39 - Mie Instan

2.5K 296 11
                                    

Aku terbangun dari tidurku, perlahan aku mengucek-ucek mataku serta menggeliat sebentar. Kini aku tersenyum saat melihat seseorang yang ada di sampingku dan tengah memelukku sekaligus tangannya yang semalaman ia pinjamkan untuk menjadi bantal pengganti.

Cup!

Sepertinya sekarang tidurnya terusik setelah aku memberi ciuman kilat tepat di bibirnya.

Tiba-tiba kekasihku memelukku erat sampai membuatku pada akhirnya menenggelamkan wajahku di dadanya.

"Ishhh Amal bangun!" pintaku yang kesal karena Amal malah betah dengan posisi kami yang seperti ini.

"Ah, gamau, lo tadi udah ganggu waktu tidur gue jadi sekarang harus di hukum." katanya mulai meregangkan pelukannya.

"Di hukum apaan coba?" kutanya bingung dan pertanyaanku terjawab ketika kekasihku yang tiba-tiba naik ke atas tubuhku.

Cup!

Aku memejamkan mataku saat Amal yang tiba-tiba langsung mempertemukan bibir kami, tangan nakalnya pun tak tinggal diam dan memilih untuk memainkan kedua payudaraku dengan penuh nafsu.

Bahkan aku meringis karena gadis tomboy itu terlalu kasar memainkannya.

"Ahh... Amal, kamu mau perkosa aku lagi?"

Mendengar hal itu kini pacarku menghentikan kegiatannya dan menjadi menatapku.

"Perkosa?" bingungnya.

"Iya, yang kayak semalem kamu lakuin."

"Nggak sayang, ini tuh bukan pemerkosaan." jelasnya. "Tapi ini namanya hukuman indah dari Amal." setelah berucap demikian kini ia kembali mempertemukan bibir kami, aku memejamkan mataku.

Aku pasrah, terserah apa katanya.

Pada akhirnya tubuhku kembali di buat naked oleh gadis tomboy hidung belang itu yang sayangnya dia adalah kekasihku sendiri.

***

Garis lengkungku terangkat setelah selesai mengatur semuanya, aku mendudukan pantatku di kursi meja makan. Kini aku hanya tinggal menunggu kekasihku pulang, pasti nanti dia akan senang jika melihat ini semua.

"Assalamu'alaikum sayangku." salamnya yang terdengar dari ruang tamu, lantas aku langsung bangkit untuk menghampirinya.

"Waalaikum salam sayang, kamu udah pulang?" tanyaku yang mulai membantu membuka jas serta dasinya.

Amal tersenyum lembut lalu mengecup keningku manis, aku balas tersenyum untuknya. "Enak banget ya punya istri yang idaman kayak kamu gini."

Aku terkekeh menanggapinya. "Kamu pasti laper, aku udah masakin buat kamu lho, ayo!" kataku sambil menuntunnya ke dapur setelah meletakan jas serta dasinya di sofa.

Amal menurut saja dan aku menyuruhnya untuk duduk lalu Amal melihat makanan yang tadi sempat kumasak, ia terdiam lalu menatapku sebentar.

Senyumanku perlahan hilang ketika melihat raut wajahnya yang tak antusias dengan apa yang aku masak. "Kenapa? Kamu nggak suka ya?" tanyaku kecewa.

"Minta nasinya." ucapnya tiba-tiba.

"Hah?"

"Aku laperrr sayang minta nasinya dong." pintanya sambil menyodorkan piring, lalu aku mengambilkannya dan menyajikan nasi ke piring itu.

Amal menerimanya lalu mulai mengambil lauk yang kumasak tadi, ia tersenyum senang lalu mulai menyupkan suapan pertamanya. Matanya merem melek setelah mencoba rasa masakanku.

"Ini enak banget lho Sal!" beritahunya kemudian.

Namun kini aku merasa dia hanya mencoba untuk menghiburku.

"Boong banget!"

Amal menatapku heran. "Ini emang enak sayang, aku nggak boong."

"Maafin aku ya, cuma bisa masakin kamu mie instan." ujarku malu.

Amal menghela napas panjang. "Dengerin ya sayang, menurut aku restoran mahal mana pun akan kalah sama masakan kamu, percaya deh. Ini tuh mie terenak yang pernah aku makan sepanjang masa, nanti masakin lagi ya, aku syukaaaa banget!"

Kutatap dirinya yang kini memberiku senyuman termanisnya, aku ikut tersenyum melihatnya.

"Ayo dong kamu juga makan, temenin aku." pinta kekasihku selanjutnya.

Aku pun mengangguk menurut, kami berdua mulai makan malam bersama di kontrakan sederhana yang di sewa selama setahun oleh kekasihku, iya benar. Malam itu aku menyetujui ajakan dari kekasihku untuk kabur dari rumah dan kota tempat tinggal kami.

Lebih memilih hidup berdua dengannya dalam kontrakan sederhana ini, aku bahagia, sangat bahagia terlebih kini ada Amal di sampingku. Gadis tomboy itu selalu berhasil menciptakan kebahagiaan dalam kesederhanaan dan itu mampu membuatku nyaman berada di dekatnya.

Setelah acara makan malam kami selesai, aku merapikan semuanya serta mencuci piring kotor. Begitu semuanya selesai aku kembali menghampiri pacarku yang tengah minum, aku duduk di sampingnya lalu ia menatapku.

Refleks ibu jariku mengelap sisa air minum di sudut bibirnya, Amal tersenyum lalu gadis tomboy itu mendekat.

Cup!

"Ih dasar!" kesalku yang tiba-tiba mendapatkan kecupan mendadak darinya.

"Hehehe." cingir Amal. "Abis gemesin banget sih lo!"

"Ck, mandi sana. Lo bau!"

Amal membelalakan matanya lalu mencium bau badannya. "Ih iya anjir kok bau ya."

Aku menatapnya geli. "Ya iyalah, udah sana cepetan lo mandi, tadi gue udah siapin handuk sama air panasnya."

Maka kini Amal menatapku haru. "Ish cewek gue pengertian banget sih hmmm." gemasnya seraya menguyel-nguyel pipiku.

Aku memasang wajah cemberut sembari memegang tangannya.

"Yaudah, gue mandi dulu ya." putusnya yang kuangguki sebagai respons. "Oiya Sal, gue ..." namun ia menjeda ucapannya untuk mengambil napas panjang, kini Amal menunduk sejenak.

"Ada apa Mal?" kutanya khawatir. "Lo kenapa?"

Kini gadis tomboy itu menatapku seperti ingin menyampaikan sesuatu, namun dirinya seperti merasa tak enak jika mengatakan hal yang ingin ia bicarakan.

"Ngomong aja Mal, gapapa." beritahuku seraya mengusap rahang tegasnya, ia menyentuh tanganku yang sedang berada di rahangnya.

Amal menghela napas beratnya. "Maafin gue ya, gue belum dapet kerjaan sampe sekarang." beritahunya merasa bersalah, aku tersenyum hangat untuk menanggapinya.

Lalu aku membawa jemarinya untuk kugenggam. "Gapapa sayang, yang penting lo udah berusaha, mungkin sekarang belum rezekinya."

Amal menatapku lalu tersenyum hangat dan meminta aku untuk memeluknya, aku pun dengan senang hati memberikan apa yang dia mau.

"I love you my wife." katanya di sela pelukan kami.

"Too husband!" balasku yang nyaman berada di dekapan kekasihku ini.

"Ishhh pake kepunyaan dong Sal!" rajuknya yang membuatku terkekeh dalam dekapannya.

"I love you more my beautiful husband!"

Lantas kami berdua tertawa setelah aku mengucapkan kalimat itu.

***

/Tbc

Impossible [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang