46 - Menikah

6.1K 324 56
                                    

Amal POV
--------------

Ini mungkin bisa kusebut hari tersial nasional, menyebalkannya setelah pulang dari rumah sakit aku malah di tuduh atas kasus penculikan padahal aku menculik saja sama sekali tidak pernah.

Huft...

Tetapi, untungnya Ayahku cepat membebaskanku setelah selesai dari urusannya tadi yang entah apa urusannya, aku tidak tahu.

Pulang ke rumah aku langsung di sambut oleh Bunda, dia memelukku erat sembari menangis, aku balas memeluknya sambil tersenyum. Maafkan Amal Bunda karena telah membuat Bunda khawatir dan pingsan tadi.

Setelah itu aku di pinta untuk ke kamar dan istirahat, sungguh badanku rasanya lelah dan butuh kasur untuk mengchargernya.

Tiba di kamar, aku langsung menjatuhkan tubuhku ke kasur. Rasanya begitu menyenangkan, tetapi ketika sedang sendiri dan melamun seperti ini, aku tiba-tiba jadi teringat dengan gadisku.

"Lagi apa ya dia?"

"Mikirin gue nggak ya?"

"Sal gue kangen tau, ketemuan yuk?"

"Lo harus tau Sal, gue udah sembuh dan baru keluar dari rumah sakit."

"Dan gue juga mau ceritain kejadian tadi, aneh banget masa, tiba-tiba gue di masukin ke penjara gara-gara nyulik orang."

"Padahal perasaan gue nggak pernah tuh nyulik orang, tu polisi emang rada-rada ya."

"Argghhhh!" kesalku tiba-tiba karena terus berceloteh sendiri.

Aku merindukan gadisku, mengapa bang Satya tidak merestui hubunganku dan adik cantiknya itu? Sampai ia ingin membunuhku kemarin, aku tahu tindakanku kemarin sangat nekad dengan membawa Salsa kabur dari rumah.

Dan mungkin maka dari itu bang Satya murka sampai berani menembakku dengan senjata apinya.

***

Drett... Drett...

Aku mencari keberadaan handphone-ku yang sedari tadi bergetar terus menerus.

"Anjing ah mana sih?!"

Setelah dapat lantas aku langsung beranjak memposisikan untuk duduk.

"SIAPA SIH LO ANJENG GANGGU BANGET!" bentakku kesal lalu ketika aku ingin memutuskan panggilannya ternyata seseorang di seberang sana adalah temanku.

"Woi tolol ini gue Emil!"

Lalu, aku kembali mendekatkan handphoneku ke telinga. "Apaan?" sahutku malas sambil menguap.

"Lo udah baikan?"

"Kenapa?"

"Gue ada kabar penting yang musti lo tau." beritahunya cemas.

"Gak ada yang penting bagi gue sekarang."

"Tapi ini soal cewek lo Mal."

Aku terdiam untuk mendengar ucapan selanjutnya.

"Hari ini acara pernikahan dia dan gue harap lo dateng, ini mungkin menyakitkan bagi lo tapi apa lo gak mau ngeliat dia diacara bahagia dia sekarang?"

Tanganku bergetar mendengar kabar ini, bagaimana bisa Salsa menikah secepat ini di keadaanku yang baru sembuh setelah di tembak oleh abangnya kemarin. Jika aku datang ke sana sekarang apa aku sanggup melihatnya di nikahi oleh orang lain dan bukan olehku?

Aku tidak siap melihatnya bersanding dengan pria lain.

"Mal lo masih disitu 'kan?"

Aku menghembuskan napas kasar dan menghapus air mataku yang sempat terjatuh. "Okey, gue one the way kesitu sekarang."

Impossible [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang