo yang begitu polos dan putih, juga seksi, jangan lupa.
Mingyu menurun dan mulai menikmati dada Wonwoo, ia menjilat juga menyesap puting Wonwoo. "Eunghh... Gyuhh.." dan desahan Wonwoo berhasil membuat libido Mingyu naik. Ia semakin turun ke perut Wonwoo, tangannya menarik celana yang digunakan oleh Wonwoo. Kini lidahnya menjilati waist line milik Wonwoo dan menyesapnya. Jangan tanyakan bagaimana Wonwoo sekarang, itu membuatnya tak berhenti meleguh, ia mendongak atas kenikmatan yang ia terima dari suaminya.
Mingyu melepas celana yang digunakan oleh Wonwoo, membuangnya sembarang, ciuman, jilatan dan sesapannya kini berpindah ke paha Wonwoo, semakin turun hingga kaki kiri Wonwoo ia angkat. Ia menciuminya sembari memandangi Wonwoo dari posisinya. Benar-benar pemandangan yang mengalahkan segalanya di dunia ini yang pernah Mingyu lihat dengan kedua matanya.
Ia melihat bagaimana Wonwoo yang meleguh serta menyebutkan namanya, kedua tangannya yang meremas seprei di bawahnya, dadanya yang membusung ketika Mingyu menyesap kulitnya, kepalanya yang mendongak ketika merasakan lidah Mingyu.
Mingyu menurunkan kaki Wonwoo, ia kini memandangi kejantanan Wonwoo, ia meraihnya dan mulai mengurutnya. Mendapat desahan dan tatapan mata yang sayu dari empunya. "Mingyuu.. Ahh.." Dan desahan itu berhasil membuat Mingyu bangkit untuk melepas baju juga celana yang ia gunakan. Menarik paksa dasi dan kemeja putihnya hingga kancingnya berjatuhan. Melepas gespernya. Ia melepas celananya hingga keduanya telanjang bulat tak tertutup apapun.
Ia mendekat dan meraih wajah Wonwoo dan mengelusnya pelan. "Sayang, kau sudah siap?" Tanya Mingyu dan mendapat anggukan kecil dari Wonwoo. Tangan kanan Mingyu kemudian turun dan meraih kejantanan Wonwoo, mengurutnya untuk membuat Wonwoo keluar lebih dulu karena ia tahu bahwa Wonwoo sudah tak bisa menahannya lagi.
Sesudah Wonwoo keluar jari Mingyu ia bawa ke arah pintu lubang anal Wonwoo. Ia secara pelan memasukkan satu jarinya karena tahu ini pertama kali bagi dirinya juga Wonwoo. Ia juga mengungkung Wonwoo dan mengecupi wajah Wonwoo untuk menenangkannya dan mencoba mengalihkan rasa sakit yang ada di bawah.
Wonwoo meraih tengkuk Mingyu, ia meremat rambut belakang Mingyu. Menatap Mingyu dalam dari posisinya. "Mingyuu.. Ahh..."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hari ini aku up dua ya guys, biar nggak kehenti di tengah jalan😌
KAMU SEDANG MEMBACA
my real-alpha
Fiksi PenggemarMINWON • COMPLETED Omegaverse Fanfiction Seorang real-omega bernama Jeon Wonwoo dijodohkan oleh mendiang ayahnya dengan seorang real-alpha bernama Kim Mingyu, sementara dirinya menyimpan perasaan untuk alpha lain. Wonwoo tidak bisa menolaknya, ia ha...