"Heh!"
Kedua gadis tomboy itu acuh dengan teguran tadi dan lebih memilih untuk melanjutkan aksinya yang membobol mading untuk mengambil foto mereka saat basket waktu itu melawan seangkatannya.
"Ngapain manding kalian rusak?!" todong gadis itu. "Aku devisi perpustakaan lho hei Amal Emil ish." kesalnya yang sedari tadi tak di gubris sama sekali oleh kedua gadis tomboy itu.
"Kita desivi keamanan hayoh lho mau apa?" tantang Emil balik menyombongkan devisinya.
Amal terkekeh. "Lagian apaan si Wa, udah mau lengser juga." Amal menambahkan yang sedang berusaha mengambil foto itu.
"Iya dikit lagi Mal cepet gue bantu doa!" antusias Emil ketika Amal yang akan berhasil mencapai targetnya.
"Yes!" decak Amal setelah berhasil mengambil fotonya lalu ia melihat foto yang di print oleh devisi perpustakaan untuk menjadi tontonan santri-santri jika ingin membaca mading.
"Ih bagus juga ya?" Kagum Emil dengan fotonya.
"Ah gue tempel di lemari nanti." ujarnya berniat untuk menjadikan foto yang di curinya dari mading menjadi ia tempel di lemarinya sebagai momentnya bersama anak basket.
"Tau ah." sebal Salwa memilih untuk menghampiri temannya yang sedang menyuci taperware untuk makan malam ini. "Nadia holas?" teriak gadis itu selanjutnya.
"Holas!" sahut Nadia.
(Udah)Lalu kedua gadis itu melewati dua gadis tomboy yang tadi sempat di tegur oleh Salwa.
"Nice eat Wawa Nadia." ujar Amal sambil memberi senyuman manisnya.
"Arab Amal!" peringati Nadia dan berlalu lalang dengan Salwa untuk mengambil makan malam.
Lantas Amal langsung menatap temannya itu. "Eh arabnya selamat makan tuh apasi Mil?"
Emil terdiam sebentar sebelum menjawab. "Gatau gue— oh itu kali marobbuka Mal."
"Oh okay." sahutnya mengerti. "NADIA WAWA MAROBBUKA!" Teriaknya tak tahu malu.
Sontak itu membuat kedua gadis tadi tertawa geli.
"ALLAH AMAL!" serentak keduanya menjawab demikian.
Amal semakin bingung. "Lah kok Allah Mil?"
Emil ikut terkekeh. "Ya lo nanyanya siapa tuhanmu, tolol!"
"Kampret lo nipu gue jir!" lantas Amal memukul gadis itu kesal karena telah menjadikannya orang bodoh yang tak tahu apa-apa. Menyebalkan!
***
Malam ini adalah acara lengsernya para pengurus dan akan di gantikan dengan pengurus yang baru, acara belajar malam di tunda terlebih dahulu karena semuanya di suruh untuk menonton sekalian berkenalan dengan pengurus yang baru.
Selama acara di mulai tampak seluruh santri-santri menikmati acaranya dan banyak juga yang tak menyangka bahwa si a, b, c, dan yang lainnya menjadi devisi yang tak mereka kira.
"Doi lo cantik juga ya Mal kalo lagi berbicara di depan kayak gitu." puji Emil tanpa bismillah.
Amal menatapnya sinis.
Gadis tomboy itu yang merasa di perhatikan oleh temannya lantas menoleh. "Salah ya gue?" tanyanya bingung melihat Amal yang memberi tatapan tak sukanya ketika ia memuji pacar temannya.
"Yang salah itu kalo gue muji Salsa diem-diem Mal, ini kan gue muji dia di depan mata lo." jelasnya.
Amal mendelik tak suka saat ada orang yang memuji kecantikan gadisnya karena dia tak rela jika ada orang yang seperti itu selain dirinya, Salsa hanya boleh cantik di matanya, orang lain gak usah. Cukup egois tetapi itulah sifat pelitnya Amal, berlebihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible [GxG]
Romance[Completed] Amal yang awalnya tidak menyukai Salsa malah menjadi menyukainya gara-gara selalu di jodoh-jodohkan oleh teman-teman sekamarnya. Tidak dengan Salsa, dia malah jijik dengan segala kalimat gadis tomboy itu yang terang-terangan mengungkapka...