37 - Peringatan

2.6K 279 23
                                    

Hari ini ia di suruh untuk menemui calon abang iparnya di kantor, jam istirahat sudah di mulai kini dirinya tinggal berangkat menemui laki-laki itu. Begitu sampai di tempat tujuan, Amal ke meja resepsionis untuk menanyakan seseorang yang di carinya dan dirinya di suruh untuk menunggu di kursi tunggu selagi wanita itu memanggilkan seseorang yang mengajaknya bertemu.

Tak lama laki-laki yang di carinya datang dengan elegan menghampiri gadis tomboy yang sedang menunggunya, Amal yang sadar langsung beringsut dari duduknya dan segera menyapa calon abang iparnya dengan ramah seramah-ramahnya.

"Kata Salsa ada yang mau abang obrolin sama gue, makanya gue dateng ke kantor lo buat mastiin." jelas gadis tomboy itu tanpa di minta penjelasan dari Satya.

"Bener, kita bicarain hal ini di cafe deket sini, lo belum makan siang 'kan?" tanya Satya yang diangguki tegas oleh sang lawan bicara. "Ayo ikut gue." lanjutnya dan berjalan lebih dulu lantas gadis tomboy itu membuntuti.

Begitu mereka sampai di cafe siap saji, keduanya memesan makanannya masing-masing dan Satya memutuskan untuk membicarakan hal yang ingin ia sampaikan setelah mereka selesai makan siang dan itu di setujui oleh Amal.

Keduanya terlihat akrab membicarakan soal pekerjaan dan urusan-urusan kantornya, Satya juga memang menyukai gadis tomboy itu bahkan ia sudah menganggap Amal sebagai adiknya sendiri.

"Kalau gitu selamat ya atas kemenangan lo dan kenaikan jabatan lo di kantor, gue turut seneng." ucap Satya setelah mendengar cerita Amal yang memenangkan tender yang sangat penting untuk perusahaannya dan berkat itu ia pun di naikkan jabatannya.

"Hehe makasih bang, jadi malu." balas Amal seraya terkekeh geli.

Satya hanya menggeleng.

"Oiya bang, by the way jadi apa yang mau lo obrolin sama gue?" tanya Amal selanjutnya.

"Ini soal..., kalian." beritahunya singkat.

Dahi Amal bergelombang kebingungan dengan maksud Satya di kalimat kalian.

"Maksudnya?"

"Lo pacaran kan sama adek gue?"

Dan pertanyaan secara tiba-tiba itu berhasil mengejutkan jantungnya, mata Amal langsung membola.

"Sebenarnya gue udah curiga dari awal Salsa ngenalin lo ke nyokap, bokap dan gue. Ternyata dugaan gue bener setelah ngeliat lo semalem nyium adek gue di teras," Jelas Satya menjeda. "Dari dulu adek gue itu gak pernah yang namanya ngenalin temen-temennya ke kita kecuali si Via, sahabat dia. Lo pasti tau kan Salsa itu gak di bolehin pacaran, dia hanya boleh ta'aruf karena bokap takut Salsa macem-macem kalo di bolehin pacaran ataupun backstreet."

"Dan itu terjadi, lo udah buat dia berani nentang larangan dari kita sebagai keluarganya dan bahkan disini lo itu cuma bawa pengaruh buruk buat adek gue, parahnya dia udah berani ngelanggar larangan dari Tuhannya hanya demi manusia kayak lo." bentak laki-laki itu selanjutnya yang sudah emosi.

Amal tak tahu harus berbuat apa kalau sudah seperti ini.

"Gue minta satu hal, jauhi adek gue kalo lo masih nekad buat deket sama dia, gue gak akan segan buat bunuh lo Mal." peringati Satya tegas.

"Tapi bang, gue beneran cinta sama Salsa sumpah!" yakinnya.

Satya langsung menarik kerah baju gadis tomboy itu dengan emosi yang memuncak. "Lo gak usah ngomongin cinta depan gue!" bentak Satya di hadapan wajah gadis tomboy itu dan di setiap kalimatnya memiliki banyak penekanan.

Lantas Satya mendorong kasar tubuh gadis tomboy itu sampai ia sedikit lebih mundur. "Cinta kalian itu salah, gak usah berharap apa-apa sama yang kalian anggap sebagai cinta itu!" lanjutnya.

"Gue peringatin sama lo, putusin adek gue dan kalo lo gak nurut sama peritah gue, gue pastiin lo gak akan pernah liat Salsa lagi!" setelah mengucapkan hal itu Satya menaruh lembaran uang seratus ribuan di meja lalu pergi meninggalkan gadis tomboy itu.

Amal memijit pelipisnya pening, ia tak sanggup jika harus meninggalkan Salsa.

"AAARRRGGGHHH!"

***

Sudah dua hari ini Amal seperti menjaga jarak dengannya, ia bingung mengapa kekasihnya seperti itu. Setelah pertemuan Amal dan Satya tiba-tiba Amal menjadi seperti ini, sebenarnya hal apa yang mereka bicarakan sampai membuat Amal menjaga jarak dengannya.

Salsa berdecak kesal lalu mengetuk pintu kamar abangnya dengan kesal.

"Bang Satya buka ish aku mau ngomong!" teriak gadis itu kesal dan masih mengetuk pintu kamar abangnya tanpa henti.

Ceklek!

"Apaan si ganggu aja!" ketus laki-laki itu tak suka.

"Abang ngomongin apa kemaren sama Amal?!" tanya Salsa to the point.

Dahi laki-laki itu mengerut bingung. "Emangnya kenapa?"

"Amal jadi ngejaga jarak sama aku tau, nyebelin!" gerutu sang adik.

Satya tersenyum singkat, ternyata gadis tomboy itu menuruti perintahnya. "Kok salahin abang sih? Kamu tanya dia lah, kan dia yang ngejaga jarak sama kamu bukan abang." ujar Satya setelah berpikir sebentar.

Salsa terdiam sebentar sebelum berujar. "Awas ya kalo abang boong sama aku, aku bakal benci sama abang!" setelah mengatakan kalimat itu Salsa pergi ke lantai atas dimana letak kamarnya berada.

Satya meratapi kepergian adiknya itu lalu menghela napas kasar. "Bajingan!" umpatnya. "Dia emang bawa pengaruh buruk buat Salsa!" geramnya.

Sedangkan di kamar gadis itu ia terus menerus menggerutu tentang sikap Amal yang berubah.

"Amal ih kenapa sih lo jadi beda gini? Gue buat kesalahan apa 'hah?!"

"Kalo gak ada yang mau lo omongin lagi udahan ya telfonannya, bye gue ngantuk."

Tut...

"HALOOO AMAL!"

Salsa berdecak kesal, ia heran mengapa gadis tomboy itu kini tidak seperti biasanya. Dulu ia selalu manja ingin di temani tidur olehnya dan selalu meminta cium bunyi sebelum telfon berakhir tetapi sekarang boro-boro karena yang ada Amal mematikan telfonnya duluan dan beralasan ingin tidur padahal biasanya mereka tidur jam tengah malam sedangkan sekarang baru jam 11 malam.

Lantas Salsa menelfon sahabatnya karena hanya dengan dia lah gadis itu mencurahkan semua isi hatinya tentang kekasihnya.

"Hallo Sal, ada apa malem-malem gini nelfon gue, tumben-tumbenan."

"Lo lagi sama Emil gak?" tanya gadis itu to the point.

"Iya nih, kenapa emang?"

"Lo suruh Emil tanya ke Amal dong, soalnya udah dua hari terakhir ini dia kayak ngejaga jarak gitu sama gue Vi. Gue gak tau lagi harus ngapain, dia berubah banget sikapnya sama gue." Salsa menghembuskan napas kasarnya.

"Oya? Nanti gue suruh Emil buat tanyain itu ya, lo tenang aja gak usah cemas okay?" Balas Via menenangkan suasana hati sahabatnya itu.

Salsa mengangguk refleks. "Makasih ya Vi."

"Yaudah mending sekarang lo tidur nanti gue kabarin lagi soal ini."

"Makasih ya Vi sekali lagi." balas Salsa lesu.

"Iya sayang sana tidur pasti lo capek good night babe."

"Night too, bye."

Dan panggilan pun terputus, gadis itu merebahkan tubuhnya di ranjang, menatap langit-langit kamarnya sendu. Di pikirannya tak berhenti memikirkan gadis tomboy itu.

"Aku kangen sama kamu Mal."

***

#MenolakHappyEnding 😜💃

Impossible [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang