45 - Damai

2.5K 296 29
                                    

"Yah, Amal salah apa sih?" tanyanya frustrasi. "Tolong lepasin saya dong Om!" katanya sembari memegang tangan sang polisi yang baru saja menjebloskannya ke penjara.

Isan menghela napas berat, dia tahu siapa dalang dari semua ini.

"Ayah ah!" kesal Amal kemudian karena Ayahnya tak melakukan apapun ketika polisi memutuskan untuk memasukannya ke penjara. "Amal baru keluar dari penjara rumah sakit Yah, sekarang Amal malah harus masuk lagi ke penjara, yang beneran gini lagi ihhh."

"Padahal seinget aku, aku nggak pernah culik orang Yah." celotehnya yang terus menerus tanpa henti.

"Ayah percaya sama kamu Amal," ujar Isan akhirnya membuka suara. "Kamu nggak akan sampai 24 jam disini, percaya sama Ayah."

Dahinya bergelombang. "Ayah mau kemana?"

"Ada urusan yang harus Ayah selesaikan, Ayah pamit, kamu baik-baik disini ya."

Amal meratapi kepergian sang ayah dengan perasaan tak rela, Bunda nya tidak kesini karena ia pingsan saat tahu Amal harus di penjara.

"Gini amat nasib lo Mal." katanya pada dirinya sendiri sambil memanyunkan bibirnya.

***

Tok... Tok... Tok...

"Maaf Tuan, anda cari siapa ya?"

Namun pertanyaan itu tak di indahkan oleh sang tamu karena dia kini memutuskan untuk langsung masuk ke rumah besar tersebut tanpa izin dari sang penghuni.

Ia pun langsung mendudukan pantatnya di sofa ruang tamu.

"Tuan anda—"

"Panggilkan majikanmu suruh kemari, waktu saya tidak banyak!" titahnya memotong ucapan art itu sambil melihat jam tangannya sekilas.

Tanpa banyak bicara lantas ia memanggilkan tuan dan nyonya nya untuk memberitahu jika ada seseorang yang main masuk begitu saja ke dalam rumahnya. Sontak mereka berdua cepat menemui seseorang itu yang tidak sopan karena main masuk ke rumahnya tanpa izin.

Pria paruh baya itu melotot saat tahu tamu tak di undang itu adalah ayah dari anak yang membuat anaknya sampai saat ini terus mengurung diri di dalam kamar tanpa mau makan sesuap pun.

"Sayang, lebih baik kamu bujuk Salsa ke atas ya, biar dia aku yang urus." katanya.

"Kamu kenal dia Mas?" tanya sang istri ragu, Sam pun mengangguk pelan.

Mau tak mau kini Wulan hanya bisa menuruti perintah suaminya, dan lagi ia khawatir dengan keadaan anaknya yang sudah tiga hari mengurung diri di kamar dan tak mau makan.

Kemudian Sam menghampiri seseorang itu yang anteng duduk sambil memainkan handphone-nya.

"Ekhem." deham Sam agar mengalihkan atensi seseorang itu, dan cara itu berhasil membuat seseorang itu menoleh.

"Ah, ternyata anda, silahkan duduk." ucapnya seperti tuan rumah padahal jelas-jelas disini Sam lah yang seharusnya mengucapkan kalimat itu padanya.

Tapi, karena tak mau berdebat Sam pun akhirnya duduk di single sofa.

"Apa maksud anda mendatangi rumah saya dengan cara tidak sopan seperti ini." ketus Sam menatap tajam seseorang itu.

Isan pun tertawa kecil lalu memberikan sebuah flashdisk. "Hanya ingin memberi ini, tidak ada maksud lain, Sam."

"Apa itu?"

Lagi Isan tersenyum. "Anda bisa melihatnya sendiri."

Sam pun memanggil anak laki-lakinya itu untuk datang kemari bersama laptopnya, tak lama Satya datang dan langsung mengecheck isi falshdisk atas perintah papanya.

Impossible [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang